Sebentar Lagi Nuzulul Quran, Inilah Sejarah serta Doa dan Amalannya Sesuai Tuntunan Rasulullah

Menjelang pertengahan Ramadan, banyak umat Islam bersiap merayakan dan memperingati kejadian bersejarah yang telah merubah sejarah umat manusia.

Editor: Teguh Prasetyo
Ilustrasi 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Saat ini menjelang pertengahan bulan Ramadan, banyak umat Islam yang bersiap merayakan dan memperingati kejadian bersejarah yang telah merubah sejarah umat manusia.

Tahukah sejarah apakah yang dimaksud?

Baca: Unggah Gambar Hitam, Rina Nose Pamit Tidak Bermain Sosial Media Lagi. Begini Katanya!

Kejadian sejarah itu adalah Nuzulul Qur’an yakni diturunkannya Alquran secara utuh dari Lauhul Mahfuzh di langit ketujuh ke Baitul Izzah di langit dunia.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. البقرة 185

“Bulan Ramadhan, bulan yang di padanya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).” (Qs. Al Baqarah: 185)

Peringatan terhadap turunnya Alquran diwujudkan oleh masyarakat dalam berbagai acara, ada yang dengan mengadakan pengajian umum.

Dari mereka ada yang merayakannya dengan pertunjukan pentas seni, semisal qasidah, anasyid dan lainnya.

Dan tidak jarang pula yang memperingatinya dengan mengadakan pesta makan-makan.

Baca: Siap Ajukan Banding, Bos First Travel Divonis 20 Tahun & 18 Tahun Penjara Plus Denda Miliaran Rupiah

Lalu bagaimanakah cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sahabatnya, dan juga ulama terdahulu setelah mereka memperingati kejadian ini?

Apakah ingin tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?

Seperti dikutip dari Muslim.or.id, penuturan sahabat Abdullah bin Abbas radhiallahu ‘anhu tentang apa yang Beliau lakukan.

كَانَ جِبْرِيلُ يَلْقَاهُ فِى كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ . رواه البخاري

“Dahulu Malaikat Jibril senantiasa menjumpai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam Ramadhan, dan selanjutnya ia membaca Al Qur’an bersamanya.” (Riwayat Al Bukhari)

Demikianlah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bermudarasah, membaca Al Qur’an bersama Malaikat Jibril alaihissalam di luar shalat.

Dan ternyata itu belum cukup bagi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau masih merasa perlu untuk membaca Alquran dalam shalatnya.

Baca: Putus Setelah 3 Tahun Pacaran dengan Ariel Noah, Sophia Latjuba Tercyduk Mesra dengan Cowok Baru

Mau tahu seberapa banyak dan seberapa lama Beliau membaca Alquran dalam shalatnya?

Simaklah penguturan sahabat Huzaifah radhiallahu ‘anhu tentang pengalaman beliau salat tarawih bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Pada suatu malam di bulan Ramadhan, aku shalat bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam bilik yang terbuat dari pelepah kurma. Beliau memulai shalatnya dengan membaca takbir, selanjutnya beliau membaca doa:

الله أكبر ذُو الجَبَرُوت وَالْمَلَكُوتِ ، وَذُو الكِبْرِيَاءِ وَالْعَظَمَةِ

Selanjutnya beliau mulai membaca surat Al Baqarah, sayapun mengira bahwa beliau akan berhenti pada ayat ke-100, ternyata beliau terus membaca. Sayapun kembali mengira: beliau akan berhenti pada ayat ke-200, ternyata beliau terus membaca hingga akhir Al Baqarah, dan terus menyambungnya dengan surat Ali Imran hingga akhir. Kemudian beliau menyambungnya lagi dengan surat An Nisa’ hingga akhir surat. Setiap kali beliau melewati ayat yang mengandung hal-hal yang menakutkan, beliau berhenti sejenak untuk berdoa memohon perlindungan. …. Sejak usai dari shalat Isya’ pada awal malam hingga akhir malam, di saat Bilal memberi tahu beliau bahwa waktu shalat subuh telah tiba beliau hanya shalat empat rakaat.” (Riwayat Ahmad, dan Al Hakim)

Demikianlah cara Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingati turunnya Alquran pada bulan Ramadan.

Membaca penuh dengan penghayatan akan maknanya.

Tidak hanya berhenti pada mudarasah, beliau juga banyak membaca Alquran pada shalat beliau, sampai-sampai pada satu raka’at saja, beliau membaca surat Al Baqarah, Ali Imran dan An Nisa’, atau sebanyak 5 juz lebih.

Inilah yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan Ramadan, dan demikianlah cara beliau memperingati turunnya Alquran.

Baca: Selalu Dikenal dengan Aksi Kungfu dan Komedian, Begini Kondisi Aktor Stephen Chow Saat Ini

Sejarah Malam Turunya Alquran

Dikutip dari Syariahislam, Allah Ta’ala menurunkan Alquran pada malam Lailatul Qadar, sebagaimana dalam Alquran Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

“Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al-Qadr 1-5).

Dalam surat Al Qadar di atas disebutkan bahwa Allah menurunkan Alquran pada malam Lailatul Qadar. Malam ini adalah malam yang diberkahi sebagaimana Allah Ta’ala berfirman,

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi”. (QS. Ad Dukhan : 3).

Malam yang diberkahi yang dimaksud dalam ayat ini adalah malam Lailatul Qadar yang terdapat di bulan Ramadhan.
Dalam ayat lain Allah Ta’ala berfirman bahwa Al Qur’an itu diturunkan di bulan Ramadhan,

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ

“(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran”. (QS. Al Baqarah : 185).

Dengan demikian, sudah jelas bahwa Alquran diturunkan pada Lailatul Qadar.

Baca: Petinggi Televisi Sindir Artis yang Tidak Disiplin, Raffi Ahmad Ditendang dari Pesbukers?

Tentang bagaimana Alquran itu diturunkan dari Lauhul Mahfuzh maka ada beberapa pendapat dikalangan ulama.

Pertama, Yang dimaksud dengan turunnya Alquran dalam ketiga ayat di atas adalah turunnya Alquran sekaligus dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia, agar para malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian setelah itu Alquran diturunkan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam secara bertahap selama dua puluh tiga tahun. Sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi sejak Beliau diangkat menjadi rasul sampai wafatnya. Beliau tinggal di Makkah selama tiga belas tahun dan sesudah itu Beliau hijrah dan tinggal di Madinah selama sepuluh tahun, ini merupakan pendapat kebanyakan ulama.

Pendapat ini berdasar pada riwayat dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, beliau menjelaskan mengenai Nuzulul Qur’an, yaitu waktu diturunkannya permulaan Al Qur’an. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu mengatakan,
أنزل الله القرآن جملة واحدة من اللوح المحفوظ إلى بيت العِزّة من السماء الدنيا، ثم نزل مفصلا بحسب الوقائع في ثلاث وعشرين سنة على رسول الله صلى الله عليه وسلم

“Al Qura’n secara keseluruhan diturunkan dari Lauhul Mahfuzh ke Baitul ‘Izzah di langit dunia. Lalu diturunkan berangsur-angsur kepada Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam sesuai dengan peristiwa-peristiwa dalam jangka waktu 23 tahun”. (HR. At-Thabari, An Nasai, Al Hakim dan dishahihkan Adz Dzahabi dan Al Hakim).

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَقُرْآناً فَرَقْنَاهُ لِتَقْرَأَهُ عَلَى النَّاسِ عَلَى مُكْثٍ وَنَزَّلْنَاهُ تَنزِيلاً

“Dan Alquran itu telah kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian”. (QS. Al Isra : 106).

Kedua, Alquran diturunkan ke langit dunia pada 20 atau 23 malam Lailatul Qadar atau 20 atau 25 malam Lailatul Qadar (sebagaimana adanya perbedaan pendapat tentang lamanya Rasulullah menetap di Mekah setelah diutus).

Di setiap malam Lailatul Qadar diturunkan sejumlah tertentu sesuai dengan ketetapan Allah Ta’ala setiap tahunnya, lalu turun setelah itu secara berangsur-angsur di seluruh tahunnya, demikian pendapat Fakhrur Rozi. Dan dia tidak berpendapat apakah pendapat ini atau pendapat pertama yang lebih utama.

Ketiga, Permulaan Alquran diturunkan pertama kali pada malam Lailatul Qadar kemudian diturunkan setelah itu dengan cara bertahap pada waktu yang berbeda-beda selama kurang lebih 23 tahun. Dengan demikian Alquran hanya satu macam cara turun, yaitu turun secara bertahap kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ini pendapat Asy-Sya’bi.

Baca: Ada Apa dengan Olla Ramlan? Tiba-tiba Ingatkan Kematian ke Sang Suami Aufar Hutapea

Bacaan Doa Lengkap Malam Nuzulul Quran

Nuzulul Quran
Nuzulul Quran ()

Bacaan Doa Nuzulul Al Qur’an diatas bisa kalian amalkan disaat kalian sedang memperingati atau menjalani atau melewati Nuzulul Quran karena doa diatas mempunyai maksud untuk memohon dan meminta Ampunan kepada Allah SWT atas semua kesalahan2 (Dosa) diri kita sendiri maupun Kedua Orang Tua kita.

Nuzulul Quran
Nuzulul Quran ()

Lalu Bacaan Doa Malam Nuzulul Qur’an diatas bisa kalian amalkan pula karena sudah pernah diriwayatkan oleh Aisyah Ra bahwa ia pernah bertanya kepada Nabi Muhammad SAW tentang bacaan doa apa yang harus dibaca saat bertepatan dengan Malam Lailatul Qadar ?, lalu Nabi Muhammad SAW menyuruh untuk membaca Bacaan Doa seperti diatas. (*)

Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul : Ini Doa, Sejarah dan Amalan Nuzulul Quran Sesuai Tuntunan Rasulullah

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Iktikaf dan Momen Muhasabah

 

Menjemput Malam Lailatul Qodar

 

Ngabuburit yang Berpahala

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved