Mengenal Penyakit Autoimun dan Dampak Bagi Tubuh

Diketahui lebih dari 100 jenis penyakit autoimun yang berbeda. Masing-masing memiliki keunikan, dan memiliki gejala yang khas.

Penulis: sulis setia markhamah | Editor: martin tobing
Alodokter
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribun Lampung Sulis Setia Markhamah

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Ibunda penyanyi dan artis peran Mikha Tambayong beberapa waktu lalu meninggal dunia karena penyakit autoimun.

DIkutip dari Women's Health Magazine, ternyata penyakit ini hampir 80 persen menyerang perempuan.

Diketahui lebih dari 100 jenis penyakit autoimun yang berbeda.

Masing-masing memiliki keunikan, dan memiliki gejala yang khas seperti kelelahan, pusing dan demam ringan.

Sejatinya, apa itu autoimun?

Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dr Riyan Wahyudo menjelaskan, merujuk dari bahasa, auto diartikan sebagai diri sendiri dan imun adalah pertahanan tubuh.

"Jadi autoimun simpelnya adalah pertahanan tubuh yang salah".

Kenali Ragam Jenis Penyakit Asma Guna Penanganan Medis Tepat

"Dimana imun salah mengenali sel yang sehat yang dianggap sebagai benda asing sehingga menyerang dirinya sendiri," jelasnya.

Kondisi autoimun imbuhnya, berbeda dengan alergi.

Itu karena muncul persepsi yang rancu di masyarakat membedakan mana gejala autoimun dan mana yang hanya alergi biasa.

Alergi hanya reaksi yang berlebihan.

Contohnya, seseorang disengat tawon kemudian bengkak berlebihan tidak seperti orang pada umumnya yang hanya bengkak pada bagian gigitan tawon saja.

Itu merupakan reaksi berlebihan yang menimbulkan alergi, bukan akibat autoimun.

Sedangkan gejala yang ditimbulkan tergantung kelainan autoimunnya sendiri.

Kanker Darah Tak Hanya Dipicu Faktor Keturunan atau Makanan Semata

"Saat ini yang tengah banyak menyerang adalah jenis autoimun ITP (idiopathic thrombocytopenic purpura) yaitu autoimun yang menyerang pada darah khususnya pada trombosit," urai dr Riyan.

Gejalanya trombosit terus menurun, lalu mengalami pendarahan atau purpura pada bagian kulitnya seperti lebam.

Penurunan trombosit ini mirip dengan gejala demam berdarah tetapi disertai adanya lebam atau ruam di tubuhnya.

Selain jenis ITP, yang umum terjadi di masyarakat seperti penyakit lupus.

Ditandai dengan kerontokan pada rambut, nyeri sendi, dan ruam kemerahan di wajah.

Selain itu autoimun lain berupa psoriasis atau mengalami kulit yang bersisik, diabetes militus (DM) tipe 1, dan autoimun sendi.

Autoimun sendi mengalami sakit seperti rheumatoid arthritis atau di masyarakat lebih dikenal dengan rematik, berupa bengkak dan peradangan pada sendi.

Kenali Gejala Malnutrisi, Bisa Serang Usia Dewasa

Pengobatan autoimun disesuaikan dengan jenis autoimun yang diderita pasien. Pengobatannya berhubungan dengan sistem imunnya.

"Seperti diberikan obat imunosupresan atau kortikosteroid untuk menekan sistem imunnya," jelas dr Riyan.

Sulit Disembuhkan

Autoimun tergolong penyakit atau gangguan yang sulit untuk disembuhkan.

Namun ada masa remisi, masih berpotensi terjadi gangguan autoimun namun bisa ditekan atau gejalanya hilang.

dr Riyan Wahyudo menjelaskan, kondisi itu bisa terjadi apabila gangguan autoimunnya bisa terkontrol.

"Target pengobatan lebih untuk memperpanjang masa remisinya. Menekan agar gejalanya tidak timbul," katanya.

Penyakit atau gangguan autoimun bisa menyerang siapa saja tanpa memandang usia.

Bahkan bisa dipengaruhi faktor keturunan.

Hanya saja, belum tentu jenis gangguan autoimunnya sama antara orang tua dan sang anak.

Kenali Gejalanya, Virus Influenza Tipe A Bisa Picu Kematian

Autoimun juga lebih mudah menyerang perempuan dimana faktor pemicunya kerap mengalami stres, selain dipengaruhi hormon estrogen dan progesteron.

"Faktor lainnya juga lingkungan. Misalkan adanya infeksi," ujar dr Riyan.

Untuk itu perlu tindakan pencegahan agar tidak terserang penyakit yang satu ini. Salah satunya dengan menjaga asupan makanan.

"Hindari yang memiliki kandungan zat kimia dan bahan makanan tambahan. Itu dapat mencetuskan gangguan autoimun," jelasnya.

Selain itu perbaiki daya tahan tubuh dengan rajin berolahraga dan manajemen stres.

"Stres termasuk faktor yang bisa memicu timbulnya autoimun terutama pada perempuan. Untuk itu sangat penting untuk bisa manajemen stres," jelas dr Riyan. (*)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved