Lampung Barat Wakili Sumatera untuk Film Dokumentasi Riset Kesehatan Dasar

Lampung Barat satu-satunya daerah di Sumatera yang terpilih untuk pembuatan film dokumentasi Riskesdas 2018.

Penulis: Beni Yulianto | Editor: Yoso Muliawan
Istimewa
Kementerian Kesehatan bekerja sama dengan Badan Pusat Statistik melakukan integrasi Riset Kesehatan Dasar dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional. Integrasi tersebut merupakan kerja sama antara 

LAPORAN REPORTER TRIBUN LAMPUNG BENI YULIANTO

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, LIWA - Lampung Barat terpilih sebagai satu-satunya daerah di Pulau Sumatera untuk pembuatan film dokumentasi Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.

Film dokumentasi Riskesdas 2018 ini merupakan garapan tim Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) RI.

Riskesdas 2018 akan berbeda dengan kegiatan Riskesdas tahun-tahun sebelumnya.

Riskesdas kali ini terintegrasi dengan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas).

Integrasi tersebut merupakan kerja sama antara Badan Pusat Statistik (BPS) dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

"Riskesdas yang terintegrasi dengan Susenas BPS ini merupakan momentum terintegrasinya pengumpulan data untuk menjawab permintaan banyak pihak," kata Koordinator Tim Balitbangkes Leni Wulandari melalui rilis, Senin (14/5/2018).

"Presiden Joko Widodo ingin mewujudkan one data (satu data) yang berkualitas di negeri ini. Dengan harapan, data yang lebih lengkap dan komprehensif akan menjadi rujukan pemerintah dan banyak pihak," sambungnya.

Leni menjelaskan, penyusunan dokumentasi ini bertujuan menyatukan semua rangkaian kegiatan selama pelaksanaan Riskesdas.

Baik berupa foto maupun video, dalam bentuk film dokumentasi.

"Sehingga, output-nya akan menjadi referensi bagi Kemenkes ke depan untuk pelaksanaan Riskesdas yang lebih baik dan lengkap," ujar Leni.

"Kabupaten Lampung Barat terpilih menjadi objek penelitian tim Balitbangkes untuk melihat bagaimana proses berjalannya Riskesdas. Baik di lapangan maupun di tingkat tim manajemen kerjanya," sambung Leni.

Sementara Kepala BPS Lambar Amiruddin mengucapkan terimakasih kepada tim Balitbangkes RI yang berkunjung ke ujung Lampung untuk melihat secara langsung serta mendokumentasikan pelaksanaan Riskesdas terintegrasi dengan Susenas.

"BPS Lampung Barat dan BPS secara nasional saat ini secara serentak melakukan pengawalan dan pendampingan untuk membantu teman-teman tim Riskesdas yang mengumpukan data di lapangan. Baik sebagai penunjuk jalan maupun penjamin kualitas," jelas Amir.

Tim Riskesdas sudah turun ke lapangan di Lambar dan Pesisir Barat sejak awal April 2018.

Dalam jadwal, tim rencananya akan mengujungi ulang semua rumah tangga sampai akhir Mei 2018.

"Lengkap beserta anggota yang terpilih menjadi sampel Susenas untuk penelitian kesehatan yang lebih lengkap oleh tim Riskesdas," kata Amir.

Melalui integrasi Susenas dan Riskesdas, Amir menjelaskan, akan terlihat hubungan antara kondisi sosial ekonomi masyarakat dengan kondisi kesehatannya.

"Nanti bisa dilakukan analisis terkait kondisi derajat kesehatan masyarakat, dikaitkan dengan kondisi sosial ekonomi rumah tangga tersebut," ujar Amir saat diwawancarai tim dokumentasi Balitbangkes di ruang kerjanya.

Adapun responden yang akan diwawancarai oleh petugas Riskesdas sebanyak 520 rumah tangga.

Mereka tersebar secara acak di 52 Blok Sensus.

Dalam satu Blok Sensus, akan dipilih 10 rumah tangga, lengkap dengan anggota rumah tangganya.

"Akan dilakukan pengukuran tinggi badan, lingkar perut, lingkar lengan atas bagi perempuan yang pernah menikah, dan pengukuran kesehatan lainnya," jelas Amir.

"Riskesdas bertujuan menghitung derajat kesehatan masyarakat yang menghasilkan Indikator Pembangunan Kesehatan Masyarakat (IPKM)," pungkas Amir.

Sumber: Tribun Lampung
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved