Setelah Lengser sebagai Presiden, Soeharto Pernah Bilang Biar Merah Saja
Maliki Mift mengungkap kehidupan Soeharto setelah lengser dari jabatannya sebagai Presiden kedua RI pada 21 Mei 1998.
Namun, pakaian yang dikenakan Soeharto sama sekali berbeda dengan bayangannya.
Soeharto hanya mengenakan baju batik sederhana, yang biasa dia pakai sehari-hari di rumah.
"Diam-diam, saya langsung balik ke kamar ajudan untuk mengganti batik sutra yang saya kenakan, dengan batik yang sederhana pula," kata Maliki Mift.
Perjalanan Rahasia
Kesederhanaan kehidupan Soeharto setelah lengser yang disampaikan Maliki, sebenarnya juga terlihat saat ia masih menjabat sebagai presiden.
Kala itu, Soeharto tengah melakukan blusukan, untuk memantau jalannya program pemerintah.
Hanya saja, cara blusukan sosok yang kerap disapa Pak Harto itu dilakukan dengan sangat rahasia.
Sangking rahasianya, Panglima ABRI sekali pun tidak tahu.
Dilansir Intisari, Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno menceritakan pengalaman blusukan Soeharto.
Saat itu tahun 1974, Try Sutrisno masih menjadi ajudan Soeharto.
Suatu ketika, Soeharto tiba-tiba meminta Try untuk secepatnya menyiapkan mobil dan pengamanan seperlunya.
"Siapkan kendaraan, sangat terbatas. Alat radio dan pengamanan seperlunya saja, dan tidak perlu memberitahu siapa pun," perintah Soeharto, sebagaimana tercantum dalam buku Soeharto: The Untold Story.
Blusukan rahasia itu berlangsung selama dua pekan.
Orang yang turut serta dalam blusukan itu hanya Try, Komandan Paspampres Kolonel Munawar, komandan pengawal, satu ajudan, dokter Mardjono, dan mekanik Biyanto yang mengurus kendaraan.
Di luar rombongan itu, hanya Ketua G-I/S Intel Hankam Mayjen TNI Benny Moerdani yang mengetahuinya.