Tribun Bandar Lampung

Dua Dekan Juga Masuk Bursa Bakal Calon Rektor Unila

Selain tiga wakil rektor, mencuat pula dua nama dekan dalam bursa bakal calon rektor Universitas Lampung.

Penulis: Bayu Saputra | Editor: Yoso Muliawan
Dokumen Tribun Lampung
Gedung Rektorat Universitas Lampung 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Selain tiga wakil rektor, mencuat pula dua nama dekan dalam bursa bakal calon rektor Universitas Lampung. Keduanya mengisyaratkan siap berkompetisi dalam Pemilihan Rektor Unila pada Juni 2019.

Dua dekan itu masing-masing Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Profesor Satria Bangsawan serta Dekan Fakultas Pertanian Profesor Irwan Sukri Banuwa.

Kepada awak Tribun Lampung, Jumat (29/3/2019), Dekan FP Prof Irwan Sukri Banuwa menyatakan masih berkonsentrasi dalam tugasnya sebagai dekan.

"Saya saat ini berkonsentrasi sebagai dekan. Nanti pasti ada informasi terkait proses penjaringan bakal calon (rektor)," katanya di ruang kerjanya.

Irwan menjelaskan, setiap nama yang mendapat dukungan dan memenuhi persyaratan sebagai bacarek Unila harus siap maju dalam pilrek.

"Dapat saya sampaikan bahwa saya tidak akan pernah siap. Tapi, kalau ada yang mendukung, bismillah saja," ujar Irwan. "Terutama kalau atas izin pimpinan dan warga (sivitas) Fakultas Pertanian, maka bismillah," sambungnya.

Hampir senada, Dekan FEB Prof Satria Bangsawan mengisyaratkan siap apabila memang ada yang mengharapkan dirinya maju pilrek.

"Jalankan saja dengan niat positif untuk membangun Unila, dari yang sudah baik menjadi lebih baik. Apalagi, visi misi Unila itu menjadi Top Ten University," jelas Satria. "Kalau memang ada yang mengamanahkan, maka harus kita jalankan semaksimal mungkin," imbuhnya.

Sebelumnya, awak Tribun Lampung mewawancarai tiga wakil rektor yang namanya beredar dalam bursa Pilrek Unila. Masing-masing Warek I Profesor Bujang Rahman, Warek II Profesor M Kamal, dan Warek III Profesor Karomani. Ketiganya mengisyaratkan siap berkompetisi dalam pilrek.

Hanya Warek IV Profesor Mahatma Kufepaksi yang tidak memberi isyarat serupa. Ia tidak bersedia berkomentar mengenai Pilrek Unila periode 2019-2023.

Dalam wawancara di lantai 4 Rektorat Unila, Kamis (28/3/2019), tiga warek mengisyaratkan siap mengikuti pilrek pada Juni 2019.

Warek I Bujang Rahman, misalnya, menyatakan siap mengikuti pilrek apabila mendapat dukungan dari sivitas akademika Unila.

"Jelas. Semua orang yang punya kapasitas harus terpanggil untuk kebaikan Unila pada masa mendatang. Kita ini besar oleh Unila. Dan kalau sudah besar, maka harus mengabdi ke Unila," katanya.

Bujang mengaku tak memiliki persiapan khusus menyambut pilrek. Seandainya memang maju pilrek dan bersaing dengan nama lainnya, ia berharap kompetisi berjalan sehat. Bujang pun berjanji siap bersinergi bersama untuk mewujudkan Unila sebagai Top Ten University.

"Kompetisi (pilrek) nanti bukannya mencari musuh, tapi mencari teman untuk berkolaborasi. Bukan membenci saingan kita, tapi mencari keunggulan lawan untuk bisa bersinergi bersama agar Unila lebih maju menuju Top Ten University," ujar Guru Besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unila ini.

Warek III Karomani juga mengaku tidak memiliki persiapan spesifik menjelang pilrek. Sebab, jelas dia, tahapan pilrek masih cukup panjang.

Dalam pilrek nanti, Karomani berharap ajang empat tahun sekali ini menjadi sarana demokrasi kampus.

"Jangan jadikan pilrek ini seram. Buatlah seperti biasa," katanya.

Karomani menyebut tantangan Unila ke depan sangat besar dalam menghadapi persaingan global. Apalagi, papar dia, Unila memiliki cita-cita menjadi kampus papan atas nasional.

Di lain pihak, Warek II M Kamal menyatakan selalu siap jika sivitas akademika Unila mengamanahkannya menjadi pimpinan kampus. Namun, ia belum bersedia berbicara lebih jauh mengenai rencana pencalonan.

"Jangan tanya itu dulu, nanti saja. Intinya bersedia," ujarnya.

Kamal hanya mengingatkan mengenai upaya mewujudkan Unila masuk Top Ten University pada 2025 mendatang. Baginya, siapapun yang nanti terpilih sebagai rektor, maka wajib membawa Unila ke jajaran Top Ten University.

Sementara Warek IV Prof Mahatma Kufepaksi enggan berbicara mengenai bursa Pilrek Unila periode 2019-2023.

"Jangan tanya ke saya. Saya nggak berani ngomong. Silakan ke senat saja. Mohon maaf," katanya.

Nantinya, para carek yang lolos persyaratan akan berkompetisi dalam pilrek untuk menggantikan rektor sekarang, Profesor Hasriadi Mat Akin. Hasriadi sendiri sudah tidak bisa mencalonkan diri untuk periode kedua. Ia akan pensiun pada Oktober mendatang dalam usia 60 tahun.

Tahapan Pilrek

Ketua Senat Unila Raden Hanung Ismono menjelaskan, tahapan pilrek saat ini memasuki penjaringan senat di tingkat fakultas. Nantinya, senat fakultas yang berjumlah lima orang per fakultas memiliki hak suara saat pilrek.

"Senat fakultas ada lima orang per fakultas. Dua orang dosen non-guru besar dan dua orang guru besar, serta dekan. Jadi, totalnya 40 orang dari delapan fakultas di Unila," jelasnya.

Adapun keseluruhan senat yang memiliki hak suara dalam Pilrek Unila sebanyak 40 orang. Delapan orang lainnya di luar senat fakultas meliputi lima suara dari pimpinan rektorat. Masing-masing rektor sekarang serta warek I sampai IV.

Kemudian, satu suara masing-masing dari Direktur Pascasarjana, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, serta Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu.

Hanung menerangkan, suara senat dalam pilrek baru 65 persen dari total hak suara pilrek. Adapun 35 persen suara sisanya merupakan milik Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

"Senat hanya bertugas mengantar bacarek. Nanti, Menristek Dikti akan memilih satu dari tiga nama terbaik," katanya.

Persyaratan

Untuk maju dalam Pilrek Unila, seorang bacarek harus memenuhi beberapa syarat. Antara lain, sudah harus mengemban jabatan lektor kepala dengan angka KUM 550. Kemudian, sehat jasmani dan rohani, termasuk bebas narkoba.

Hanung menerangkan, syarat lainnya berupa bebas dari utang dan kasus kriminal. Lalu, syarat tambahan, yakni memiliki integritas.

"Kita kan sudah MoU (memorandum of understanding atau nota kesepahaman) dengan kejaksaan terkait penerapan zona integritas. Maka, jangan ada praktik KKN (korupsi, kolusi, nepotisme)," jelas aseseor Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi ini.

Tingkatkan Fasilitas

Suara mahasiswa muncul menyambut Pilrek Unila yang akan berlangsung pada Juni 2019.

Rahmi, mahasiswi semester VIII Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, berharap rektor terpilih lebih memperhatikan fasilitas bagi mahasiswa. Misalnya, perpustakaan di tingkat fakultas.

"Harus ada perpustakaan yang memadai di fakultas. Jadi, mahasiswa nggak perlu jauh-jauh ke perpustakaan di depan GSG kalau mau garap skripsi. Apalagi, sekarang berkendara sudah nggak seleluasa dulu, bisa mudah dari satu tempat ke tempat lain," jelas Rahmi, Kamis (28/3/2019).

Untuk perparkiran, Rahmi berharap agar pengamanannya lebih ketat lagi. Misalnya, dengan pemasangan closed circuit television (CCTV).

Sementara Padila, mahasiswi Jurusan Administrasi Negara FISIP, berharap masalah kebersihan tak luput dari pimpinan kampus periode berikutnya.

"Kotak sampah di lingkungan Unila masih sangat kurang," kata Padila. "Fasilitas belajar mengajar juga harus meningkat. Kayak LCD, pakainya kadang harus bergantian. Harus ada penambahan LCD," ujar pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa FISIP ini. (Tribunlampung.co.id/Bayu Saputra)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved