Gegana Temukan Bom di Atap Rumah: Untung Gak Meledak di Sini, Jadi Apa Kampung Ini kalau Meledak
Gegana Temukan Bom di Atap Rumah: Untung Gak Meledak di Sini, Jadi Apa Kampung Ini kalau Meledak
Penulis: hanif mustafa | Editor: Heribertus Sulis
Ia pun sempat menanyakan kepada sang anak apakah membawa barang yang melawan hukum.
Dia juga sempat memeriksa tas sang anak. Namun saat itu dirinya tak menemukan apa-apa.
"Saya tanya bawa apa? Dia bilang gak bawa apa-apa kok, cuma bawa baju dan roti. Terus saya minta tasnya dibongkar, memang cuma ada roti," ucapnya.
Namun ia tetap merasa curiga dengan sang anak.
Karena itu, setiap pulang kerja, dirinya mencari dan mengecek ke setiap sudut ruangan untuk memastikan anaknya tidak membawa barang yang mencurigakan.
"Saya telepon (cerita) bhabinkamtibmas, karena beban," tandasnya.
• Terduga Teroris Lampung Ditangkap, Saksi Mata: Bomnya Diletakan di Atas Genting Rumah Tetangga
Sabtu (9/3/2019), bhabinkamtibmas memberinya kabar jika RS akan ditangkap.
"Bilang katanya mau ditangkap (anaknya). Kalau gak ditangkep akan menjalar kemana-mana. Saya bilang silakan pak. Intinya anak saya itu semenjak pulang pergi-pulang pergi sifatnya berubah. Entah apa perbuatan dia. Entah saya gak tahu, saya serahkan ke bapak," ungkap DM.
Setelah mendapat kabar tersebut, rumah DM didatangi pihak kepolisian bersama densus. Saat didatangi itu, polisi menanyakan soal bom.
"Pas diserbu di dalam (rumah), ada yang nanya taruh mana bomnya? Saya denger itu langsung pingsan. Habis itu kok ada bom. Ya saya kaget. Kok enek (ada) bom, sedangkan di mana-mana (sudut rumah) gak ada," akunya.
Ia pun tak tak tahu sejak kapan putranya merakit bahan peledak.
"Memang saya sempat curiga. Tapi saya gak pernah menemukan barang itu (bom)," tambahnya. Rupanya barang yang diduga bom tersebut disimpan DM di atas loteng tetangganya. "Dia ke atas atap pakai tangga. Ya itu tangganya," seraya menunjukkan tangga yang ada di pinggir lorong jalan.
Edi M (58), tetangga RS menambahkan, orangtua RS tidak tahu menahu jika putranya menyimpan bahan peledak. "Makanya ibunya syok semalam (Sabtu)," ujarnya.
Bahan peledak itu disimpan di atap rumah tetangganya yang juga tidak tahu menahu.
"Jadi rumahnya depan rumah RS. Posisi rumahnya L di bawah. Jadi bisalah naruh bom. Padahal keduanya gak pernah saling sapa," tuturnya.
• Didatangi Densus 88 Antiteror, Ibu Terduga Teroris di Lampung Mengira Sales Elektronik
Teriak Pengkhianat
Ketua RT 3 LK II Gang Suhada Penengahan Raya, Saiung Siswomulyono menuturkan, sebelum dibawa polisi, RS sempat berteria "pengkhianat".
"Dia gak ngamuk. Tapi nanya, gertak kasar. Bilang gini, 'siapa yang ngelaporin saya, pengkhianat!" seru Saiung menirukan suara RS.
Penangkapan sendiri berlangsung sore hari, namun RS baru dibawa polisi selepas isya.
Sebab, polisi saat itu masih mencari bom yang disembunyikan RS.
Bom baru ditemukan setelah tim Gegana turun.
"Jadi bomnya itu ketemu gak lama setelah Gegana datang. Ditaruh di atas genteng tetangga. Kebetulan posisi rumah di depan halaman rumahnya. Kan rumah tetangganya di bawah rumahnya," jelas Saiung.
"Untung gak meledak di sini. Jadi apa kalau meledak kampung ini," tambah dia.
Saiung mengatakan, barang yang diduga bom baru dibawa sekitar pukul 04.00 WIB, Minggu. "Saya gak tahu bentuknya seperti apa, hanya ada tas warna hitam biasa, satu," tandasnya.
Dia meneruskan, sebelum penangkapan memang ada dua orang yang diduga petugas polisi berpakaian preman datang ke rumahnya.