Tribun Tanggamus

Situs Baru di Tanggamus, Ditemukan 5 Batu Menhir Tak Jauh dari Batu Lumpang

Ada lima batu bentuknya memanjang dengan sisi-sisi tidak beraturan. Panjangnya berkisar 16 cm sampai 1,6 meter.

Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Tri Yulianto
Situs Batu Menhir di Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung. 

Laporan Reporter Tribun Lampung Tri Yulianto

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Dinas Kebudayaan Tanggamus menemukan situs Batu Menhir tidak jauh dari Batu Lumpang, Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung. 

Menurut Kadisbud Tanggamus Gandung Hartadi, penemuan batu itu berbeda dengan Batu Lumpang.

Batu tersebut berbentuk batu menhir, yakni berbentuk memanjang. 

Situs Batu Menhir di Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung.
Situs Batu Menhir di Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung. (Tribun Lampung/Tri Yulianto)

"Batu-batu itu baru ditemukan, setelah warga dan pihak penjaga situs Batu Bedil melakukan pencarian di sekitar Batu Lumpang. Kami yakini batu-batuan itu termasuk batu situs," ujar Gandung, Senin, 19 November 2018.

Ada lima batu bentuknya memanjang dengan sisi-sisi tidak beraturan. Panjangnya berkisar 16 cm sampai 1,6 meter.

Situs Batu Menhir di Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung.
Situs Batu Menhir di Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung. (Tribun Lampung/Tri Yulianto)

Jenis batunya berbeda dengan Batu Lumpang karena nampak seperti batu sungai. Sedangkan Batu Lumpang adalah batu padas. 

Baca: Diduga dari Zaman Megalitikum, Situs Batu Lumpang di Tanggamus Masih Misteri

"Dugaan kami, batu-batu tersebut dan juga Batu Lumpang masih terkait dengan Situs Batu Bedil. Mungkin saja Batu Bedil sebagai kompleks pemujaan dan di lokasi Batu Lumpang sebagai pusat kehidupan," terang Gandung. 

Hal itu disimpulkan karena Batu Lumpang lebih mengarah pada peralatan untuk hidup.

Sedangkan Batu Bedil lebih mengarah pada tempat pemujaan.

Memang antara lokasi Batu Lumpang dan Batu Bedil sekitar empat kilometer, meski saat ini lokasi pekonnya berbeda. 

Batu Lumpang

Batu Lumpang (lesung) jadi temuan situs baru di daerah Lempaung, Pekon Way Ilahan, Kecamatan Pulau Panggung.

Seperti halnya lumpang (dalam bahasa Jawa), bentuk Batu Lumpang pun berlubang.

Kegunaannya untuk menumbuk padi atau palawija.

Namun, fungsi Batu Lumpang tersebut sampai saat ini masih misteri. 

Ahmad Kalimi, pemilik lahan penemuan situs Batu Lumpang, mengaku tidak mengetahui apakah benda itu difungsikan untuk menumbuk padi. 

Baca: Situs Batu Bedil, Tempat Wisata Prasejarah di Tanggamus

"Saya beli tanah di sini sejak 1994, batu itu sudah ada. Saya tanya ke pemilik sebelumnya tidak tahu. Saya tanya lagi ke warga yang lebih tua, mereka juga juga tidak tahu," ujar Ahmad, Kamis, 15 November 2018.

Di tempat itu ada sekitar enam batu berlubang dengan jarak berdekatan.

Ada satu batu yang hanya memiliki satu lubang.

Situs Batu Lumpang di Tanggamus.
Situs Batu Lumpang di Tanggamus. (Tribun Lampung/Tri Yulianto)

Ada juga batu dengan tiga lubang.

Jumlah total ada 12 lubang secara terpisah.

Dari bentuknya, lubang itu seperti buatan manusia.

Kuat dugaan, situs ini seperti sebuah peninggalan zaman Megalitikum. 

Kedalaman lubang antara 30 cm sampai 1 meter.

Setiap lubang terisi air hujan.

Sedangkan yang sudah pecah hanya berisi tanah. 

Baca: Belajar Jejak Masa Lalu di Situs Batu Bedil Tanggamus

Bentuk batunya tidak beraturan. Ada yang besar dan kecil.

Ketinggiannya antara 50 cm sampai 1,2 meter. 

Budianto, staf Kecamatan Pulau Panggung, menceritakan temuan itu kepada Haroni, juru pelihara Situs Batu Bedil.

Keduanya pun melapor temuan situs itu ke Dinas Kebudayaan Tanggamus. 

Menurut Budianto, kondisi Batu Lumpang tersebut semakin rusak.

Sebagai pencegahan kerusakan lebih parah, ia berharap pemerintah bisa merawat dan menetapkan Batu Lumpang sebagai situs bersejarah. 

"Harapan saya ini menjadi cagar budaya dan ada usaha pemeliharaan dari pemerintah. Sebab, sayang dengan kondisi saat ini semakin lama batu-batunya semakin rusak," ujar Budianto.

Dinas Kebudayaan Tanggamus telah mengecek ke lokasi Batu Lumpang.

Disimpulkan bahwa Batu Lumpang itu sebagai peninggalan bersejarah. 

Untuk memastikannya lagi, Disbud Tanggamus langsung melapor ke Balai Arkeologi di Serang dan Bandung.

Sebuah tim dari Serang pun langsung ke lokasi untuk melakukan pengecekan awal. 

"Kami yakini itu situs. Maka langsung lapor ke pusat arkeologi. Dan tim arkeologi dari Serang langsung ke lokasi untuk mengeceknya," ujar Kadisbud Tanggamus Gandung Hartadi. 

Dari kesimpulan sementara tim arkeologi Serang, Batu Lumpang itu memang buatan manusia.

Namun, kapan dibuatnya dan kegunaannya untuk apa, perlu kajian lebih mendalam. 

Untuk itu, nantinya akan didatangkan tim arkeologi dari Bandung untuk lebih menguatkan kajiannya, serta diharapkan bisa mengungkap misteri Batu Lumpang. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved