TRIBUNWIKI KESEHATAN
Gejala Alergi Telur pada Anak, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya
Telur menjadi satu di antara makanan yang dapat menyebabkan alergi pada anak. Untuk menghindari hal itu, orangtua sebaiknya tahu gejala alergi telur
Penulis: Ridwan Hardiansyah | Editor: Ridwan Hardiansyah
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Telur menjadi satu di antara makanan yang dapat menyebabkan alergi pada anak.
Biasanya, alergi itu muncul ketika anak pertama kali diperkenalkan.
Untuk menghindari hal itu, orangtua sebaiknya mengetahui gejala alergi telur pada anak.
Dengan memahami gejalanya, orangtua bisa mengatasi dan mencegah terjadinya reaksi alergi yang berlebihan.
Dilansir Nakita.Grid.id, reaksi atau gejala alergi telur yang umum terjadi adalah gatal-gatal, kemerahan, dan bengkak pada kulit.
Tidak hanya pada kulit luar, alergi telur juga bisa menyebabkan rasa gatal atau seperti kesemutan di area tenggorokan dan mulut.
Jika reaksi alergi parah, anak bisa mengalami diare, kram perut, muntah, sesak napas, hingga sulit bernapas.
• Ini Gejala Dini Anak Ayah-Bunda Terkena Alergi
Anak yang tiba-tiba pilek juga menjadi gejala alergi telur pada anak.
Selain gejala tersebut, orangtua juga perlu mewaspadai gejala yang tiba-tiba terjadi dan membahayakan, semisal penurunan tekanan darah, pusing, hingga kehilangan kesadaran.
Anak perlu segera dibawa ke dokter apabila mengalami gejala tersebut.
Penyebab Alergi Telur pada Anak
Ketika seseorang memiliki alergi makanan, tubuhnya akan bereaksi seolah-olah makanan itu adalah zat berbahaya.
Hal itu akibat sistem kekebalannya tidak sepenuhnya berkembang, dan tidak dapat menangani protein telur.
Sistem kekebalan tubuh, yang biasanya melindungi terhadap kuman dan masalah lainnya, menggunakan antibodi untuk melawan protein telur.
Bayi yang alergi telur mungkin merasa sakit atau mengalami ruam, setelah makan telur atau makanan yang mengandung telur.
Reaksinya bisa terjadi dengan cepat atau mungkin butuh beberapa jam.
• Asap Rokok, Satu dari Empat Pemicu Reaksi Alergi Pada Bayi
Berikut, gejala alergi telur yang mungkin dimiliki seseorang:
- Kulit: gatal-gatal, eksim, kemerahan, atau pembengkakan.
- Sistem pencernaan: sakit perut, diare, mual, muntah, atau gatal di sekitar mulut.
- Sistem pernafasan: hidung berair, mengi, atau kesulitan bernapas.
- Sistem kardiovaskular: detak jantung cepat, tekanan darah rendah, atau masalah jantung.
Dalam kasus yang jarang terjadi, seseorang dapat memiliki reaksi alergi yang sangat serius, yang dapat menyebabkan anafilaksis.
Perhatian medis segera diperlukan karena orang tersebut mungkin mengalami masalah pernapasan dan penurunan tekanan darah.
Cara Mengatasi Alergi Telur
Alergi telur bisa terlihat dari masa bayi.
Cara mengenalkan makanan padat ternyata bisa mengatasi atau mencegah terjadinya alergi.
Para peneliti dari McMaster University di Kanada mengatakan bahwa anak yang makan telur, kacang, dan produk susu sapi sebelum usia 1 tahun, akan mencegah terjadinya alergi pada makanan tersebut.
• Apa Itu Penyakit Beri-beri? Jenis, Ciri, dan Cara Menghindarinya
Usia 6 bulan dianggap menjadi waktu yang pas, untuk memperkenalkan makanan pada anak.
Namun, alergi bisa saja disebabkan faktor genetik.
Jika disebabkan dari keturunan, gejala anak alergi telur sudah bisa dilihat sejak bayi.
Namun tak perlu khawatir, alergi telur tidak terjadi semasa hidup anak.
American College of Allergi, Asthma and Immunology mengungkapkan, sekitar 70 persen anak yang alergi telur tidak akan mengalami alergi saat berusia 16 tahun.
Dilansir Kompas.com, Riani Susanto, ND, CT, naturapathy doctor, dan detoxification specialist, mengatakan, alergi sebenarnya terjadi ketika daya tahan tubuh merespons terhadap sesuatu yang tidak tepat, yang biasanya tidak berbahaya.
Itu adalah bagian dari mekanisme pertahanan tubuh.
Banyak orang mengalami reaksi setelah mengonsumsi makanan tertentu.
Namun, kebanyakan bukan disebabkan alergi makanan (food allergy), melainkan food intolerance.
Hanya sekitar 6 persen-8 persen anak dan 4 persen orang dewasa yang benar-benar bermasalah dengan food allergy.
Namun, banyak orang masih bingung dalam membedakan dua hal itu.
Untuk kasus seperti gatal-gatal setiap makan telur (padahal dulu baik-baik saja), kemungkinan yang terjadi adalah food intolerance.
Kondisi itu lebih umum dan tidak berbahaya.
Walaupun, gejalanya seperti food allergy.
Food intolerance terjadi saat tubuh tidak bisa mencerna komponen yang terkandung dalam makanan tertentu, dalam hal ini adalah protein dari telur.
Food intolerance bisa menjadi food allergy jika tidak memperhatikan hal yang diperlukan tubuh.
• Beda Flu dan Pilek, Bisa Dicegah dengan 6 Makanan Berikut
Sebagai pencegahan, kamu perlu berhenti total atau tidak mengonsumsi telur dalam jangka waktu tertentu.
Atau, kamu juga bisa mengonsumsi wholefood enzyme atau vegetarian enzyme, untuk membantu menghancurkan protein yang terkandung dalam telur.
Minumlah sebelum atau sesudah mengonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi. (nakita.grid.id/kompas.com)