Tribun Tanggamus
Kisah Camat Cukuh Balak yang Harus Naik Perahu ke Tengah Laut untuk Cari Sinyal Telepon
Camat Cukuh Balak Rusdi terpaksa naik perahu ke tengah laut untuk melakukan koordinasi dengan aparat guna menanggulangi bencana.
Penulis: Tri Yulianto | Editor: Daniel Tri Hardanto
Kisah Camat Cukuh Balak yang Harus ke Tengah Laut untuk Cari Sinyal Telepon
Laporan Reporter Tribun Lampung Tri Yulianto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTA AGUNG - Bencana banjir dan tanah longsor yang terjadi pekan lalu membuat wilayah Kecamatan Cukuh Balak, Tanggamus terisolasi.
Pasalnya, akses jalan lintas kecamatan yang menuju Kecamatan Cukuh Balak masih tertutup longsor.
Dampak lainnya adalah robohnya tiang listrik sebagai pasokan energi ke menara telekomunikasi.
Akibatnya, Camat Cukuh Balak Rusdi terpaksa naik perahu ke tengah laut untuk melakukan koordinasi dengan aparat guna menanggulangi bencana yang melanda wilayahnya.
• BREAKING NEWS - Banjir di Lampung, Jalan di Cukuh Balak Putus karena Tertutup Longsor
Menurut Rusdi, sejak Sabtu 1 Desember 2018 sampai saat ini wilayah Cukuh Balak masih terisolasi.
Selama listrik tidak ada, menara telekomunikasi pun tidak berfungsi.

"Jadi kemarin, untuk tahu soal rapat (membahas) masalah bencana, saya naik perahu dulu ke tengah laut. Setelah itu, barulah dapat sinyal. Sebab, kalau di darat tidak ada sinyal," kata Rusdi, Senin, 3 Desember 2018.
Rusdi menjelaskan, rapat pembahasan bencana dijadwalkan pada Senin siang bersama bupati di kantor Pemkab Tanggamus.
Untuk menghadiri rapat tersebut, Rusdi harus bersusah payah.
"Saya naik perahu dari Cukuh Balak sampai ke Kota Agung. Ongkosnya Rp 300 ribu. Terus sampai Kota Agung ke kantor pemkab menyewa motor. Biayanya minimal Rp 50 ribu, sewa sehari," beber Rusdi.
Menurut Rusdi, tidak ada cara lain bagi dirinya untuk bisa ikut rapat.
Apalagi, bagi Rusdi, agenda rapat tersebut sangat penting.
Ia ingin melaporkan kondisi yang ada di Cukuh Balak kepada bupati.
• Sempat Nyaris Tertutup Akibat Longsor, Akses Jalan Menuju Desa Way Kalam Sudah Normal