Meletus 407 Kali hingga Semburkan Lava Pijar, Gunung Anak Krakatau Ramai Dikunjungi Turis
Meletus 407 Kali hingga Semburkan Lava Pijar, Gunung Anak Krakatau Ramai Dikunjungi Turis
Karena gunung api cara tumbuhnya dengan erupsi, bukan seperti pohon. Maka erupsi gunung anak krakatau adalah hal wajar dan harus," ujar dia.
Kasi Data dan Informasi BMKG Lampung Rudi Harianto menambahkan, aktivitas GAK yang meletus setiap hari justru mengurangi potensi dampak yang besar.
Ia pun mengatakan, masyarakat khususnya yang berdekatan dengan GAK tidak perlu khawatir, meski tetap waspada.
407 Letusan
Kepala Pos Pantau GAK di Desa Hargo Pancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan Andi Suardi menjelaskan, pada Sabtu hingga Minggu (7/10) dini hari jumlah gempa letusan GAK tercatat 407 kali dengan amplitudo 30-50 mm dan durasi 34-300 detik.
Dari data magma VAR yang dikeluarkan oleh PVMBG Kementerian ESDM juga terpantau adanya gempa tremor harmonik sebanyak 14 kali dengan amplitudo 10- 41 mm dan durasi 30-123 detik.
"Juga gempa tremor menerus (mikro tremor) dengan amplitudo 10-30 mm. Tetapi dominan 20 mm," kata Andi, kemarin.
Secara visual, GAK tidak bisa diamati karena tertutup kabut.
Karenanya ketinggian debu dari kawah tidak teramati.
Sedangkan pada malam hari dari CCTV teramati adanya sinar api pada kawah dan terdengar suara dentuman yang dirasakan getarannya hingga pos PGA.
"Adanya aktivitas vulkanik ini baik bagi GAK. Karena tekanan energi pada dapur magma berkurang dengan adanya aktivitas vulkani saat ini," ujar Andi. Untuk status hingga kini GAK masih pada level II Waspada.
Ramai Dikunjungi
Surono mengatakan, aktivitas GAK seperti saat ini akan lebih baik jika dinikmati sebagai potensi pariwisata, bukannya ditakuti.
"Kalau menurut saya, ini harusnya dipromosikan. Ayo piknik ke Lampung atau Banten dan waktu malam lihat Gunung Anak Krakatau pakai kapal," kata dia.
"Tapi jaraknya enggak terlalu dekat ya, misal di pulau sebelahnya. Saya rasa ini adalah sesuatu yang unik dan mungkin tidak ada di manapun, bahkan di luar negeri sekalipun," imbuhnya.
Ia mengatakan, sudah saatnya kita mencintai gunung api dan menikmati keindahannya. "Ngapainlah khawatir, enggak usah khawatir. Ikuti batasnya," ujar dia.
Potensi dan keindahan yang dimiliki GAK ini memang sudah lama menjadi perhatian dunia.