Tribun Lampung Selatan

Belum Ada Listrik, Pembangunan Huntara Pakai Genset Pinjaman

Hingga kini, belum ada jaringan listrik di lokasi hunian sementara (huntara) di Desa Banding, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Daniel Tri Hardanto
Tribun Lampung/Dedi Sutomo
Huntara di Desa Banding, Rajabasa, Lampung Selatan yang dibangun oleh NU Peduli Tsunami. 

Belum Ada Listrik, Pembangunan Huntara Pakai Genset Pinjaman

Laporan Reporter Tribun Lampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, RAJABASA - Hingga kini, belum ada jaringan listrik di lokasi hunian sementara (huntara) di Desa Banding, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Padahal, sudah ada tujuh unit huntara siap huni yang dibangun oleh NU Peduli Tsunami Selat Sunda.

Muhammad Zainal Mustofa dari NU Peduli Tsunami Lampung Selatan mengatakan, untuk saat ini pihaknya terpaksa meminjam mesin genset.

Pemkab Lamsel Akui Kesulitan Cari Lahan Untuk Lokasi Huntara Warga Korban Tsunami Selat Sunda

Karena jaringan listrik dibutuhkan untuk mempercepat proses pembangunan huntara.

“Sampai saat ini sambungan jaringan listriknya masih belum masuk. Untuk huntara yang sudah jadi, sudah kita pasang juga instalasi listriknya. Kita saat ini terpaksa meminjam genset,” kata dia kepada Tribunlampung.co.id, Kamis, 17 Januari 2019.

Zainal mengatakan, di Desa Banding, NU Peduli Tsunami Lampung Selatan akan membangun 20 unit huntara.

Saat ini sudah ada tujuh unit yang siap huni.

Selain di Desa Banding, kata dia, NU Peduli Tsunami juga sedang menyiapkan pembangunan huntara di Desa Sukaraja sebanyak 27 unit.

“Total yang siap kita bangun untuk huntara ada 130 unit. Tetapi memang untuk di daerah lainnya masih belum ada kepastian lahannya,” terang Zainal.

Dialog 30 Detik dengan Presiden Jokowi yang Bersejarah bagi Warga Pulau Sebesi

Sementara itu, MDMC Muhammadiyah saat ini juga sedang membangun 27 unit huntara di Desa Rajabasa.

MDMC Muhammadiyah juga akan menggarap sekitar 20 unit huntara di Desa Banding.

“Untuk yang di Desa Rajabasa, segera kita mulai pembangunannya,” kata Roy Kasmarin dari MDMC Muhammadiyah Lampung Selatan.

Menurut Roy, MDMC Muhammadiyah siap membantu pemerintah dalam menyiapkan  huntara bagi warga korban tsunami pada 22 Desember 2018 lalu.

Namun, MDMC ingin memastikan lahan-lahan yang akan menjadi lokasi huntara secara legal administratifnya tidak lagi bermasalah.

 “Kita ingin memastikan lahan yang akan digunakan untuk huntara ini sudah ada legal formalnya untuk peminjaman. Jangan sampai setelah kita bangun huntara dan ditempati beberapa lama, nanti ada gugatan dari pemilik lahan,” terang Roy.

Mendekati batas akhir tanggap darurat bencana tsunami Selat Sunda pada 19 Januari ini, kesiapan huntara bagi warga yang terkena dampak tsunami di pesisir Lampung Selatan masih menjadi kendala.

Sejauh ini huntara yang telah dihuni hanya wisma atlet di Kalianda.

71 Warga Pulau Sebesi Tempati Huntara di Wisma Atlet, per Keluarga Dapat Satu Kamar

Sedangkan eks Hotel 56 masih dalam tahap perbaikan.

Begitu juga huntara di beberapa desa di pesisir Kecamatan Rajabasa yang terkenda dampak.

Fredy SM, Sekkab Lampung Selatan yang juga ketua Tim Rekonstruksi dan Rehabilitasi Pasca Bencana Tsunami, mengatakan, saat ini pembangunan huntara telah dimulai.

“Saat ini sedang kita lakukan untuk pembangunan huntara ini. Di beberapa desa di pesisir sedang dalam tahap pekerjaan oleh beberapa instansi yang membantu pemerintah. Memang pembangunan huntara ini bertahap,” kata dia.

Fredy mengatakan, kendala utama pembangunan huntara adalah ketersediaan lahan.

Tidak banyak lahan masyarakat yang bisa dipinjam untuk lokasi pembangunan huntara.

Sementara pemerintah daerah sendiri juga tidak memiliki aset lahan di wilayah pesisir yang bisa dijadikan lokasi pembangunan huntara.

“Memang masalahnya ketersediaan lahan. Kita masih terus mencari dan berkoordinasi dengan masyarakat yang memiliki lahan untuk bisa melakukan pinjam pakai sebagai lokasi huntara,” terang dia.

Fredy menegaskan, pemerintah akan berusaha mempercepat proses pembangunan huntara.

Dengan adanya huntara, masyarakat diharapkan dapat kembali beraktivitas seperti biasa.

“Kita juga ingin masyarakat bisa segera kembali pulih kegiatan ekonominya. Sehingga mereka bisa kembali menjalani kehidupan secara normal,” tegas Fredy. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved