Terungkap di Sidang, Anak Zainudin Hasan Cuma Disuruh Teken Pembelian Saham di RS Airan Raya
Terungkap do Sidang, Anak Zainudin Hasan Cuma Disuruh Teken Pembelian Saham di RS Airan Raya
Penulis: hanif mustafa | Editor: Heribertus Sulis
Randy cuma mengakui memberikan uang tunai 200 ribu dolar AS untuk pembelian saham RS Airan. "Itu uang sekolah saya, dulu saya mau sekolah ke luar negeri," katanya.
Randy pun menyebut diminta oleh ayahnya untuk teken dokumen saham perusahaan di RS tersebut. "Ya, disuruh Pak Zainudin," ucap Randy.
Fee 20 Persen
Sementara Rudi Topan, direktur PT Mitra Karya, buka-bukaan tentang adanya setoran fee proyek sebesar 20 persen di Dinas PUPR Lamsel. Rekanan di Dinas PUPR itu mengaku mendapatkan dua paket proyek.
"Saya pernah dapat pekerjaan 2018 dan 2016. Tahun 2016 paket Rp 30 juta di BPBD, kemudian tahun 2018 saya dapat paket Rp 530 juta untuk hotmix di daerah Natar," kata Rudi.
Untuk pengerjaan kedua proyek itu, Rudi dimintai "uang pelicin" sebesar 20 persen.
Pembayaran fee proyek pertama diberikan kepada Syahroni, Kabid Pengairan Dinas PUPR Lamsel.
"Jadi saya ambil (uang) dari BPBD dan diambil Pak Syahroni Rp 6 juta," sebutnya.
Kemudian pada tahun 2018, Rudi mengaku juga dimintai fee sebesar 20 persen.
"Saya itu baru bicara dengan Pak Syahroni, belum saya kasih fee-nya, tapi keburu OTT," ucapnya.
Selain itu, Rudi juga mengaku pernah menjadi perantara penjualan tanah seluas 7 hektare di Desa Canggu, Kalianda, Lamsel, kepada Zainudin. Tanah itu dibeli Zainudin dengan harga Rp 1,1 miliar.
Namun, proses pembayaran dilakukan oleh Agus BN dengan angsuran empat kali.
"Pertama Rp 100 juta, kedua Rp 300 juta, ketiga saya gak ikut, Pak Komar (pemilik tanah) ketemu Pak Agus langsung. Dan, keempat melalui saya Rp 600 juta sehingga lunas," tandasnya.
Renovasi Rumah
Sementara itu, Pipin, arsitek pribadi Zainudin Hasan, mengatakan, Zainudin Hasan telah menggelontorkan uang sekitar Rp 8 miliar untuk renovasi rumah dan masjid di Jalan Masjid Jami Bani Hasan, Desa Kedaton, Kecamatan Kalianda, Lamsel.