Tribun Pringsewu
Warga Gadingrejo Bayar Rp 15 Ribu Demi Fogging DBD
Warga Pekon Gadingrejo Timur, Kecamatan Gadingrejo Pringsewu resah tingginya suspek Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat.
Penulis: Robertus Didik Budiawan Cahyono | Editor: martin tobing
Laporan Wartawan Tribun Lampung Robertus Didik Budiawan Cahyono
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PRINGSEWU - Warga Pekon Gadingrejo Timur, Kecamatan Gadingrejo Pringsewu resah tingginya suspek Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat.
Pasalnya, sampai saat ini tercatat 50 warga terkena penyakit itu
Apalagi, beberapa waktu lalu dua korban meninggal akibat penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti ini.
Data Dinas Kesehatan Pringsewu menyebutkan, warga meninggal DBD atas nama Naviatul Munakil (7) dan Khori Aulia (22) warga Kecamatan Gadingrejo.
Sulastri warga RT III Pekon Gadingrejo Timur mengatakan, masyarat rela merogoh kocek Rp 15 ribu untuk fogging atau pengasapan karena khawatir terkena DBD.
• DBD Renggut Nyawa Dua Warga Pringsewu
• Kisah Relawan Pengawal Ambulans Diludahi, Dibentak, dan Hampir Ditabrak
Apalagi, wilayah setempat banyak penderita
"Ingin bersih, bebas dari nyamuk sehingga swadaya dengan membayar," ujarnya saat ditemui Tribun sedang menjaga keluarganya yang dirawat di Klinik Kosasih Gadingrejo, Senin (28/1/2019).
Tomi (32), warga yang juga tinggal di Pekon Gadingrejo Timur menambahkan, masyarakat secara swadaya melalukan fogging.
Pihak yang melakukan fogging dari Puskesmas.
Kepala Pekon Gadingrejo Timur Mirad saat dikonfirmasi membenarkan warganya banyak yang suspek DBD.
Data pekon, lebih 50-an orang diduga terkena DBD.
Namun, dari hasil pemeriksaan laboratorium banyak yang belum laporan.
• Pringsewu Incar Ekspor Ikan Patin ke Timur Tengah
• BPBD Siap Normalisasi Drainase Antisipasi Drainase Meluap di Pekon Pardasuka
Suspek terbanyak berada di RW 2, khususnya RT 01, RT 02, RT 03, RT 5 dan RT 6.
"Menurut dia, sebagian dari warga sudah ada yang sehat".
"Sedangkan, yang baru-baru sakit ada yang dirawat di Puskesmas Gadingrejo dan Kelinik Kosasih Gadingrejo".
"Memang benar beberapa waktu lalu telah dilakukan foging swadaya dan bekerjasama dengan Puskesmas," ujar Mirad.
Kepala Dinas Kesehatan Pringsewu Purhadi mengatakan, fogging swadaya dilakukan bila tidak ada kasus di suatu tempat, tapi masyarakat meminta untuk fogging.
Tapi, kalau sudah terdapat kasus DBD, radius 100 meter dari titik kasus menjadi tanggung jawab Dinas Kesehatan melakukan fogging.
• Banyak Warga Ingin Adopsi Bayi Ditemukan Dalam Kardus, Ini Prosedur Angkat Anak
• Satlantas Timbun Jalan Berlubang Jalinbar Pasar Induk Pringsewu
"Misal pada suatu tempat mau foging, tapi DBD belum merambah. Jadi memang relawan dari masing-masing (masyarakat)," katanya.
Purhadi menyampaikan, fogging swadaya puskesmas menyediakan obatnya.
Sedangkan biaya solar, tenaga dan biaya makan petugas, sukarela dari masyarakat setempat.
"Itu foging yang diminta masyarakat karena tidak ada kasus DBD," tegasnya.
Terkait masih ada warga yang dirawat karena DBD, pihaknya akan meninjau langsung apakah sebelumnya ada laporan ke dinas atau tidak terkait keberadaan kasus DBD di lokasi tersebut.
Dinas ini mencatat, kasus DBD di Kabupaten Pringsewu hingga 22 Januari 2019 sebanyak 180 kasus.
Kasus terbanyak di Kecamatan Gading dan Kecamatan Pringsewu. Purhadi mengimbau, masyarakat menjalankan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Serta menguras, menutup dan mengubur (3M). (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/lampung/foto/bank/originals/fogging_20160225_190538.jpg)