Pengamen Angklung Bikin Pengendara Betah Lama-lama di Lampu Merah, Simak Kisahnya
Aksi mereka menjadi daya tarik tersendiri bagi pengendara yang berhenti ketika lampu lalu lintas berwarna merah.
Penulis: andreas heru jatmiko | Editor: nashrullah
"Tapi kami kan ini saudara semua jadi pas kumpul kadang ngobrol dan latihan di rumah sembari minum kopi," ujar warga Gudang Lelang, Telukbetung Selatan itu.
Baca: Mantan Napi Pemilik 100 Gram Sabu dan 7.300 Pil Ekstasi Pura-pura Bego di Depan Hakim
Anggota Anugerah Angklung lainnya, Evan mengatakan, alat musik tersebut sengaja dipesan dari Bandung, khususnya yang angklung.
Sementara alat musik yang lain dibuat dan dikreasikan sendiri.
Rata-rata lagu yang mereka nyanyikan adalah lagu dangdut atau dangdut koplo, seperti Perahu Layar, Keramat.
Baca: Tidak Terima Ibunya Dituduh Maling Cangkul, Pemuda Bacok Tetangga Pakai Samurai
"Sementara untuk lagu yang nggak bisa dimainkan angklung jelas lagu aliran jazz. Pernah mainkan tapi tempo dan lainnya nggak ketemu, " kata Evan.
Evan menceritakan, jika hujan jelas tidak bisa bermain, cuaca panas pengendara juga tidak mau memberi.
"Kalau hujan jelas nggak main atau yang kasih sedikit, kalau panas banget juga orang nggak mau kasih, karena kebanyakan yang kasih uang yang naik mobil. Kalau penghasilan rata-rata, ramai sekitar Rp 700 ribu kalau sepi ya Rp 300 ribu per hari, nanti dibagi rata," kata Evan.
Baca: Prodi Manajemen dan Farmasi Favorit di Lampung, Peminatnya Ribuan Orang
Evan menuturkan, setiap hari mereka bermain angklung di dekat lampu merah Jalan Cut Mutia, mulai pukul 09.00 hingga 16.00 WIB.
"Lagu itu kuncinya di angklung dan drum. Kalau nada angklung salah atau flas jangan berhenti tapi lanjut aja ditutup drum dan bedug. Makanya feeling dan chemistry harus jalan. Sambil main sembari latihan lagu baru. Untuk tarif jika diminta main per jam Rp 500 ribu, tapi kalau satu hari Rp 3,5 juta," tutup Evan.(*)