Gajah Jantan yang Mati di Areal Perkebunan Sawit PT Bumi Flora Aceh Diduga Akibat Diracun

Gajah yang mati di Aceh diduga karena diracun. Sebab, ditemukan serbuk biru di dalam perut gajah dan sisa buah nangka yang dimakan.

Editor: Teguh Prasetyo
ANTARA/Syifa Yulinnas
Petugas Kepolisian Polres Aceh Timur melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) kematian gajah sumatra di kawasan perkebunan kelapa sawit PT Bumi Flora di Desa Jambo Reuhat, Banda Alam, Aceh Timur, Jumat (13/7). Data Balai Koservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh mencatat, sejak awal 2000 sampai pertengahan Juli 2018 sebanyak 57 ekor gajah sumatra mati akibat konflik dengan manusia. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, ACEH TIMUR – Gajah yang mati di Aceh diduga karena diracun. Sebab, ditemukan serbuk biru di dalam perut gajah dan sisa buah nangka yang dimakan gajah tersebut.

Hal tersebut berdasarkan autopsi yang digelar Tim Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh di area perkebunan sawit PT Bumi Flora, Desa Jambo Rehat, Kecamatan Banda Alam, Kabupaten Aceh Timur, Sabtu 14 Juli 2018.

Baca: Baru Saja Rilis Album dan Video Klip Baru, Ariana Grande Malah Dikabarkan Hamil oleh Netizen!

"Kami menduga kematian gajah itu karena diracun. Namun, untuk memastikannya perlu uji laboratorium. Dugaan sementara kita begitu, dan ini sungguh memprihatinkan," kata Kepala BKSDA Aceh, Sapto Aji.

Untuk itu, BKSDA berkoordinasi dengan Polres Aceh Timur me

Sapto menyebut, kematian gajah itu menambah daftar kasus di Aceh. Sepanjang dua tahun terakhir, tercatat delapan gajah mati di provinsi tersebut.

"Jumlah terbesar itu berada di Aceh Timur. Untuk itu, kita terus berupaya mengimbau masyarakat melindungi gajah liar. Di sisi lain, proses hukum juga berlangsung di tangan kepolisian," ujar dia.

Baca: Jadi Bahan Pemberitaan Media Thailand, Ryuji Utomo Malah Menangis. Ternyata Ini Alasannya!

Sebelumnya diberitakan, seekor gajah mati di area perkebunan sawit PT Bumi Flora yang termasuk ke dalam wilayah Gampong Jambo Reuhat, Kecamatan Banda Alam, Aceh Timur.

Gajah itu ditemukan dengan gading utuh sepanjang 10 sentimeter dan berjenis kelamin jantan. 

Kapolres Aceh Timur AKBP Wahyu Kuncoro melalui Kapolsek Banda Alam Iptu Zainir Jumat (14/7/2018) mengatakan, pihaknya langsung terjun ke lokasi pascamenerima laporan terkait penemuan gajah mati tersebut.

Kapolsek Banda Alam Iptu Zainir ditemani dua anggotanya yakni Bripka Efendi dan Bripka Hia, dua anggota Koramil dan masyarakat setempat.

Setiba di sana, gajah tersebut diketahui berjenis kelamin jantan, berumur belasan tahun, dan memiliki panjang gading sekitar 10 cm yang masih utuh melekat pada tubuh bangkai.

“Diperkirakan gajah tersebut mati sehari sebelumnya, karena tubuhnya belum membusuk serta mengeluarkan kotoran dari duburnya,” jelas Iptu Zainir, seraya menyebutkan pascapenemuan gajah mati pihaknya langsung berkoordinasi dengan BKSDA Aceh.

“Kami mengimbau masyarakat dan pengelola PT Bumi Flora agar tetap menjaga dan melindungi kelestarian gajah sebagai satwa yang dilindungi,” imbau Kapolsek.

Baca: Semifinal Wimbledon 2018 Rafael Nadal vs Novak Djokovic Semalam Dihentikan! Pemberlakuan Jam Malam

Kapolsek memprediksi bahwa jika pemerintah dan pihak terkait lambat mencari solusi menangani konflik gajah ini, maka dikhawatirkan jumlah gajah mati akan terus bertambah.

“Apabila kejadian ini tidak segera ditindaklanjuti secara cepat dan tepat, dikhawatirkan akan terjadi kejadian serupa pada gajah lain selaku binatang yang dilindungi,” papar Zainir.

Dalam rangka meminimalisir konflik gajah dengan masyarakat di pedalaman ini, jelas Zainir, dia telah mengimbau masyarakat dan pihak PT Bumi Flora, agar melakukan penggiringan gajah liar ke kawasan hutan jika kawanan gajah memasuki ladang warga ataupun kebun milik PT Bumi Flora.

Kepala BKSDA Aceh Sapto Aji Prabowo mengatakan, penemuan gajah mati di kawasan perkebunan PT Bumi Flora Kamis 12 Juli 2018 ini merupakan kasus kematian gajah ketiga sejak tahun 2015.

Baca: Live Streaming Final Piala Dunia Prancis Vs Kroasia, Waduh Presiden Kroasia Disangka Bintang Porno

Sebelumnya, Sabtu 9 Juli 2018 lalu, satu ekor gajah jinak jantan di CRU Serbajadi juga ditemukan mati dengan kondisi gading sebelah kiri hilang. 

Gajah jinak ini diduga mati karena diracun oleh dua tersangka yang saat ini telah diamankan di Mapolres Aceh Timur.

Catatan Serambi, kawasan perkebunan PT Bumi Flora merupakan kawasan perkebunan sawit dan karet yang berbatasan langsung dengan ladang petani dan hutan.

HGU perkebunan PT Bumi Flora ini juga berbatasan langsung dengan kawasan ladang petani di Kecamatan Ranto Peureulak, termasuk bersebelahan langsung dengan HGU perkebunan PT Dwi Kencana Semesta, HGU PT Atakana.

Baca: Sempat Dikira Alien karena Aneh, Ternyata Ini Benar-benar Kerangka Manusia

Polisi Olah TKP

Selama ini kawanan gajah liar dari kawasan hutan ini diduga sering bermain dalam kawasan HGU PT Bumi Flora dan HGU PT Dwi Kencana Semesta, dan HGU PT Atakana.

Tidak jarang pula kawanan gajah masuk ke areal ladang petani.

Petani selama ini mengantisipasi gangguan gajah menggunakan alat seadanya.

Namun demikian, seiring dengan berlangsungnya konflik, menimbulkan banyak kerugian baik terhadap petani maupun kematian gajah. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : "BKSDA: Gajah Mati di Aceh Timur Diduga karena Diracun"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved