Tribun Bandar Lampung
Banyak Saksi Jawab Tak Tahu, Zainudin Hasan Geram dan Merasa Dipojokkan
Bupati nonaktif Lampung Selatan Zainudin Hasan dalam beberapa kesempatan sidang merasa dirugikan oleh keterangan sejumlah saksi.
Penulis: hanif mustafa | Editor: Daniel Tri Hardanto
Sedangkan rekanan, Gilang Ramdhan, telah divonis 2 tahun 3 bulan penjara.
Di persidangan, Zainudin menilai para saksi seperti melimpahkan semua kesalahan kongkalikong fee proyek kepada dirinya.
• Minta Saksi Bicara Jujur, Zainudin Hasan: Mudah-mudahan Allah Bimbing Lisan Mereka
Ia mengatakan, banyak hal yang bisa menjadi pembelaan bagi dirinya dalam kasus ini, sehingga meminta Sekkab Fredy untuk berbicara jujur.
"Ada banyak hal bilangan untuk membela diri saya. Pak Sekda ini banyak kepentingan, karena berhubungan banyak orang. Jadi tolonglah Pak Sekda (Fredy) berbicara jujur, jangan tidak tahu, tidak tahu," ucapnya.
Ia juga menantang para saksi untuk memberi keterangan secara gamblang di persidangan jika memang berasumsi uang fee proyek dikhususkan untuk dirinya.
"Kalau saudara berasumsi (uang) untuk Zainudin, saya minta bicara tegas, jika memang saya minta uang kepada Saudara jawab jujur. Kalau nggak, cabut BAP (berkas acara pemeriksaan)," tandasnya.
Seusai persidangan, Zainudin menyatakan baru tahu bahwa Sekkab Fredy juga terima uang Rp 50 juta dari Syahroni, Kabid Pengairan Dinas PUPR Lamsel.
"Saya baru tahu sekarang, kalau Pak Sekda sudah terima uang Rp 50 juta," ucapnya.
Adapun nama Syahroni memang telah berkali-kali disebut di persidangan, baik dalam perkara Zainudin, maupun perkara Agus BN, Anjar Asmara, dan Gilang Ramadhan.
Ia disebut banyak berperan dalam mengatur rekayasa tender dan membagi-bagikan uang dari setoran fee proyek.
Zainudin mengatakan, adanya uang yang diterima oleh Sekkab menunjukkan aliran dana fee proyek Dinas PUPR beredar ke banyak pihak.
"Artinya uang itu ke mana-mana. Jangan seolah-olah Zainudin saja yang begitu (korupsi). Saya minta yang jujur. Toh, kalau salah-salah mereka juga ikut. Lebih baik bicara," tegasnya.
Terkait ucapan tentang dikubur hidup-hidup, Zainudin menyebut agar tidak melimpahkan semua kesalahan kepadanya.
"Artinya pelaku utamanya siapa. Kan sudah kita lihat bersama-sama," sebutnya.
"Seperti pegawai PU itu, sebelum saya (jabat bupati), kan sudah lama bekerja di situ (Dinas PUPR). Siapa yang ngajarin permainan ini? Saya baru dengar hari ini (kemarin) semua. Artinya, sudah tingkat mahir semua mereka itu," imbuhnya.
Meski begitu, Zainudin enggan menyebut nama sosok yang mengatur fee proyek Dinas PUPR.