Tribun Lampung Selatan

Sebulan, Narkoba Rp 33 Miliar Diselundupkan Lewat Pelabuhan Bakauheni

Teranyar, jajaran Polda Lampung mengamankan berbagai barang haram senilai lebih Rp 33 miliar dalam tempo satu bulan.

Tribunlampung.co.id/Dedi Sutomo
Kapolda Lampung Irjen Purwadi Arianto memimpin ekspose kasus narkoba di Polres Lamsel, Kamis (29/11/2018) 

Terpisah, Plt Kabid Berantas BNNP Lampung Richard PL Tobing mengapresiasi kinerja Polres Lamsel dalam mengungkap kasus narkoba Rp 33 miliar dalam sebulan terakhir.

Ia mengatakan, pengawasan di pelabuhan memang selama ini dipegang langsung oleh tim dari Polda Lampung, dalam hal ini Polres Lamsel.

"Selama ini mungkin teman-teman di polres memiliki data random sehingga pemeriksaan yang dilakukan bisa kontinyu terhadap kendaraan yang masuk ke sea port. Memang jumlahnya besar-besar yang ditemukan. Bagusnya, mereka sudah terbiasa memantau dan mengetahui kendaraan mana yang terindikasikan membawa narkoba. Biasanya kendaraan pribadi," kata Richard, Kamis.

BREAKING NEWS - Kronologi Polresta Bandar Lampung Temukan Sabu 2 Kg Senilai Rp 2 Miliar

Menurut Richard, alat pendeteksi narkoba perlu maksimal di wilayah pelabuhan.

Tetapi, tidak terkonsentrasi di pintu masuk kendaraan saja, melainkan juga pintu masuk penumpang.

"Itu penting. Karena kalau ada yang membawa narkoba dalam jumlah kecil, 1 atau 2 kilogram, kan sulit memantaunya, jika tidak ada pengawasan di pintu masuk penumpang," jelas Richard.

Menurut Richard, pemberantasan narkoba perlu kerja sama lintas sektor.

Sinergi dengan BNNP, SKPD dan pihak militer, perlu dilakukan.

"Sejauh ini memang tim dari BNN tidak sampai turun ke Bakauheni. Hanya kalau kami dapat data atau informasi ada barang yang mau menyeberang, baru kami turun bersama mereka (polres) juga. Tapi kalau tidak, ya mereka yang tangani. Kami sifatnya mendukung saja," ucapnya.

Richard pun berharap, ada alat pendeteksi narkoba sehingga benar-benar bisa disetop arus lalu lintas narkoba antarpulau tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Lampung Ismet Roni juga ikut mengapresiasi langkah kepolisian yang terus mengungkap kasus narkoba di Pelabuhan Bakauheni.

Namun demikian, Ismet menyayangkan, jika ternyata pelabuhan yang notabenenya merupakan gerbang masuk ke Sumatera masih minim alat pendeteksi narkoba.

"Selama ini memang sepertinya masih manual ya. Mengandalkan tenaga personel dan anjing pelacak. Sudah cukup baik, tetapi kan akan lebih baik lagi jika memang ada alat pendeteksi narkoba yang dipasang," kata Ismet, Kamis.

Seharusnya, lanjut Ismet, Mabes Polri atau BNN pusat memberi atensi khusus terhadap jalur-jalur masuk yang dianggap rawan dalam penyelundupan narkoba tersebut.

Jika memang diperlukan, terus Ismet, pemerintah daerah bisa ikut turun tangan menyediakan alat pendeteksi narkoba tersebut.

"Kalau memang seperti itu, kami dari DPRD akan sangat mendukung. Karena jelas itu untuk kebaikan Provinsi Lampung dan masyarakat Lampung. Sebisa mungkin tidak hanya diminimalisir, tetapi disetop peredaran narkoba antar pulau ini," tandas politisi Partai Golkar tersebut. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved