Tribun Lampung Barat

Bupati Parosil Mabsus Hadiri Upacara Hari TNI ke-73

Bupati Parosil Mabsus bersama Gubernur serta para kepala daerah Lampung mengadiri Upacara Hari TNI ke-73

Istimewa
Bupati Parosil berpose setelah selesai melaksanakan upacara bersama kepala daerah Lampung, Dari kanan-kiri: Yusuf Kohar (wakil walikota bandar lampung) - Saply TH (wakil bupati mesuji) - Parosil Mabsus (Bupati Lampung Barat) - Eriawan (Wakil Bupati Pesawaran). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID BANDAR LAMPUNG - Bupati Parosil Mabsus bersama Gubernur serta para kepala daerah Lampung mengadiri Upacara Hari TNI ke-73 di Lapangan Saburai, Enggal, Bandarlampung, Jum'at (5/10/2018).

Upacara di laksanakan secara Militer di pinpin oleh Danrem 043 Garuda Hitam selaku inspektur Upacara.

Pada kesempatan itu Bupati Parosil yang di dampingi Kabag Humas & Protokol Lambar Burlianto Eka Putra kepada media mengatakan , TNI lahir dari rakyat, sebagai tentara rakyat, dan tak dapat dipisahkan dari rakyat.

"Kekuatan utama TNI adalah dukungan rakyat. TNI tak bisa dipisahkan dari rakyat sebagai penjaga keutuhan bangsa Indonesia," jelasnya.

Dengan kemerdekaan yang tentu dijaga TNI dan unsur lain, Bupati Parosil menjelaskan ketika negara kita aman dari berbagai ancaman, maka akan mampu meningkatkan daya saing ditingkat global, serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Sementara itu, dalam amanat Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang dibacakan Danrem 043/Gatam Kolonel Kav Erwin Djatniko pada Upacara Hari TNI ke-73, menjelaskan Profesionalisme TNI harus terus ditingkatkan dan diwujudkan dalam berbagai pelaksanaan operasi dan kegiatan serta latihan TNI.

"Profesionalisme TNI harus diwujudkan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah serta melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan juga dalam menjaga perdamaian dunia," jelasnya.

Sebagai alat negara, Danrem 043/Gatam Kolonel Kav Erwin Djatniko, menjelaskan tugas TNI tidak lepas dari berbagai tantangan yang semakin Kompleks.

Perkembangan politik ekonomi dan teknologi global telah menciptakan ruang dan metode perperangan baru.

Selain itu, krisis ekonomi yang diikuti dengan ketegangan percaturan politik global telah membawa ketidakpastian dan kekhawatiran dalam menjangka prospek masa depan.

"Ketidakpastian akibat krisis ekonomi politik dan kepemimpinan Global yang dikatalisasi oleh disrupsi teknologi, telah membawa perang masuk ke berbagai dimensi seperti perang ekonomi, perang dagang, perang hukum, perang cyber,

perang opini dan bahkan akhir-akhir ini kita menyaksikan adanya perang mata uang di berbagai negara. Era perang kinetik bergeser ke arah perang digital nonmetal tapi tetap menimbulkan dampak merugikan bagi kehidupan masyarakat bernegara," jelasnya.

Selain menghadapi kompleksitas tantangan, Danrem Kol. Kav. Erwin, menjelaskan ke depan kita juga harus menghadapi gejala alam yang terjadi akhir-akhir ini.

TNI sebagai satuan yang siaga di masa damai harus membantu pemerintah menanggulangi bencana yang terjadi di berbagai daerah seperti kejadian luar biasa gizi buruk di Asmat Papua, letusan gunung Agung di Bali, kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatera, serta gempa bumi di Lombok dan Palu.

"Tugas lain yang tidak kalah penting adalah membantu Pemerintah dalam mengatasi aksi terorisme, penegakan hukum di laut, pengamanan wilayah udara, serta terlibat dalam pengamanan strategis nasional dan internasional seperti pengamanan Asian Games 2018, Asian para Games 2018 dan pengamanan sidang tahunan IMF World Bank di Bali," ujarnya.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved