Penuturan Gadis yang Belasan Tahun Dijadikan Budak Nafsu Ayah Kandungnya
Dalam keadaaan tak sadarkan diri, ayahku mulai melampiaskan nafsu syahwatnya.
Sampai di rumah, ayah memberi tahu bahwa ia tak mau melengkapi syarat-syarat agar aku bisa dinobatkan menjadi sarjana teladan.
Mendengar ucapan ayah, mendadak keberanianku muncul. Aku mendadak naik darah. Dengan lantang aku berkata, "Diriku dan masa depanku telah kau hancurkan Paimin..."
Mendengar aku berkata demikian, Pak Sabar dan istrinya langsung terbelalak seolah tak percaya.
Ia sepertinya tak menduga kalau aku sampai berani membongkar skandal itu.
Baca: Misteri Kuldhara, Kota Terkutuk yang Hilangkan 1.500 Penduduk dalam Satu Malam
Pak Sabar lantas bertanya, sejak kapan aku diperlakukan demikian. Aku jawab sejujurnya. Ayah saat itu mengaku salah dan minta maaf. Makanya niat untuk melapor ke polisi, aku urungkan malam itu.
Sejak itu, ayah dan ibu pergi dari rumah. Entah ke mana. Tapi aku akhirnya melapor ke polisi. Apalagi belakangan ini, ayah selalu menelepon beberapa tetangga dan menebar fitnah.
Katanya ia pergi lantaran malu karena aku dihamili oleh Pak Sabar. Hatiku tambah sakit. Dia sudah menghancurkan masa depanku, masih juga mencemarkan diriku.
Sekarang masyarakat sudah mengerti. Aku juga banyak mendapat simpati. Itu yang menguatkan jiwaku.
Setelah masalah ini selesai, aku akan melanjutkan kuliah S2. Aku ingin menjadi psikolog. Yang bisa menolong orang yang sedang menderita. Seperti yang aku alami. (Gandhi Wasono M)
Artikel ini tayang di Tabloid Nova No. 879/XVII (Januari 2005) dengan judul “Belasan Tahun Menjadi "Budak" Ayah, Melawan Karena Diganjal Jadi Sarjana Teladan”
Artikel ini telah tayang di Intisari-Online.com dengan judul: Kisah Gadis Asal Surabaya yang Belasan Tahun Menjadi Budak Nafsu Ayah Kandungnya