Tsunami Pesisir Lampung
UPDATE TSUNAMI LAMPUNG - Warga GMP Kisahkan Detik-detik Tsunami Terjang Cottage Alau-Alau Laguna
Saat tsunami menerjang, kata Tutut, semua bangunan cottage yang terbuat dari kayu langsung luluh lantak.
Penulis: Eka Ahmad Sholichin | Editor: Daniel Tri Hardanto
"Mobilnya ancur semua. Gak lama dari situ, ombak mau datang lagi. Ada yang teriak, 'Mau datang lagi tsunami. Ke atas! Pokoknya dataran tinggi'. Akhirnya kami naik lagi ke atas," paparnya.
Tutut mengatakan, ada tiga anggota keluarga dalam rombongan yang belum diketahui keberadaannya sampai kini.
"Yang saya tahu, informasinya ada tiga. Yang satu anak umur dua tahun, anaknya Bu Tantri. Satu keponakan Pak Heri, kelas 1 SD. Dan satu lagi Zakkan (2 tahun). Terus ada lagi satu yang meninggal umur sekitar satu tahun setengah," paparnya.
"Kejadian itu katanya sekitar setengah 10 malam. Karena saya sudah tidur di kamar. Kemudian sampai pengungsian sekitar jam 11 malam. Itu jalan sepanjang 2 km untuk sampai pengungsian," terangnya.
Tutut menuturkan, rombongan tersebut terdiri dari tujuh keluarga yang membawa mobil pribadi.
Mereka adalah guru SD dan SMP yang berasal dari PT GMP.
Mereka di Alau-Alau Laguna Kalianda dalam rangka berlibur.
Sedang Mancing
Rombongan guru asal PT Gunung Madu Plantations (GMP), Kecamatan Terusan Nunyai, Lampung Tengah, turut menjadi korban dalam musibah tsunami Lampung yang melanda Pantai Alau, Kalianda, Lampung Selatan, Sabtu, 22 Desember 2018 malam.
Dalam peristiwa itu, seorang bocah bernama Rayan dikabarkan meninggal dunia.
Sementara tiga anak lagi belum ditemukan, yakni Ibrahim, Inara, dan Fradika.
• BMKG Lampung: Bulan Purnama Akan Picu Kenaikan Air Laut pada 23-26 Desember 2018
Berdasarkan informasi yang diperoleh Tribunlampung.co.id, rombongan itu terdiri dari tujuh keluarga guru asal PT GMP, meliputi SD Negeri 2 GMP dan SMP Satya Dharma Sudjana.
Ismiyatun, kepala SMP Satya Dharma Sudjana, membenarkan kejadian itu.
Dia menjelaskan, rombongan yang terdiri dari tujuh keluarga guru itu pergi memancing di Pantai Alau, Kalianda, pada Sabtu malam.
"Mereka bawa keluarga. Ada juga yang ngajak keponakan," ujar Ismiyatun kepada Tribunlampung.co.id via telepon.