Tribun Bandar Lampung
Kostum Burung Garuda Emas dari 200 Lembar Daun Bambu Curi Perhatian Penonton Pawai Budaya
Ratusan siswa dari berbagai sekolah menyemarakkan pawai budaya di Bandar Lampung, Minggu, 9 Desember 2018.
Penulis: Bayu Saputra | Editor: Daniel Tri Hardanto
Sebelum akhirnya menjadi kostum, Dwi menjemur daun-daun bambu tersebut selama tiga hari.
Ia lalu merangkainya menjadi satu bersama rekannya.
"Setelah itu, semprot pakai cat Pylox warna keemasan yang melambangkan warna burung garuda. Hasilnya, jadi kostum yang beratnya tiga kilogram. Total habis Rp 900 ribu untuk sepasang kostum burung garuda dan kostum kupu-kupu," ujar Dwi yang mengenakan kostum kupu-kupu.
Tiara, tim SMAN 1 Sukoharjo, menambahkan, selain daun bambu, rancangan kostum itu juga menggunakan triplek kayu.
Pihaknya sengaja memberi kebebasan kepada anak didik untuk menciptakan kreasi kostum.
"Kami dapati, kok ada yang unik kayak gini: sepasang burung garuda dan kupu-kupu dari daun bambu sebagai bahan dasarnya," kata Tiara. "Konsepnya, burung yang sayapnya merekah, lambang kebebasan tim untuk berkreasi," sambungnya.
Pawai budaya itu sendiri mengambil tema "Merajut Kebersamaan untuk Melestarikan Kebudayaan dan Kebhinekaan". Pihak penyelenggara menyebut peserta pawai mencapai 5.000 pelajar tingkat SMA/SMK.
Selain SMAN 1 Sukoharjo, pawai budaya juga disemarakkan dengan penampilan dari SMK Citra Angkasa School, SMK Negeri 8, SMK Taman Karya, dan SMK Satu Nusa 2.
Para pelajar dari empat sekolah ini mengenakan pakaian adat Papua.
"Ini kan kegiatan dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional. Tentu kami dari dunia pendidikan ikut memeriahkan," kata Amelia, pembina Organisasi Siswa Intra Sekolah SMK Citra Angkasa School, di sela pawai budaya.
• Disbud Tanggamus akan Lombakan Pawai Budaya Kepahlawanan
Mengenai alasan anak-anak didiknya memakai pakaian adat Papua, pihaknya berharap agar masyarakat, terutama Lampung, bisa mengenal lebih jauh kebudayaan Papua. Apalagi, jelas Amelia, Papua bagian dari keluarga besar Indonesia.
"Jangan (tahu soal) konfliknya saja. Papua juga bagian dari bangsa Indonesia yang kaya akan budaya," ujarnya. "Masyarakat harus menghargai, melindungi, dan menjaga kelestarian seni dan budaya supaya tidak punah."
Saat pawai budaya berlangsung, Satuan Lalu Lintas Polresta Bandar Lampung menutup beberapa ruas jalan di pusat kota. Khususnya, jalan-jalan yang menjadi rute pawai.
"Kami tutup karena untuk rute (pawai budaya). Dari Jalan Ahmad Yani, Jalan Kartini, Jalan Katamso, Jalan Raden Intan, Jalan Tulangbawang, dan Jalan Sudirman," ujar Kasatlantas Polresta Bandar Lampung Komisaris Syouzarnanda Mega. (*)