Mendagri Minta Mahasiswa Deteksi Dini Paham Radikal di Kampus
Hal tersebut disampaikan Tjahjo dalam kuliah umum dan deklarasi kampus antiradikalisme dan terorisme di Universitas Lampung, Selasa (5/6/2018).
Penulis: Bayu Saputra | Editor: nashrullah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengajak mahasiswa dan pihak kampus melakukan deteksi dini serta mengantisipasi radikalisme dan terorisme.
Hal tersebut disampaikan Tjahjo dalam kuliah umum dan deklarasi kampus antiradikalisme dan terorisme di Universitas Lampung, Selasa (5/6/2018).
Dalam acara yang digelar di aula Fakultas Pertanian Unila ini, Tjahjo mengatakan, deteksi dini merupakan kunci mahasiswa dalam mencermati dan dengan hati-hati dalam bertindak melawan radikalisme dan terorisme.
Baca: Gara-gara Bau Badan Seorang Penumpang Pria, Pesawat Mendarat Darurat
Baca: Pembunuhan Keji Model Cantik Selingkuhan Najib Razak, Mantan Polisi Siap Buka-bukaan
Baca: Empat Jurusan Ini Jadi Prioritas Formasi CPNS 2018
"Sebab Indonesia adalah negara hukum dan memiliki berbagai aturan. Adapun kekuatan bangsa yakni kebhinekaan dengan memiliki Pancasila sebagai ideologi bangsa," katanya.
Tjahjo yang membawakan kuliah umum dengan tema "Unila Kampus Kebhinekaan, Dengan Semangat Pancasila, Anti Radikalisme dan Intoleransi" juga menjabarkan tentang Pancasila.
Menurutnya, Pancasila merupakan perekat bangsa Indonesia yang menjadi dasar asah, asih, dan asuh masyarakatnya.
"Makanya jika masih ada orang yang menyebarkan paham radikalisme dan terorisme, harus dilawan. Saya mengajak semua elemen melakukan deteksi dini dan mengantisipasi paham radikal di wilayahnya," ujarnya.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian saat melakukan safari Ramadan di Makorem 043/Garuda Hitam, Senin (4/6), mengakui ada jaringan terorisme di Lampung.
Namun, ia enggan membeberkan lebih lanjut tentang sel-sel teroris yang ada di Bumi Ruwa Jurai.
"Ada jaringan (teroris) tapi tidak terlalu besar, ya nantilah kami proses baru kami kasih tahu," ucapnya.
Pengakuan itu sepertinya dibuktikan dengan serangkaian penangkapan terduga teroris di Bumi Ruwa Jurai.
Sejauh ini sudah lima orang terduga teroris diamankan di Lampung.
Dua orang ditangkap di Gedong Tataan dan Way Huwi medio pertengahan Mei lalu, sedangkan tiga orang diamankan di Pringsewu, Minggu (3/6/2018).
Ketiga terduga teroris di Pringsewu yakni Uj (43), sehari-hari berprofesi sebagai penjual obat tradisional, kemudian Im (42) yang berprofesi sebagai penjual kue aneka keripik khas Lampung. Terakhir, In atau Hen (37), penjual motor bekas.
Baca: Sadis! Rosalia Tengah Berbadan Dua Saat Dihabisi Pendeta Henderson di WC Gereja
Deklarasi
Penjabat Sementara (Pjs) Gubernur Lampung Didik Suprayitno menegaskan, wajib hukumnya memelihara keberagaman dan kebersamaan dalam Negera Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, melalui Deklarasi Kampus Anti Terorisme bersama Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UKBM Unila tahun 2018 ini diharapkan membuat Lampung terbebas dari paham yang merugikan bangsa.
"Deklarasi antiradikalisme dan terorisme ini diharapkan menjadi komitmen bersama dalam menjaga Indonesia. Kalau kita tetap bersatu kita akan menjadi kuat, tetapi kalau berdiri sendiri itu berat," katanya.
Maka dari itu, Didik meminta semua elemen harus memelihara dan menghindari intoleransi sehingga pembangunan Lampung terus maju.
Sementara Presiden BEM UKBM Unila M Fauzul Adhim mengatakan, deklarasi kampus antiradikalisme dan terorisme bertujuan mencegah adanya paham radikalisme yang masuk dalam kampus Unila.
"Kita semua harus bersama-sama memerangi paham radikalisme, karena memang sudah meresahkan masyarakat," katanya.
Baca: Janda Cantik Ini Siap Dinikahi Pria Lumpuh, Alasannya Tak Disangka-sangka
Menurut Fauzul, mendeteksi dan mencegah berkembangnya paham radikal dan terorisme menjadi pekerjaan rumah mahasiswa.
Ia mengatakan, jangan sampai peristiwa yang terjadi di Kampus Universitas Riau (Unri) terulang di Lampung.
Rektor Universitas Lampung Hasriadi Mat Akin mewanti-wanti jangan sampai ada mahasiswa terlibat terorisme.
Ia pun telah meminta seluruh jajarannya untuk mewaspadai berkembangnya paham radikal di kampus terutama melalui media sosial.
Baca: Bikin Ngeri! Sepasang Kekasih Terjebak dalam Tawuran Sahur on the Road
"Maka dari itu, deklarasi ini tanggung jawab semua orang di pendidikan tinggi (Unila) ini," tegasnya.(*)