Pilgub Lampung 2018

Mengintip Posko 4 Cagub-Cawagub Lampung: Gedung Putih hingga Rumah Mewah

Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Lampung memiliki markas besar yang menjadi dapur tim pemenangan.

Penulis: Beni Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
Tribun Lampung/Beni Yulianto
Gedung Putih, posko utama pasangan cagub-cawagub Lampung nomor urut 2 Herman HN-Sutono, di Jalan Way Ngarip, Pahoman, Bandar Lampung. 

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BENI YULIANTO

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Empat pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Lampung memiliki markas besar yang menjadi dapur tim pemenangan masing-masing.

Di tingkat provinsi, posko pemenangan utama pasangan calon mulai dari rumah mewah sampai kantor partai pengusung.

Ada ciri tersendiri dari posko-posko tersebut.

Pasangan calon Herman HN-Sutono dan Arinal Djunaidi-Chusnunia, misalnya. Mereka memilih tidak memasang banner atau baliho di posko, meskipun Komisi Pemilihan Umum membolehkannya.

Berbeda dengan pasangan petahana M Ridho Ficardo-Bachtiar Basri dan Mustafa-Ahmad Jajuli yang memasang banner besar, sehingga terlihat mencolok.

Posko mereka juga punya nama khusus.

Herman-Sutono memiliki sebutan Gedung Putih untuk posko utama di Jalan Way Ngarip, Pahoman, Bandar Lampung. Mirip Istana Presiden Amerika Serikat, posko pasangan calon nomor urut 2 ini dominan berwarna putih.

Liaison officer atau penghubung Herman-Sutono, Deddy Amrullah, mengungkapkan, seperti posko umumnya, Gedung Putih menjadi tempat meramu strategi pemenangan.

"Posko pemenangan utama di Gedung Putih, depan TVRI Pahoman, itu tempat rapat. Tapi, tidak setiap hari kami rapat di Gedung Putih. Pada masa kampanye ini, lebih banyak turun ke bawah," katanya, Selasa (10/4/2018).

Mengapa sebutannya Gedung Putih? Dedy mengungkapkan, awalnya sebutan posko utama itu adalah Pahoman Jaya.

Namun, karena kata "Jaya" identik dengan pasangan calon lain, yaitu Arinal-Nunik, mereka mengubahkan menjadi Gedung Putih.

"Karena ada istilah Jaya di paslon lain, jadi kami ubah Gedung Putih, sesuai warna dominan gedung," ujarnya.

Pasangan calon nomor urut 3 Arinal-Nunik memiliki posko utama di Jalan Gatot Subroto, tepatnya samping Hotel Novotel, Bandar Lampung.

Poskonya berupa rumah mewah yang sempat masuk situs jual beli rumah. Pada tahun 2016, ketika iklan penjualan rumah ini terunggah, harganya mencapai Rp 15 miliar.

Ketua Tim Kerja Arinal-Nunik Tony Eka Chandra mengungkapkan, seorang pengusaha telah membeli rumah tersebut. Kemudian, rumah itu dijadikan kantor usaha Tony, yang selanjutnya dipinjamkan kepada tim Arinal-Nunik sebagai posko.

"Semua aktivitas kampanye kami atur dari sini. Rapat koalisi partai juga di sini," kata Tony.

"Ini dipinjamkan. Kami hanya bayar (gaji) karyawan, seperti satpam, office boy. Mereka bekerja sesuai jam kerja, dibagi shift siang dan malam," jelas ketua Badan Pemenangan Pemilu DPD I Partai Golkar Lampung itu.

Posko utama ini tanpa plang maupun baliho besar. Pintu gerbang utama nyaris selalu tertutup. Hanya terbuka saat ada yang masuk dan keluar, khususnya rapat besar tim kerja.

Tak heran, rumah mewah itu sempat dikira tempat kampanye terselubung.

"Pernah ada yang datang, pengawas lapangan. Mereka masuk dan memfoto beberapa bagian rumah. Setelah kami tunjukkan SK (surat keputusan) posko pemenangan dan sudah ditembuskan ke KPU dan Bawaslu, mereka baru paham," ujar Tony.

Kantor Demokrat dan Rumah Kece

Pasangan calon nomor urut 1 M Ridho Ficardo-Bachtiar Basri memilih posko utama di kantor DPD Partai Demokrat Lampung. Di halaman kantor Jalan P Emir M Noer, Telukbetung Utara, Bandar Lampung, ini bertabur baliho Ridho-Bachtiar.

LO Ridho-Bachtiar, Levi Tuzaidi, menjelaskan, posko utama sengaja bertempat di kantor Demokrat. Alasannya, karena ketua tim pemenangan tak lain Sekretaris DPD Partai Demokrat Lampung Fajrun Najah Ahmad. Fajar, sapaan akrabnya, rutin berkantor di sini, sehingga memudahkan koordinasi tim pemenangan.

Levi mencontohkan ketika Fajar menerima dukungan dari berbagai kelompok masyarakat hingga partai pendukung seperti Partai Solidaritas Indonesia, Partai Bulan Bintang, dan Partai Persatuan Indonesia.

"Perencanaan kegiatan di lapangan dirapatkan dulu di kantor DPD. Semua partai koalisi juga berkoordinasi di posko ini," kata Levi.

Pasangan Mustafa-Ahmad Jajuli menyebut posko mereka sebagai Rumah Kece. Beralamat di Jalan HOS Cokroaminoto, Rawa Laut, Bandar Lampung, tepat di pertigaan SMA Arjuna. Dari jauh, banner besar sekitar 8 meter terlihat mencolok.

Ketua Bappilu DPW Partai NasDem Lampung yang juga LO Mustafa Aja, Edwin Hanibal, menjelaskan, selain posko utama ini, ada juga Rumah Kece lainnya yang terdaftar resmi di KPU, yaitu di Jalan Rasuna Said.

"Ini dua tempat, selain kantor partai koalisi tingkat provinsi. Teman-teman di kabupaten/kota juga membentuk posko dan melapor ke KPU," ujarnya.

Rumah Kece menjadi tempat diskusi tim pemenangan. Edwin mencontohkan, sebelum Jajuli mengikuti debat kandidat perdana pada 7 April lalu, koalisi partai menggelar rapat bersama.

"Untuk rapat koalisi biasa, di Rumah Kece di Rawa Laut. Tapi untuk acara tertentu, di Rasuna Said. Seperti saat akan mengikuti debat kandidat kemarin, kami rapat dulu di Rasuna Said," kata Edwin.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved