Gempa Donggala Palu

Korban Tewas Gempa Donggala Palu Tembus 420 Orang, BNPB Sebut Tsunami Setinggi 6 Meter

Ribuan rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum di Palu luluh lantak. Belasan ribu warga Kota Palu kini berada di posko pengungsian.

Grup WA Bugis-Palu-Donggala
Kondisi jalur Trans Sulawesi di jalur Donggala Palu pascagempa. 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, JAKARTA - Gempa berkekuatan 7,4 Skala Richter (SR) diikuti gelombang tsunami setinggi 6 meter yang menghantam Kota Palu dan Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, merenggut ratusan korban jiwa.

Jumlah korban terus bertambah seiring pencarian dan evakuasi para korban oleh warga dan petugas.

Ribuan rumah, infrastruktur, dan fasilitas umum di Palu luluh lantak. Belasan ribu warga Kota Palu kini berada di posko pengungsian.

Sedangkan korban dan kerusakan di Donggala belum diketahui karena belum bisa ditembus oleh petugas evakuasi.

Baca: Kisah Warga Lampung Lolos dari Gempa Palu, Panjat Plafon Masjid hingga Kaki Terluka

Jumlah korban tewas akibat gempa bumi yang melanda Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah hingga Sabtu (29/9/2018) malam mencapai 420 orang.

"Itu baru yang di Kota Palu, belum yang di Kabupaten Donggala dan Sigi," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Wilem Rampangilei di halaman rumah jabatan Gubernur Sulteng di Jalan Moh Yamin Palu, Sabtu malam.

Selain itu, tingkat kerusakan yang terjadi di Kabupaten Donggala dan Sigi juga cukup signifikan namun belum ada laporan mengenai korban dan tingkat kerusakan karena sulitnya komunikasi.

Karena itu prioritas utama Satgas khusus penanganan bencana ini adalah pencarian dan penyelamatan serta penanganan pengungsi.

Baca: Video Detik-detik Gempa Terekam CCTV di Masjid, Berguncang Saat Jemaah Sedang Salat Magrib

"Sampai malam ini, ditaksir 10.000 pengungsi yang tersebar di 50-an titik dalam Kota Palu. Mereka akan diberi bantuan tempat berlindung, makanan dan obat-obatan bagi yang sakit," ujarnya.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, personel Brimob dan Sabhara sudah mengevakuasi 410 jenazah di sekitar tepi pantai Talise, salah satu wilayah di Palu yang paling parah terdampak gempa dan tsunami.

KM Sabuk Nusantara 39 terseret ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga.
KM Sabuk Nusantara 39 terseret ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga. (Grup WA Bugis-Palu-Donggala)

Para korban diangkut ke RS Bhayangkara.

"Brimob dan Sabhara sudah melakukan evakuasi, sudah ratusan mayat, di RS Bhayangkara telah dievakuasi 410 mayat. Yang sudah diidentifikasi 97 jenazah dan 30 di antaranya dibawa pulang keluarga," ujar Dedi, Sabtu.

Diperkirakan masih banyak jenazah korban gempa dan tsunami yang akan ditemukan di bawah reruntuhan bangunan di sekitar Pantai Talise mengingat temuan 410 jenazah adalah hasil pencarian kasat mata.

Petugas belum bisa mengevakuasi para korban yang berada di bawah reruntuhan bangunan mengingat beratnya medan dan tidak adanya peralatan pendukung.

"Kondisi dievakuasi sekitar pantai sekitar yang terlihat, kalau yang belum berhasil dievakuasi yang di reruntuhan bangunan. Peralatan sangat terbatas," ujarnya.

Sementara data yang masuk ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Sabtu pukul 13.00 WIB, terdapat 384 orang meninggal, 540 orang luka, dan 29 orang hilang di Palu.

Namun, BNPB belum menerima data korban maupun kerusakan di Donggala, karena jalur telekomunikasi, listrik, hingga transportasi di kabupaten tersebut lumpuh total.

"Korban jiwa sudah berada di sejumlah rumah sakit, paling banyak ada di RS Bhayangkara, yakni sebanyak 161 orang," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, di kantornya, Jakarta, Sabtu kemarin.

Baca: Kronologi Gempa Donggala dan Palu, BNPB Sebut Tinggi Tsunami Capai 6 Meter

Menurut Sutopo, jumlah korban masih akan bertambah. Sebab, belum seluruh daerah terjangkau petugas evakuasi.

Sejumlah korban yang sudah dievakuasi.
Sejumlah korban yang sudah dievakuasi. (Grup WA Bugis-Palu-Donggala)

"Jumlah masih akan terus bertambah karena proses evakuasi terus dilakukan. Belum semua daerah terjangkau petugas. Alat berat diperlukan, personel Tim SAR perlu ditambah," kata dia.

BNPB juga mencatat bangunan megah yang ambruk, antara lain Mal Tatura, dan Hotel Roa Roa yang berlantai 8 di Palu.

Sedangkan Jembatan Kuning Ponulele, yang menjadi ikon Kota Palu, juga ambrol diguncang gempa.

Adapun kondisi di Donggala, BNPB belum bisa menyampaikan karena listrik di wilayah tersebut masih padam sehingga menghambat komunikasi.

Informasi awal yang diterima oleh BNPB, ada 13 kecamatan di Donggala yang terkena dampak terparah akibat gempa dan tsunami.

Tsunami 6 Meter

Sutopo mengungkapkan, pihaknya telah menemukan fakta baru tentang tsunami yang menerjang Palu dan Donggala.

Tinggi gelombang tsunami mencapai enam meter di Palu dan Donggala.

"Kami temukan ternyata ada tsunami tinggi sampai 6 meter, berdasarkan laporan," kata Sutopo.

Dengan adanya temuan itu, BNPB akan melakukan kordinasi dan komunikasi dengan lembaga terkait. Pasalnya, sebelumnya tsunami hanya diperkirakan setinggi 1,5 sampai 2 meter.

Baca: Keluarga Alumni Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Gelar Penggalangan Dana Gempa Palu dan Donggala

"BNPB akan berkoordinasi dengan instansi lainnya utuk melakukan pendataan tsunami, bagaimana faktor penyebabnya untuk pembelajaran ke depan," kata Sutopo.

Selain itu, gelombang tsunami juga mengempaskan sejumlah kapal yang sandar di pelabuhan Palu.

Bahkan, kapal besar KM Sabuk Nusantara 39 sampai terlempar ke daratan sejauh 70 meter dari dermaga.

"Ada kapal yang kebetulan sandar di pelabuhan terlempar kira-kira 70 meter," kata Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi, Sabtu.

Menhub menjelaskan kapal yang bersandar di pelabuhan milik PT Pelni (Persero), dan saat peristiwa tersebut terjadi tak ada orang di dalam kapal.

Teriakan di Reruntuhan

Sementara itu, proses evakuasi korban di Donggala mengalami banyak kendala.

Selain karena keterbatasan alat, aliran listrik yang terputus membuat petugas kesulitan menyisir korban gempa.

"Evakuasi mencari korban seperti ini tidak mudah, pertama kondisi kalau malam gelap gulita. Petugas banyak mendengar suara minta tolong, tapi nggak bisa kita lakukan karena kondisi gelap," kata Sutopo.

Kondisi ini terjadi di Balaroa, sekitar Sungai Manonda, Palu Barat.

Baca: 5 Fakta Baru Gempa Donggala dan Tsunami Palu, Kekuatan Gempa Disebut 200 Kali Bom Atom Hiroshima

Di lokasi tersebut juga terjadi kebakaran kecil pascagempa yang berpusat di Donggala.

BNPB mencatat hingga Sabtu pukul 15.00 WIB, setidaknya terjadi 131 gempa bumi susulan pascagempa besar mengguncang Palu dan Donggala.

Dari jumlah tersebut, hanya ada lima gempa yang dirasakan oleh warga.

"Gempa susulan masih terus berlangsung. Yang dirasakan 5 kali, sumbernya sama, dari Palu Koro," kata Sutopo.

Menurut dia, gempa besar pasti akan diikuti gempa susulan.

Hal itu merupakan proses penyeimbangan yang normal.

Diprediksi, gempa susulan juga masih akan mengguncang Palu dan Donggala.

Perkiraan Ribuan

Wakil Presiden Jusuf Kalla memperkirakan jumlah korban akibat gempa diikuti tsunami di Sulteng bisa terus bertambah hingga ribuan orang.

Sebab, gempa 7,4 magnitudo terbilang besar dan diperparah dengan adanya sapuan tsunami.

Ia teringat kejadian gempa berkekuatan lebih 9,1 SR diikuti gelombang tsunami setinggi 30 meter yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 silam.

Saat awal peristiwa jumlah korban yang dilaporkan kepada JK selaku wakil presiden, hanya puluhan orang.

Namun, pada sore hari, jumlah korban sudah mencapai ratusan orang dan terus bertambah hingga ribuan pada hari-hari berikutnya.

"Yang baru dilaporkan 384 yang hilang. Tapi, itu bisa sampai seribu, ribuan itu," kata JK, Sabtu. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved