Pengguna Jalan Tol Lampung Tambah Banyak 15 Ribu Kendaraan Per Hari, Ini Dampaknya ke Jalinsum

Pengguna Jalan Tol Lampung Tambah Banyak 15 Ribu Kendaraan Per Hari, Ini Dampaknya ke Jalinsum

Penulis: Dedi Sutomo | Editor: Heribertus Sulis

Pengguna Jalan Tol Lampung Tambah Banyak 15 Ribu Kendaraan Per Hari, Ini Dampaknya ke Jalinsum

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Kehadiran Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) sepanjang 140, 9 kilometer mulai dari Bakauheni – Terbanggi Besar kini jadi pilihan masyarakat dan pengendara. Hal ini terlihat dari terus meningkatnya jumlah pengguna tol.

Bila pada awal beroperasi jumlah pengguna tol mencapai 11 ribu unit kendaraan mobil perhari, saat ini jumlah kendaraan yang melintasi tol terus meningkat hingga mencapai 15 ribu unit perhari.

“Saat ini jumlah kendaraan yang melintas sudah meningkat. Perharinya bisa mencapai 15 ribu unit untuk seluruh pintu tol yang ada disepanjang ruas tol Bakauheni – Terbanggi Besar,” ujar Hanung Hanindito, kepala Cabang PT. Hutama Karya Tol ruas Bakauheni – Terbanggi Besar kepada tribun, Jumat (15/3/2019).

Hanung mengatakan, hingga saat ini JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar masih bersifat gratis. Karena penetapan tariff masih belum dikeluarkan oleh Kementerian PUPR.

“Masih gratis. Karena penetapan tarifnya belum dikeluarkan oleh Kementerian PUPR. Nanti kalau sudah keluar pasti kita sosialisasikan,” ujar dirinya.

 Mengadu Ganti Rugi Lahan Tol ke Jokowi, Ternyata Ibu asal Natar Ini Hanya Punya Sporadik

Meski saat ini pengguna jalan tol masih gratis, tetap pengguna harus memiliki kartu e-Toll atau kartu yang bisa digunakan untuk transaksi eletronik di tol.

Hanung mengatakan, kartu e-Toll atau kartu transaksi elektronik lainnya yang bisa untuk akses jalan tol ini digunakan untuk membuka pintu (bargate) pintu tol.

Tanpa ada kartu, pengguna tetap tidak bisa masuk tol. “Satu kartu untuk 1 kendaraan. Jadi meski belum ada pengenaan tariff tetap untuk masuk tol harus ada kartu untuk membuka bargate pintu tol,” terang Hanung.

Untuk kartu e-Toll ini, kata dia, bisa dibeli/didapatkan di toko-toko ritel atau juga bisa membeli di pintu tol.

Sedangkan kartu lainnya yang bisa digunakan diantaranya kartu uang elektronik yang dikeluarkan Bank Mandiri, BRI, BNI, BTN dan BCA.

Hanung juga mengingatkan kepada para pengguna jalan tol untuk tetap mengutamakan keselamatan selama berkendaraan melalui jalan tol JTTS.

Jika terjadi kendala di dalam jalur tol, kata dia, pemilik kendaraan bisa menghubungi call center PT. Hutama Karya Tol pada nomor : 0811-791-0812.

“Jika pengguna jalan/pengendara terjadi masalah atau ada traouble silahkan menghubungi call center kita. Nantinya petugas tol akan datang ke lokasi untuk membantu,” ujar Hanung.

 Tol Lampung Masih Gratis, Pengendara Tetap Wajib Pakai e-Toll

Dampaknya ke Jalinsum Kalianda

Pasca beroperasinya jalan tol Trans Sumatera (JTTS), arus lalulintas kendaraan yang melalui Jalinsum dari Bakauheni dan sebaliknya di wilayah Kalianda terlihat mengalami penurunan.

Dampak penurunan paling dirasakan terjadi pada malam hari. Biasanya sebagian besar kendaraan truk barang dan bus malam ramai pada malam hari. Namun dalam tiga hari terakhir cukup lengang. Karena para sopir memilih melewati tol.

“Sudah sejak sabtu malam kemarin sepi. Apalagi kalau sudah jam 22.00 WIB. Jalinsum terasa sekali lengangnya,” terang Andi seorang pedagang makanan yang ada di jalur Jalinsum Kalianda, Selasa (12/3/2019).

Kala siang hari, masih cukup banyak kendaraan yang melintas. Terutama kendaraan umum dan travel lintasan Bakauheni – Bandar Lampung. Tetapi kalau malam hari kendaraan jauh lebih sepi.

 VIDEO - Terus Meningkat, Kini Tiap Harinya Ada 15 Ribu Kendaraan Melintasi Jalan Tol Trans Sumatera

 6 jam Bergelut di Jalan Berlumpur, Gadis Asal Bandung Nyaris Kehilangan Nyawa di Lampung

 Detik-detik Penemuan Bocah yang Dibawa Kabur Pencuri Mobil, Mahasiswa: Saya Kira Hantu

Dirinya dan para pedagang makanan di sepanjang jalur Jalinsum di Kalianda pun mulai khawatir dampak dari beroperasinya jalan tol pada arus kendaraan. Mereka takut, ini akan berpengaruh pada usaha mereka.

Sebelumnya banyak pihak menilai, beroperasinya jalan tol JTTS akan memukul kegiatan ekonomi disepanjang Jalinsum di Lampung Selatan. Terutama para pelaku usaha warung makanan dan tambal ban.

Sebab jalan tol yang membentang sepanjang 140,9 kilometer dari pelabuhan Bakauheni hingga Terbanggi Besar ini sebagian besar berada di wilayah kabupaten Lampung Selatan. Mulai dari Bakauheni hingga kecamatan Natar.

Karenanya banyak pihak mengingatkan pemerintah kabupaten Lampung Selatan tidak terjebak pada eforia kehadiran tol sebagai mega proyek nasional yang ada di kabupaten tersebut.

Tetapi pemerintah kabupaten Lampung Selatan juga segera mempersiapkan diri untuk menyambut dampak dari kehadiran tol.

“Pastilah akan ada dampak positif dan negatifnya. Tentu bagaimana daerah mempersiapkan diri menyambut dampak dan perubahan itu. Jika pemerintah daerah siap, tentu akan banyak manfaatkan yang bisa didapatkan. Jika tidak tentu ini akan menjadi persoalan pada kemajuand daerah kedepan,” terang Herwanto, Wakil Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Lampung Selatan bidang Organisasi dan Publikasi kepada tribun akhir pekan kemarin.

Menurut dirinya, pemerintah daerah harus segera menyiapkan langkah-langkah strategi untuk menghadapi perubahan dan dampak dari beroperasinya JTTS.

 UPDATE Peresmian Tol Lampung - Tol Lampung Gratis Selama Sebulan Sejak Diresmikan

Sektor-sektor potensial daerah apa saja yang akan didorong dan dikembangkan.

Tentunya, kata Herwanto, ini pun masih akan ditambah persoalan yang ada pasca tsunami selat Sunda pada 22 Desember 2018 lalu.

Dimana kawasan pesisir kabupaten Selatan menjadi salah daerah terdampak paling parah.

“Ini akan menjadi salah satu tantangan terbesar pemerintah daerah. Akankah Lampung Selatan menjadi daerah yang diuntungkan dengan hadirnya tol, atau sebaliknya menjadi daerah yang dirugikan. Kesemua akan berpulang pada pemerintah daerah selaku pembuat policy (kebijakan),” ujar dirinya.

Hal yang sama juga disampaikan oleh Zulfahmi Sengaji, akademisi STIE Muhammadiyah Kalianda.

Ia mengumpakan keberadaan JTTS menghadirkan persaingan sempurna antar daerah. Bagi daerah yang sigap dan siap, maka akan bisa mengambil keuntungan lebih dari kehadiran JTTS.

Tetapi bagi daerah yang lamban dan kurang siap, maka mereka tentu akan merasakan dampak negatif dari kehadiran JTTS.

“Ini akan menghadirkan perlombaan untuk tinggal landas. Bagi yang siap dan sigap mereka akan melesat bergerak maju. Bagi yang tidak siap dan kurang sigap, harus terima untuk tertinggal,” kata dia.

Menurut Zulfahmi dengan kemudahan akses yang dihadirkan jalan tol, maka masyarakat akan memiliki pilihan yang lebih mudah untuk singga disatu daerah sesuai dengan keinginannya.

 Tol Lampung Diresmikan Presiden Jokowi, Pedagang Kecil di Jalinsum Lampung Selatan Was-was

“Tentu masyarakat akan singgah pada daerah yang menurut mereka menarik. Memiliki sesuatu yang membuat mereka ingin singgah. Daerah yang tidak memiliki sesuatu yang menarik akan ditinggalkan,” terang dirinya.

Disinilah, ujar dirinya, peran pemerintah sangat penting. Pemerintah daerah harus jeli dan peka melihat potensi-potensi daerah yang bisa menjadi magnit bagi orang untuk singgah atau menanamkan modalnya.

Pemerintah daerah harus membuat semacam blue print rencana yang kongkrit dan dijalankan dengan konsisten.

Tanpa ada upaya tersebut, tentu kabupaten Lampung Selatan bisa saja menjadi penonton dari perubahan dan kemajuan yang dihadirkan jalan tol.

Sementara itu para pelaku usaha kecil disepanjang Jalinsum dan Jalinpatim yang ada di wilayah Lampung Selatan mulai was-was dengan akan beroperasinya JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar.

Karena diyakini para pengguna jalan akan lebih memilih melalui jalan tol.

Selain waktu tempuh yang lebih cepat, kondisi jalan yang baik juga keamanan tol akan lebih terjamin bila dibandingkan dengan Jalinsum dan Jalinpatim.

“Pantura saja yang padat, begitu hadir tol Cipali juga terpukul pelaku usaha yang ada di sepanjang pantura. Apalagi kita di Jalinsum yang kondisinya kalah jauh dengan pantura,” terang Iyan, seorang pelaku usaha tambal ban di Jalinsum.

Hal yang sama juga disampaikan Andi, seorang pelaku usaha makanan di kawasan jalinsum Kalianda.

Menurut dirinya saat dibuka sewaktu pelayanan natal dan tahun baru lalu, ia sudah merasakan dampaknya.

Para pengguna jalan yang menggunakan kendaraan mobil, rata-rata menggunakan tol.

 Cara Lapor SPT Pajak Tahunan Pribadi secara Online Pakai e-Filing, Dapatkan Formulir Aktivasi e-FIN

 Ariel Noah Kecelakaan Motor, Fans Cemas Menanti Kabarnya

 VIDEO Live Streaming BeIN Sport Wolves Vs Man United Live Piala FA Minggu 17 Maret 2019

Sehingga jalinsum pun cukup lengang dan ini berpengaruh pada usahanya yang turut terdampak.

“Kemarin sewaktu natal dan tahun baru terasa sepi. Karena warga yang berlibur atau mudik dari Jawa menggunakan mobil, lewat tol,” terang dirinya.

Tol Lampung resmi beroperasi 8 Maret 2019

Pasca diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Jumat (8/3) kemarin, JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer langsung beroperasi.

Namun pengguna jalan masih bisa menikmati pelayanan tol secara gratis. Menunggu penetapan tarif dari Kementerian PUPR.

Ruas tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer merupakan tol pertama di Lampung.

Pembangunan jalan tol ini dimulai pada tahun 2015 lalu. Pembangunan diserahkan ke PT. Hutama Karya.

Sedangkan untuk pembangunan fisik jalan dilakukan oleh 4 perusahaan konstruksi plat merah.

PT Pembangunan perumahan (PP), PT Washita Karya, PT Adi Karya dan PT Wijaya Karya melalui skema penugasan oleh Menteri BUMN.

JTTS ruas Bakauheni – Terbanggi Besar akan memiliki 11 pintu tol.

Untuk pembangunannya pada ruas I Bakauheni – Sidomulyo sepanjang 39,4 pekerjaannya dilakukan oleh PT. Pembangunan Perumahan (PP).

Ruas II Sidomulyo – Kota Baru sepanjang 40,6 pekerjaannya dilakukan oleh PT. Washkita Karya.

Lalu ruas III sepanjang 29 kilometer Kota Baru – Metro oleh PT. Adi Karya dan ruas IV Metro – Terbanggi Besar sepanjang 31,9 kilometer oleh PT. Wijaya Karya.

Ruas tol Bakauheni – Terbanggi Besar ini nantinya juga akan terhubung dengan ruas tol Indralaya, Palembang.

 Masih Gratis, Tol Lampung Dilintasi 11 Ribu Kendaraan

Kehadiran jalan JTTS ini diyakini akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi dan distribusi barang.

Karena dengan hadirnya jalan tol akan memangkas waktu tempuh.

Dimana untuk ruas tol Bakauheni – Terbanggi Besar sepanjang 140,9 kilometer bisa ditempuh hanya dengan waktu 1,5 jam.

Sedangkan untuk sampai ke Palembang hanya akan membutuhan waktu sekitar 5-6 jam dari pelabuhan Bakauheni.

(tribunlampung.co.id/dedi sutomo)

Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved