Kisah Perjuangan 3 Tukang Becak untuk Melaksanakan Ibadah Haji ke Tanah Suci
Bila ada cerita dalam sebuah sinetron, "Tukang Bubur naik haji," dan itu hanya cerita fiksi belaka.
2. Mashuri, menabung selama 40 tahun untuk biaya naik haji
Pasangan suami istri asal Grobogan, Jawa Tengah, Mashuri (62 tahun) dan Siti Patimah (59 tahun) menyisihkan uang hasil menarik becak selama 40 tahun.
Sejak masih muda, mereka memang punya cita-cita harus bisa pergi ke Tanah Suci untuk beribadah haji.
Mashuri berusaha mewujudkan janji serta mimpinya bersama istri tercinta.
Mashuri sadar, sebagai tukang becak, dia tak punya banyak uang untuk biaya naik haji berdua.
Mashuri mencari cara agar uangnya bisa bertambah dengan cepat.
Bapak 4 anak ini awalnya menabung uang hasil menarik becak, lalu digunakan untuk beternak sapi.
Mashuri dan Siti merawat sapi-sapinya dengan penuh perhatian dan memperlakukan hewan ternaknya dengan baik.
Setelah beranak pinak, Mashuri menjual 6 ekor sapinya untuk ongkos haji bersama istri.
Mashuri dan Siti Patimah akhirnya berhasil mewujudkan mimpinya. Mereka akan berangkat ke Mekah pada 7 Agustus 2018 ini melalui Embarkasi Donohudan, Solo.
Baca: Jamaah Haji Dilarang Bawa Minyak Goreng
3. Santuso, menabung selama 10 tahun untuk biaya haji
Santuso (55 tahun), warga Gili Ketapang, Probolinggo ini tak pernah menyangka dia akan bisa melaksanakan ibadah haji tahun 2018 ini.
Sehari-hari, kerjanya hanya sebagai tukang becak yang mengangkut ikan dari dermaga ke rumah nelayan di Gili Ketapang.
Pendapatan hariannya berkisar Rp100 - 150 ribu saja, itu juga harus dikurangi lagi untuk biaya makan dan kebutuhan keluarga sehari-hari.
Sisanya tak banyak, paling Santuso hanya bisa menyisihkan Rp500 -1.000 saja untuk tabungan hajinya.
Selama 10 tahun Santuso menabung sedikit demi sedikit dan disertai pula dengan doa yang tak henti.
"Selain bekerja keras, saya juga selalu sholat. Sholat tahajud juga tidak pernah ketinggalan," kata Santuso.