Rahmat Saiful Bahri 2 Kali Lolos dari Tsunami Aceh dan Palu
Rahmat Saiful Bahri 2 Kali Lolos dari Tsunami Aceh dan Palu, Menyelamatkan Diri ke Bangunan Tinggi
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Lolos dari maut dalam bencana yang menewaskan ribuan orang dan meluluhlantakkan segalanya, merupakan pengalaman luar biasa.
Tetapi lolos dari dua bencana serupa? Itulah yang terjadi pada Rahmat Saiful Bahri.
Pada 2004, pria berusia 50 tahun itu selamat dari tsunami yang menerjang Aceh dan menewaskan 200.000 orang lebih.
Baca: Fadli Zon Ditantang Yunarto Wijaya Soal Kasus Ratna Sarumpaet, Budiman Sudjatmiko Bilang Ragu
Ia kembali lolos dari maut yang sudah begitu dekat.
Sebagai Kepala Sekretariat Majelis Adat Kota Banda Aceh, Rahmat Saiful Bahri berada di Palu untuk menghadiri lokakarya nasional best practice implementasi penguatan peran tokoh informal dan lembaga adat, sebuah acara tentang peran adat tradisional daerah dalam kebudayaan Indonesia.
Ia tiba di Palu pada Kamis (27/08), sehari sebelum pembukaan acara yang dijadwalkan berlangsung Jumat (28/08), dan menginap di sebuah wisma dekat bandara.
Baru pada Jumat itu Rahmat pindah ke Swiss Belhotel tempat berlangsungnya acara.
Setelah menyelesaikan registrasi sebagai peserta dan chek-in di hotel yang terletak tak jauh dari di tepi pantai Palu, ia pun masuk kamar.
"Baru masuk kamar mandi di kamar, tiba-tiba gempa mengguncang, sampai saya terbontang-banting di dalam kamar mandi," kata Rahmad Saiful Bahri, kepada Hidayatullah, wartawan di Aceh yang melaporkan untuk BBC News Indonesia.
Baca: Resmi Ditahan, Ratna Sarumpaet Belum Dijenguk Timses Prabowo-Sandiaga
Rahmat Saiful Bahri, menunggu giliran terbang dari Palu, setela lolos dari terjangan tsunami/ RAHMAT SAIFUL BAHRI.
Pengalaman sebagai penyintas tsunami Aceh 2004, membuatnya bergerak cepat.
"Ketika gempa itu, saya sudah terpikir akan terjadi tsunami, (karena letak Palu di dekat pantai). Maka dari kamar hotel yang berada di lantai tiga, saya bukan lari keluar, tapi berusaha lari ke lantai lima untuk menyelamatkan diri, dari kemungkinan tsunami," katanya.
Dalam perhitungannya, "kalau pun hotel ambruk karena gempa, yang jadi korban itu di bawah, jadi saya masih bisa selamat karena berada di atas," kata Rahmat.
Beberapa orang mengikuti jejaknya naik ke lantai lima, lantai tertinggi hotel itu. Bahkan ada yang naik melalui jendela.
Baca: Ibu Iriana Jokowi Tertangkap Kamera Bergoyang Saat Upacara Pembukaan Asian Para Games 2018
Di lantai lima sudah ada beberapa orang. Dan betul saja, tsunami terjadi.