Liputan Khusus Tribun Lampung
Miris! Demi Uang Ratusan Ribu, Para Remaja di Bandar Lampung Bertaruh Nyawa di Arena Balap Liar
Di Kota Tapis Berseri, salah satu arena favorit bagi para pebalap liar yaitu trek lurus di Jalan Sultan Agung.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: nashrullah
TNG pun mengungkapkan, balap liar tidak bisa lepas dari ajang taruhan.
Menurutnya, untuk perorangan nilai taruhannya kecil, hanya ratusan ribu rupiah.
Baca: Tragis! Gedung Walet Ambruk Timpa Siswa SMP Saat Berlatih Gamelan, Tujuh Orang Tewas
"Tapi kalau sudah janjian dan yang membawa bengkel maka taruhannya bisa sampai jutaan," jelasnya.
Remaja ini mengaku berani mempertaruhkan nyawa di arena balap liar karena sudah sering menang dan menerima bayaran.
Risiko terjatuh menurutnya sudah biasa. Sebab di arena ini para joki tidak dilengkapi pengaman seperti helm, sepatu, dan jaket.
"Risiko sih kalau sudah jatuh, karena kita kan mainnya di atas motor. Jadinya jatuh ya sudah biasalah dan saya juga tahu yang mana membahayakan bagi saya. Tapi kalau menang lumayan bisa dapat Rp 250 ribu sekali turun," katanya.
TNG mengatakan, peraturan dalam balap liar tersebut cukup sederhana.
Para joki balapan hanya berlomba menjadi yang paling cepat dalam mencapai garis finish sepanjang 200 meter. Jika imbang maka diulang sekali lagi.
"Treknya lurus 200 meter atau lima tiang lampu. Jadi setiap main dua orang, satu lawan satu. Lalu ada pemandu yang menjadi juri setiap kali melesat," katanya.
Ajang Gengsi Bengkel
Sementara ADT, warga Sukadanaham yang juga sering mengikuti balap liar mengaku kegiatan ini kerap menjadi ajang gengsi antarbengkel.
Sebab, sepeda motor yang dipakai merupakan hasil modifikasi para mekanik bengkel dengan kapasitas mesin rata-rata 200 cc.
ADT yang malam itu mengajak sang pacar mengatakan, bengkel-bengkel ini berada di sekitaran Kemiling.
Menurutnya, Yamaha Mio miliknya juga sudah dimodifikasi sehingga masuk kategori layak balapan.