Pramugari Lion Air Curhat Sudah Tak Kuat Lagi Kerja di Lion Air, Ternyata Bukan Cuma Soal Gaji
Pramugari Lion Air Curhat Sudah Tak Kuat Lagi Kerja di Lion Air, Ternyata Bukan Cuma Soal Gaji
Penulis: Heribertus Sulis | Editor: Heribertus Sulis
Pramugari Lion Air Curhat Sudah Tak Kuat Lagi Kerja di Lion Air, Ternyata Bukan Cuma Soal Gaji
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Seorang pramugari training, Trianingsih Putri Van Ende, menjadi salah satu korban pesawat Lion Air PK-LQP dengan nomor penerbangan JT 610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/30/2018) lalu.
Duka dirasakan oleh orang-orang terdekat pramugari training Trianingsih Putri Van Ende yang jadi korban pesawat Lion Air yang jatuh tersebut.
Termasuk salah satunya seorang Youtubers, Shely Che.
Baca: Gaji Pilot Lion Air JT 610 Bikin Miris, Gaji Pramugarinya Ternyata Tak sampai Rp 4 Juta
Shely Che merupakan sabahat dari sang pramugari training bernama Trianingsih Putri Van Ende yang akrab disapa Tia.
Ketika kejadian, nama Tia memang tidak tercantum dalam daftar kru karena statusnya dan 2 teman lainnya masih training.
"Dia (Tia) itu masih karyawan training, dia masih baru gabung Lion Air dan masih belum jadi kru, makanya dia belum masuk list kru pesawat.
Karena dia masih training dan dia duduk di sebelah karyawan training lainnya ada 3 orang," kata Shely Che, dilansir dari video unggahan kanal YouTube Shely Che yang berjudul 'UNTUK SAHABATKU - Tragedi Jatuhnya Pesawat LION AIR JT610', Kamis (1/11/2018).
Shely tak mengira jika tia adalah salah satu orang yang berada di pesawat Lion Air JT 610 tersebut.
Merasa khawatir, Shely segera mengirimkan pesan singkat kepada Tia untuk menanyakan pesawat Lion Air yang jatuh.
Baca: Di ILC TV One Mantan Pramugari Lion Air Ungkap 2 Kali Kecelakaan, Wajah Hancur Tulang Pipi Remuk
Shely mengirim pesan pukul 09.53 WIB.
Namun pesan tersebut masih bertanda centang satu atau tak sampai kepada penerima.

Shely kembali mengirim pesan pukul 12.45 WIB kepada Tia, namun masih tak ada tanda- tanda terkirim.
Shely juga menceritakan pertemuan terakhirnya dengan Tia, 3 hari sebelum peristiwa nahas menimpa sahabatnya.
Jumat (26/10/2018), Shely Che bertemu dengan Tia di sebuah pusat perbelanjaan.
Baca: Di ILC TV One, Karni Ilyas Bocorkan Isi Pembicaraan dengan Bos Lion Air soal Promosi Gratis
Saat itu Shely Che mengatakan nyaris tak bisa bertemu Tia karena padatnya jadwal sang sahabat tersebut.
Shely ingat jika sikap Tia memang menunjukkan gelagat berbeda dari biasanya ketika itu.
Biasanya Tia tak pernah memaksakan keadaan dan me-reschedule pertemuan jika memang tidak bisa meet up.
Namun saat itu Tia tampak lebih memaksakan diri ingin bertemu Shely Che meski dia baru pulang jam 20.30 malam sementara mall akan segera tutup pukul 22.00.
"Tapi di situ Tia ngotot banget pengen ketemu aku,
Dia bilang 'aku masih bisa sama kamu sampai jam 11, aku udah pesan grab' segala macamnya dan dia pengen banget ketemu aku jadi aku tungguin," ujar Shely Che.
Pada pertemuan terakhirnya itu, Shely Che mendengar banyak cerita dan keluh kesah Tia selama 7 bulan menjadi pramugari training di Lion Air.
Shely Che pun mengungkapkan sebenarnya Tia sudah tidak kuat menjalani hidupnya sebagai pramugari training Lion Air.
Tia sempat berkeluh kesah dan meminta pendapat ingin berhenti bekerja sebagai training pramugari Lion Air.
Tak hanya soal gaji, Tia juga mengeluhkan masalah senioritas pramugari di maskapai Lion Air.
"Dia sempat bilang ke aku, dia sudah nggak kuat,
'Shely aku pusing keuangan aku keganggu dan aku belum jelas kapan dapat sertifikat pramugarinya'," lanjutnya.

Shely pun menceritakan Tia sempat diminta pulang dan batal terbang karena memakai syal.
Padahal Tia memakai syal di basecamp pramugari Lion Air, bukan di bandara.
"Dia pernah disuruh pulang, ngga jadi flight gara-gara cuma pakai syal di basecamp, ya cuma di basecamp, ngga di airport atau perjalanan ke airport.
Cuman di basecamp karena dia kedinginan dan itu jam tiga pagi dan dia pakai syal terus seniornya marah katanya ngga boleh dan dia ngga jadi terbang saat itu," sambungnya.
Shely Che mengatkan Tia terlihat tertekan, tapi Shely selalu berusaha mendukung jerih payah Tia yang memang sudah dari lama ingin menjadi seorang pramugari.
Namun peristiwa jatuhnya Lion Air JT 610 ini membuat Shely menyesal.
Jika waktu dapat diputar kembali, Shely tentu akan mendukung keputusan Tia untuk berhenti menjadi pramugari.
Sayangnya, peristiwa ini sudah terjadi dan Shely hanya bisa mendoakan serta meminta maaf atas nama sahabatnya jika ada kesalahan.
Artikel ini telah tayang di suryamalang.com dengan judul Curhat Trianingsih, Pramugari Korban Lion Air JT 610: Tak Tahan Kerja di Maskapai Gara-gara Ini
Alami 2 Kecelakaan Pesawat Lion Air, Mantan Pramugari Laura Lazarus Ungkap Rasa Kecewa di ILC TV One
Seorang mantan pramugari Lion Air mengaku pernah mengalami kecelakaan pesawat, ketika masih bertugas di maskapai tersebut.
Saat masih bertugas, mantan pramugari Lion Air bernama Laura Lazarus bahkan menyatakan pernah mengalami kecelakaan pesawat sebanyak dua kali.
Akibat kecelakaan tersebut, beberapa bagian tubuh Laura Lazarus hancur.
Bagian tubuh yang hancur termasuk wajah Laura.
Hal tersebut disampaikan Laura Lazarus saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One, pada Selasa (30/10/2018).
Awalnya, Laura Lazarus mengungkapkan rasa duka citanya kepada penumpang pesawat Lion Air JT-610.
Pesawat Lion Air JT-610 rute Jakarta-Pangkalpinang, mengalami kecelakaan pada Senin (29/10/2018).
Baca: Saksi Mata Ungkap Detik-detik Pesawat Jatuh Diduga Lion Air JT 610, Terdengar Ledakan dari Dalam Air
Pesawat tersebut membawa lebih dari 180 penumpang, termasuk pilot, pramugari, dan teknisi.
Pesawat Lion Air JT-610 diketahui jatuh di Tanjung Karawang.
Kemudian, Laura Lazarus menceritakan pengalamannya saat masih bekerja di maskapai Lion Air.
Laura Lazarus mengalami kecelakaan pesawat parah di Solo pada November 2004.
Musibah itu adalah kecelakaan pesawat kedua kali yang dialami Laura.
Kecelakaan pesawat pertama yang ia alami terjadi di Palembang pada Juli 2004.
Saat kecelakaan di Palembang, pesawat keluar dari landasan pacu.
Roda depan pesawat terbenam di lumpur.
Laura menumpangi pesawat serupa, dengan nomor seri yang sama, saat mengalami kecelakaan di Solo, pada November 2004.
Baca: Pernah Alami 2 Kali Kecelakaan Bersama Lion Air, Mantan Pramugari Laura Lazarus Ungkap Kekecewaan
Dalam kecelakaan kedua itu, ia mengalami luka parah.
"Sebagian muka saya hancur dan tulang pipi saya remuk," kata Laura Lazarus.
Laura Lazarus harus menjalani lebih dari 19 kali operasi, untuk memulihkan kondisinya agar kembali seperti semula.
"Saat itu tangan saya copot, pinggang patah, kaki patah, betis hilang setengah bagian," kata Laura Lazarus.
Laura Lazarus kini berjalan menggunakan tongkat.
Laura Lazarus sempat dirawat di rumah sakit selama delapan bulan pasca kecelakaan.
Hingga 2017, ia masih menjalani operasi di bagian kaki.
Laura Lazarus mengatakan, Lion Air hanya menanggung biaya pengobatan di awal kecelakaan.
"Lion Air itu menanggung (biaya perawatan) pada awal ketika kejadian kecelakaan, delapan bulan awal dia (Lion Air) tanggung. Pokoknya dia sudah lepas sejak tahun 2007, nggak ada lagi pertanggungjawaban," jelas Laura Lazarus.
Laura mengalami kecelakaan pada usia 19 tahun.
Gaji pokoknya berhenti dikirim pada tahun 2006.
Baca: Dua Minggu Lagi Nikah, Dokter Calon Suami Intan Jadi Korban Jatuhnya Lion Air JT 610
Tahun 2007, ia mengaku tidak mendapat kabar dari pihak Lion Air.
"Tahun 2008, saya coba nyamperin tapi nggak ada kabar (dari Lion Air)," kata Laura Lazarus.
Saat itu, Laura Lazarus mengalami kebingungan.
Sebab sebagai anak muda berusia 19 tahun, ia bertindak sebagai tulang punggung keluarga.
Karena itulah, ia mencari cara memperjuangkan kehidupan dan menanyakan kepada pihak Lion Air.
Pada suatu titik, ia merasa dikecewakan.
"Pada suatu titik saya berpikir 'oh mungkin pertanggungjawaban mereka sampai segini'. Tapi paling tidak bisalah memberi pemberitahuan atau diberi surat 'terima kasih atas apa yang telah kamu lakukan.' Tapi ya kembali lagi, mungkin mereka sibuk," ucap Laura Lazarus.

Ditanya apakah ia merasa kecewa pada maskapai yang pernah menjadi tempatnya bekerja itu, Laura mengaku ia memang pernah kecewa.
Baca: Lion Air Ternyata Sudah Kena Sanksi Atas Insiden Pesawat Jatuh, Sanksi Lain Menunggu KNKT
Namun kini, ia mengaku sudah biasa saja.
"Kalau saya simpan terus kekecewaan ini, ini malah membunuh saya," tegas Laura Lazarus.