Mempertahankan Kearifan Lokal Melalui Kopi Gunung Betung
Mempertahankan Kearifan Lokal Melalui Kopi Gunung Betung Provinsi Lampung
Penulis: Gustina Asmara | Editor: taryono
"Saat ini kita terkendala persoalan pemasaran. Sebab, pasar saat ini mayoritas dikuasai mereka-mereka yang kuat secara modal. Sementara UKM seperti saya, dengan modal terbatas, persoalan pemasaran menjadi sedikit sulit," kata dia.
Edukasi Petani dan UKM
Meski di tengah keterbatasan modal dan pemasaran, Rasman tak pernah lupa untuk membagi ilmunya kepada para UKM dan juga petani. Ia sering memberikan edukasi kepada para UKM kopi dari berbagai provinsi di wilayah Sumatera dan Indonesia. Edukasi itu umumnya adalah soal menjaga mutu produk.
Ia juga memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk magang di tempatnya. Selain itu, ia pun tak lupa mengedukasi para petani kopi. Ketua Kelompok Tani Mandiri Agung ini berupaya agar varietas tanaman kopi di Gunung Betung tetap terjaga.
Menurut dia, ada tiga jenis varietas kopi yang ada di Gunung Betung. Yakni, tanaman kopi yang sudah ada sejak zaman Belanda, kemudian kopi bakir asal Lampung Barat, dan kopi persilangan antara tanaman zaman Belanda dengan bakir, yang disebut Kopi Gunung Betung.
Secara fisik, biji kopi ketiga varietas ini berbeda. Biji kopi dari tanaman Belanda berukuran kecil dan memiliki rasa yang kuat. Sementara bakir memiliki ukuran biji yang besar serta beraroma harum.
"Petani sini kemudian melakukan modifikasi untuk mendapatkan bibit unggul. Sehingga kita silangkan antara tanaman kopi zaman Belanda itu dengan si bakir. Sehingga lahirnya kopi Gunung Betung yang memiliki rasa yang strong dan harum. Bibit ini sedang kita lestarikan. Sebab, dengan pohon yang sedikit, buahnya banyak. Kalau petani itu, kalo bisa pohonnya sedikit, tapi buahnya banyak," jelas dia.
Selain mengedukasi soal bibit ini, ia juga berupaya membantu kesejahteraan petani. Ia kerap mengedukasi masyarakat agar menghasilkan biji kopi yang berkualitas.
"Biji kopi yang berkualitas itu kan terlihat dari warnanya, kuning terang. Nah kita bilang ke petani, jika mereka bisa memberikan biji kopi yang berkualitas itu, maka harga yang diberikan bisa lebih tinggi," ujarnya.
Menurutnya, ada ratusan petani kopi di Sumber Agung. Mereka menanam kopi di Gunung Betung yang merupakan hutan kemasyarakatan. Ada ratusan hektare lahan yang ditanami masyarakat. Dalam satu tahun, petani bisa produksi sekitar 1 ton kopi per hektare.
Bantu Perekonomian

Buruh sortir di UKM Bubuk Kopi Gunung Betung, Jumaih yang berusia 65 tahun menceritakan, dirinya sudah lebih dari 10 tahun bekerja kepada Rasman. Dalam sehari, ia bisa mensortir hingga 2,5 kuintal biji kopi dari pukul 08.00-16.00 WIB.
Menurut dia, pekerjaan tersebut sangat membantu perekonomian keluarganya. Sebab, suaminya hanya seorang buruh serabutan. "Ya upahnya bisa bantu-bantu untuk kebutuhan dapur," ceritanya seraya menampi biji kopi.
Ia mengaku, mendapatkan upah seharinya Rp 60 ribu. Jika orderan bubuk kopi banyak, banyak pula biji kopi yang ia sortir. Namun dua tahun terakhir, orderan sedang sepi. Sehingga tidak setiap hari melakukan aktivitas mensortir.
Buruh sortir lainnya, Siti Komariah yang berusia 63 tahun mengatakan, upah yang didapat dari aktivitas tersebut sangat membantu dirinya. Karena suaminya telah meninggal dunia.
"Saya punya lima anak. Suami sudah lama meninggal. Tiga anak sudah menikah, dua baru saja selesai kuliah. Ya Alhamdulilah, dari sinilah uangnya," kata dia.
Sementara Uswadi (38), buruh giling kopi menuturkan, ia telah bekerja bersama Rasman sejak dirinya masih muda dan belum menikah hingga hari itu.
"Udah lama banget kerja di sini. Dari semula kerjanya setiap hari, kalo sekarang tidak setiap hari," kata pria yang telah memiliki dua orang anak ini.
Menurut dia, upahnya dibayar berdasakan jumlah biji kopi yang digiling. Per satu tonnya, dia mendapat Rp 1 juta. "Upahnya Alhamdulilah naik dari yang dulu. Dulu per ton dibayar Rp 350 ribu, lalu naik Rp 600 ribu, sekarang sudah Rp 1 juta per ton," ujarnya.
Proses menggiling dari pagi, jam 08.00-17.00 WIB. "Kalo sehari itu bisalah saya menggiling bubuk kopi sampe 2 kuintal. Kan mesinnya sudah bagus," kata dia.
Kembangkan UKM
Bukan cuma UKM Kopi Bubuk Gunung Betung saja yang dibantu oleh Astra di Sumber Agung. Tercatat ada 9 UKM yang mendapatkan bantuan peralatan untuk usaha. Di antaranya. UKM keripik, UKM teng-teng, UKM batik tulis, dan lainnya.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Rusdi, peresmian Kampung Berseri Astra di Sumber Agung berlangsung pada 2017 lalu.
Bantuan yang diberikan Astra berdasarkan empat pilar. Yakni, bidang kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan.
Di bidang kewirausahaan, Astra membantu peralatan usaha bagi UKM. Seperti UKM Kopi Gunung Betung mendapat bantuan mesin penggilingan.
UKM keripik dan teng teng jahe mendapat bantuan kompor dan kuali untuk memasak, dan lainnya.
Di bidang lingkungan, terus dia, pihak Astra membantu mendirikan gapura, menyediakan tempat duduk di lapangan.
Di bidang lingkungan, bantuan berupa penanaman pohon beringin merah di lapangan setempat, pemberian bantuan DVD untuk senam kesehatan para ibu di Jalan Ponpes Lingkungan II Sumber Agung.
Selanjutnya di bidang kesehatan, pihak Astra memberikan bantuan alat kesehatan, tenda serta fasilitas di ruang tunggu posyandu bagi para lansia dan anak-anak untuk lingkungan I-III.
Pada pilar pendidikan, Astra memberikan beasiswa untuk 35 orang pelajar dari tingkat SD-SMA dengan nilai yang berbeda per tingkatan.
Astra juga memberikan bantuan pembuatan pagar di PAUD, alat bermain anak serta paving blok.
(gustina asmara)