Mahasiswi UBL Tewas Misterius - Kapolresta Imbau Masyarakat Hindari Wilayah Sepi

Biasanya waktu jambret dilakukan pada saat kegiatan ekonomi berlangsung seperti orang mau pulang kerja, pulang kantor, dan berbelanja.

Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
tribun lampung/riza
Seorang mahasiswi Universitas Bandar Lampung (UBL) Retina ditemukan tergeletak di Jalan Gatot Subroto, tepatnya di turunan Garuntang, setelah Hotel Novotel, Rabu (25/10) sekitar pukul 18.00 WIB. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Masyarakat di wilayah hukum Bandar Lampung diimbau agar tidak berpergian sendirian dan menghindari wilayah-wilayah yang sepi dalam rangka mengantisipasi terjadinya kasus penjambretan.

Hal ini berkaca dari Insiden yang merenggut nyawa mahasiswi Universitas Bandar Lampung (UBL), Retina Ratni (19). 

Hingga kini kematiannya masih misterius. Keluarga menduga Retina menjadi korban jambret. Di sisi lain, polisi menyebut dugaan sementara Retina adalah korban kecelakaan lalu lintas.

"Ya lebih baik hindari bepergian sendirian atau ke tempat-tempat sepi karena itu menjadi tempat strategis bagi para pelaku untuk menjalankan aksi menjabret mereka," unkap Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Murbani Budi Pitono, saat diwawancara, Jumat malam.

Rata-rata lokasi penjambretan terjadi di daerah-daerah yang sepi, sambung Murbani, dikarenakan pelaku akan lebih leluasa dan dapat mobilitas dalam kecepatan tinggi dalam melancarkan aksinya.

Biasanya waktu jambret dilakukan pada saat kegiatan ekonomi berlangsung seperti orang mau pulang kerja, pulang kantor, dan berbelanja.

"Jadi kalau waktunya memang gak tertentu. Bisa saja misalnya waktu sore seperti orang pulang kantor atau pada waktu malam saat orang pulang kerja. Nah, titik-titik penjambretan itu seperti di Jl. Sultan Agung, Jl. Gatot Subroto, dan Jl. Worten Monginsidi, dengan modus biasanya pelaku mengikuti dari belakang dan rebut tas korban," terangnya.

Masyarakat luas, oleh karenanya diminta agar betul-betul mewaspadai pada saat melaksanakan aktivitas dan kalau ada yang mencurigakan segera melapor ke aparat kepolisian terdekat serta jika ada kejadian langsung melapor supaya cepat ditangani.

"Untuk data ada tapi belum mengalami penurunan dalam tiga bulan terakhir, dan tidak setinggi dulu jumlah totalnya. Namun dari jumlah tersebut yang sudah berhasil terungkap sekitar 60-70 persen," tukasnya. (eka)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved