Liputan Khusus Tribun Lampung
Upah Guru Honor di Bawah UMP, Sukri Jual Keripik Singkong Tiap Akhir Pekan
Dibanding angka itu, ternyata, upah guru honor di bawah UMP. Kisah-kisah miris para guru honor pun bermunculan di Lampung.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Ridwan Hardiansyah
Dalam seminggu, Sukri mengajar sebanyak 21 jam.
Sehingga, penghasilan yang ia terima dalam sebulan adalah hasil perkalian dari 21 jam dikali Rp 27.500, yakni sebesar Rp 577.500.
"Itu masih ditambah uang transportasi Rp 25 ribu per hari. Dalam satu minggu, saya dapat jatah mengajar lima hari," terang Sukri.
Jual Makanan Ringan
Sejak pertama kali menjadi guru honorer pada 2012, hingga lima tahun berselang pada saat ini, Her mengaku sama sekali tidak bisa menabung.
Lantaran, upah guru honor di bawah UMP yang ia terima, selalu habis untuk memenuhi kebutuhan pokoknya, berupa pangan dan transportasi.
Baca: Kereta Babaranjang Melintas, Kemacetan Capai 500 Meter
Baca: Dijual Lebih Murah, Samsung Jepang Beredar di Lampung
"Saya masih tinggal sama orangtua, belum berkeluarga. Sejauh ini sih, ya dicukup-cukupkan. Ke depannya, saya belum tahu," tutur Her.
Selama menjadi guru, Her mengatakan, ia beberapa kali mencoba peruntungan dengan melamar pekerjaan di perusahaan swasta.
Namun, usahanya tersebut belum juga membuahkan hasil.
"Mungkin karena jurusan saya Spd, jadi susah mau diterima kerja di swasta," ungkap Her.
Sementara, Sukri memilih untuk mencari penghasilan tambahan guna menghidupi istri dan dua anaknya.
Sukri mendapat penghasilan tambahan dengan menjual makanan ringan, dari satu warung ke warung lain.
"Istri saya juga guru honorer di TK. Sebulan terima Rp 250 ribu. Penghasilan kami tidak cukup kalau tidak mencari tambahan. Makanya, Sabtu saya ngampas keliling, jual makanan ringan seperti keripik singkong. Saya kirim ke warung-warung," papar Sukri.