Mengulik Kisah SPG yang Nyambi Jadi Kupu-kupu Malam di Kota Semarang. Tarifnya Jutaan Rupiah!
Fenomena sales promotion girls (SPG) yang nyambi sebagai pekerja seks komersil (PSK) saat ini sangat mudah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia.
Budi mengatakan, harga itu tentu saja lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan normal mereka sebagai SPG.
Menurut dia, seorang SPG dengan tampilan fisik grade A, yaitu cantik, putih, dan tinggi, tarif per harinya minimal Rp 400 ribu untuk delapan jam kerja.
"Untuk SPG grade A ini tarif BO-nya juga mahal, bisa sampai Rp 3 juta-Rp 4 juta sekali kencan," tuturnya.
Seorang SPG yang menjadi PSK, dia menambahkan, mayoritas terdorong karena gaya hidup, bukan lagi kebutuhan.
Mereka ingin tampil serba punya dengan cara singkat. Apalagi terbuka peluang ke jalan itu lewat penampilan fisik menarik dan tawaran dari pihak luar.
"Kalau dibilang kepepet ekonomi tidak juga, karena kebanyakan latar belakang mereka dari orang mampu. Tapi lebih pada gaya hidup. Ada SPG yang kemudian nyambi jadi PSK, tapi ada juga PSK yang ingin mendapat pelanggan memanfaatkan pekerjaan sebagai SPG," imbuhnya.
Budi menilai, menjamurnya fenomena prostitusi membuat ia bersama rekan-rekannya saat ini sangat sulit mencari pekerja wanita berusia 30 tahun yang berpenampilan menarik.
Apalagi dengan upah bulanan yang hanya Rp 2,5 juta.
"Saya jadi sempat berpikir, apakah kesulitan mencari pekerja dengan kriteria itu karena bisnis esek-esek dipandang lebih menjanjikan dibandingkan dengan pekerjaan normal?" ujarnya. (tim)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul : Menilik Fenomena Sales Promotion Girl Plus-plus Di Semarang, Tarifnya Hingga Rp 4 Juta Sekali Kencan