Pilgub Lampung 2018
Debat Kedua Pilgub Lampung, Inilah 9 Anggota Tim Pakar
Tim Pakar Debat Pilgub Lampung 2018 telah merumuskan pertanyaan untuk empat pasangan calon.
Penulis: Beni Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BENI YULIANTO
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Tim Pakar Debat Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Lampung 2018 telah merumuskan pertanyaan untuk empat pasangan calon.
Moderator akan mengajukan pertanyaan itu dalam debat kandidat kedua yang akan berlangsung di Hotel Novotel, Bandar Lampung, Sabtu (28/4/2018) malam.
Dalam konferensi pers di kantor Komisi Pemilihan Umum Lampung, Kamis (26/4/2018), Tim Pakar bersama anggota KPU Lampung Sholihin menjelaskan agenda debat kandidat kedua tersebut. Mulai dari teknis hingga proses penyusunan materi.
Ketua Tim Pakar Debat Pilgub Lampung 2018 Khairuddin Tahmid menjelaskan, tim pakar terdiri dari sembilan orang dengan keahlian masing-masing.
"Pertanyaan terbatas dengan tema. Kami bagi soal (pertanyaan) sesuai bidang masing-masing pakar," kata Khairuddin.
"Satu pakar membuat paling tidak tiga pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan juga kami seleksi," imbuhnya.
Khairuddin sendiri menyiapkan pertanyaan khusus isu sosial keagamaan.
"Karena keahlian saya di bidang sosial dan keagamaan, saya buat soal mengenai hal itu yang berkaitan dengan tema debat," ujar ketua Majelis Ulama Indonesia Lampung ini.
Khairuddin memastikan tak ada kesulitan dalam proses penyusunan pertanyaan Debat Publik Pilgub Lampung 2018.
"Semua sesuai keahlian masing-masing. Ada yang ahli di bidang ekonomi, infrastruktur, sosial dan keagamaan, ada juga pelayanan publik," katanya.
Anggota Tim Pakar Andy Corry Wardhani menjelaskan, debat nanti akan memperlihatkan kemampuan empat pasangan cagub-cawagub.
"Bagaimana paslon mampu berkomunikasi dengan masyarakat, bagaimana mengemas pesan-pesan," papar Andy.
"Bagaimana juga tanggapan dari paslon lain, lalu bagaimana tanggapan paslon atas tanggapan dari paslon lain itu. Jadi, kelihatan apakah paslon itu bisa menerima kritik atau tidak alergi kritik," sambungnya.
Dosen komunikasi politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung ini menilai, debat juga menjadi sarana pasangan calon untuk memperkenalkan diri. Terutama, perkenalan kepada calon pemilih yang hingga kini belum menentukan pilihan.
"Mereka yang awalnya ingin golput (golongan putih atau tidak memilih) bisa berubah pikiran setelah melihat kapasitas pasangan calon. Orang yang belum mengenal pasangan calon, bisa berubah pikiran," ujar Andy.
Khairuddin menambahkan, debat kandidat kedua mengusung tema "Pelayanan Publik dan Reformasi Birokrasi".
Fokusnya antara lain tertuju pada masalah pendidikan, kesehatan, perizinan, infrastruktur, air bersih, dan penanganan bencana. Termasuk soal politik anggaran, sumber daya manusia, serta hubungan dengan pemerintah pusat.
Seperti debat pertama, debat kedua akan berlangsung dalam lima segmen. Mulai dari pemaparan program unggulan, pendalaman, solusi aktual, saling bertanya antarcalon, hingga respons cepat dan pernyataan penutup.
Masyarakat bisa menyaksikan debat kedua secara live (langsung) di stasiun televisi Radar TV.
Adapun sembilan orang yang tergabung dalam Tim Pakar tersebut masing-masing:
1. Dr H Khairuddin Tahmid: ketua MUI Lampung, dosen UIN Raden Intan
2. Dr Erina Pane: dosen Pascasarjana Hukum Unila, dosen UIN Raden Intan
3. Dr Rohaini, dosen Fakultas Hukum Unila
4. Dr Didiek R Mawardhi, mantan ketua STIH Muhammadiyah
5. Dr Arifina Ratih, dosen Unila
6. Dr Feni Rosalia, dosen FISIP Unila
7. Dr M Irfan Afandi, dosen agribisnis Fakultas Pertanian Unila
8. Dr Andy Corry Wardhani, dosen komunikasi FISIP Unila
9. Dr Suripto, dosen Unila