Kehidupan Suku Togutil dan Kelompok yang Diduga Menewaskan 3 Pemburu di Halmahera Maluku Utara
Kehidupan Suku Togutil dan Kelompok yang Diduga Menewaskan 3 Pemburu di Halmahera Maluku Utara
Setelah mengenal dan dapat berbahasa Indonesia, mereka akhirnya tertarik untuk masuk agama Islam dan memakai hijab. Dari sini diajarkan tata cara berwudhu, baca tulis Al Quran hingga shalat.
Nurhadi mengaku, sudah ada sekitar 80 orang Togutil yang masuk Islam. Sebagian besar dari mereka saat ini kembali ke hutan, dan ada yang tinggal di pinggir hutan Kabupaten Halmahera Timur. Di sana mereka terbagi dalam beberapa titik lokasi dan hidup berkelompok.
“Meski kembali ke hutan tapi kami masih melakukan pengawasan dengan mengunjungi mereka setiap bulan dalam rangka pembinaan secara berkelanjutan. Mereka yang kembali ke hutan, paling tidak sudah mengetahui gerakan shalat dan setiap hari Jumat turun ke kampung untuk melaksanakan shalat Jumat di masjid,” kata Nurhadi.
Nurhadi mengakui di awal-awal memperkenalkan mereka budaya hidup bersih, baca tulis Al Quran, tata cara berwudhu dan sebagainya, mengalami banyak kendala, terutama bahasa.
“Awalnya itu mereka marah dengan pulpen karena tulisannya tidak seperti yang di papan, tapi lama-lama akhirnya mereka berdaptasi dan mau belajar hingga bisa,” kata Nurhadi lagi.
Kronologi Tiga Pemburu Tewas
Tiga pemburu tewas dan dua pemburu lain mengalami luka-luka di Desa Waci, Kecamatan Maba Selatan, Halmahera Timur, Maluku Utara, Jumat (29/3/2019).
Diduga mereka diserang sekelompok orang dari salah satu suku di Halmahera. Para pemburu tewas dengan luka anak panah dan senjata tajam.
Kapolres Halmahera Timur AKBP Driyano Andri Ibrahim mengatakan, sebanyak satu satuan setingkat pleton (SST) anggota polisi telah dikerahkan untuk mencari pembunuh tiga pemburu itu.
"Pasca-kejadian, saat ini pihak kepolisian dalam hal ini Polres Haltim dan Polsek Maba Selatan telah mengambil keterangan dari korban selamat yang sudah berada di Desa Waci.
Kami juga telah membentuk tim investigasi dalam rangka penyelidikan dan penyidikan terkait kasus ini," kata Driyano kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Senin (1/4/2019).
Polisi juga di-backup oleh beberapa anggota Koramil Maba dan anggota Kodim 1505 Tidore untuk mengadakan upaya penyelidikan dan penangkapan terhadap pelaku.
Terkait dengan dua korban yang selamat dalam penyerangan itu, Kapolres menjelaskan kondisinya saat ini secara psikologi sudah stabil.
Satu korban sudah leluasa bercerita dan memberikan keterangan ke penyidik tentang peristiwa yang dialami.