Tribun Bandar Lampung
Dewan Pendidikan Lampung: Bentrok antar Mahasiswa UIN Mencoreng Institusi Pendidikan
Peristiwa kericuhan antar mahasiswa saat pemira di kampus UIN Raden Intan tentunya sangat disayangkan dan mencoreng institusi pendidikan.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Reny Fitriani
Rektorat Mediasi
Pihak Rektorat UIN Raden Intan Lampung berupaya memediasi dua kubu mahasiswa yang berseberangan.
Rektorat pun meminta penghentian sementara aktivitas pemira.
"Untuk sementara, rektorat meminta pemira dihentikan dulu. Rektorat melalui Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan akan memanggil pihak panitia untuk dimintai kronologinya," kata Kepala Subbagian Hubungan Mahasiswa UIN Raden Intan Lampung Hayatul Islam.
Hayatul membenarkan ada sejumlah mahasiswa yang terluka akibat kericuhan. "Sudah diproses secara hukum," imbuhnya.
Dalam pemira tersebut, mencuat dugaan penggelembungan suara.
Mirhasan, anggota tim pemenangan salah satu capres-cawapres mahasiswa, mengungkapkan, penggelembungan suara itu diduga dilakukan dengan cara memanipulasi slip pembayaran sebagai syarat mencoblos.
"Seharusnya, mahasiswa menyertakan slip pembayaran sekali saja untuk mencoblos. Bukannya berulang kali.
Malah ada yang ambil slip mahasiswa lainnya untuk mencoblos lagi," bebernya saat diwawancarai awak media di depan Gedung Rektorat UIN Raden Intan.