Kenapa Kita Lebih Mudah Menyebarkan Berita Hoax di Facebook? Begini Jawaban Penelitiannya
Kenapa Kita Lebih Mudah Menyebarkan Berita Hoax di Facebook? Begini Jawaban Penelitiannya
Meski ada perbedaan yang sangat menonjol dalam jumlah pembaca antara berita ilmiah dan berita konspirasi, tetapi para pengguna Facebook memiliki kesamaan dalam mengonsumsi berita ilmiah dan berita konspirasi.
Keduanya mendapatkan jumlah reaksi suka yang sama untuk setiap komen dan jumlah komen yang sama untuk setiap artikel yang di-post ulang.
Lalu, setiap post yang diunggah juga memiliki periode distribusi yang sama, yaitu periode antara komentar pertama dan terakhir.
Namun, para peneliti menemukan satu perbedaan yang sangat mencolok: para pembaca berita konspirasi cenderung lebih sering berbagi dan menyukai sebuah posting-an dibanding pembaca berita ilmiah mainstream.
Hal ini mencerminkan adanya keinginan yang lebih besar untuk menyebarkan informasi berbasis konspirasi daripada berita ilmiah yang relevan.
Setelah mempelajari bagaimana pengguna Facebook mengonsumsi berita, Bessi dan rekannya mempelajari pengguna Facebook yang dibagi menjadi dua kelompok, pembaca berita konspirasi dan pembaca berita ilmiah mainstream.
Baca: Ingin Makan-makan di Bawah Laut? Coba Deh ke Restoran Ini
Namun, ada yang menarik dengan bagaimana pembaca bereaksi terhadap sebuah pemberitaan yang memiliki sifat berseberangan.
Pembaca yang mengikuti berita konspirasi cenderung tidak terlibat dengan berita ilmiah dan lebih berfokus untuk menyebarkannya, sedangkan konsumen berita ilmiah akan cenderung berkomentar di halaman konspirasi.
"Penjelasan untuk perilaku seperti ini adalah kelompok pertama ingin menyebarkan isu-isu yang dilupakan oleh media konvensional, sedangkan kelompok kedua ingin menghambat penyebaran berita konspirasi," ujar Bessi.
Lalu, seperti yang telah Anda duga, pengguna Facebook cenderung berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki pemahaman sama dengan diri mereka sendiri.
Inilah mengapa teori konspirasi bisa terus berlanjut, meski ada banyak bukti yang berseberangan.
Penemuan ini juga turut didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa seseorang akan cenderung mengikuti dan mempercayai hal-hal yang mendukung kepercayaannya sendiri.
Dengan kata lain, jika Anda telah mempercayai teori konspirasi, maka Anda akan cenderung mempercayainya sampai masa depan.
Sama halnya jika Anda secara terus-menerus membaca berita ilmiah mainstream, Anda akan terus mempercayainya di masa depan.
Penelitian ini telah dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences. (Kompas.com/Gloria Setyvani Putri)
Artikel ini telah dipublikasikan di Kompas.com dengan judul "Inilah Cara Orang Mengonsumsi Teori Konspirasi di Facebook"