"Aliansi Mahasiswa Sambut Jokowi" Desak Pemerintah Hentikan Impor Beras
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sambut Jokowi menggelar aksi damai.
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BENI YULIANTO
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Sambut Jokowi menggelar aksi damai di pintu masuk jalan tol trans Sumatera ruas Sabah Balau, Jatiagung, Lampung Selatan, Minggu (21/1/2018).
Mereka menyuarakan tuntutan kepada Presiden Joko Widodo yang dijadwalkan datang ke Lampung untuk meresmikan jalan tol trans Sumatera ruas Bakauheni-Terbanggi Besar.
Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Lampung M Fauzul Adzim menjelaskan, Presiden Jokowi telah mencantumkan kedaulatan pangan sebagai program prioritas dalam Nawacita.
"Presiden Jokowi menargetkan swasembada sejumlah komoditas pangan strategis seperti padi, jagung, kedelai, dan gula bisa terlaksana dalam tiga tahun," ujarnya melalui rilis.
Namun, kata Fauzul, pemerintah sampai sekarang belum bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. Hal ini, sambung dia, terlihat dari ketergantungan Indonesia terhadap impor seperti beras.
"Kebijakan pemerintah mengimpor 500 ribu ton beras pada akhir Januari ini di tengah kondisi menjelang panen raya di berbagai wilayah Indonesia justru menunjukkan bahwa pemerintah tidak serius melaksanakan program kedaulatan pangan," ujarnya.
Atas dasar hal tersebut, pihaknya menyampaikan beberapa poin pernyataan sikap. Di antaranya, menyatakan bahwa kebijakan impor beras saat ini tidak tepat waktu.
"Sebab, petani hendak memasuki panen raya. Kebijakan impor beras tidak perlu karena tidak membantu situasi mahalnya harga beras. Kami menolak rencana impor 500 ribu ton beras oleh Kementerian Perdagangan," kata Fauzul.
Pihaknya juga menuntut pemerintah segera melaksanakan pemberantasan segala bentuk pengendalian dan permainan mafia pangan yang mengakibatkan tidak stabilnya harga beras.
