Tribun Pringsewu

Minum Racun dan Setrum Gagal, IRT di Pringsewu Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

Seorang ibu rumah tangga di Kabupaten Pringsewu nekat mengakhiri hidup dengan gantung diri.

Tribunlampung.co.id/Robertus Didik Budiawan
Warga melayat ke kediaman K Suparmi (52), warga RT 01/RW 02 Pekon Rejosari, Kecamatan Pringsewu, Kabupaten Pringsewu, yang ditemukan tergantung, Kamis, 4 April 2019. 

Namun, upaya itu dapat dicegah suaminya. 

Setelah itu, korban juga pernah berupaya bunuh diri dengan menyetrum lengannya.

Upaya itu kembali digagalkan suaminya.

Dari informasi yang diperoleh, korban mengidap diabetes sejak 10 tahun silam.

Korban sering mengeluh sakitnya tidak kunjung sembuh.

Polisi Ungkap Penyebab Ibu Tiga Anak di Pringsewu Tewas Terbakar

Kasus Ketiga 2019

Diketahui, peristiwa kematian dengan cara bunuh diri sudah yang ketiga kalinya di Kabupaten Pringsewu dalam kurun 2019 ini.

Pertama kali, bunuh diri dilakukan oleh Jaka Ardiansyah (25), warga RT 002/RW 006 Pekon Sukoharjo 3 Barat Kecamatan Sukoharjo, Rabu, 13 Maret 2019 pukul 11.00 WIB. 

Jaka nekat bunuh diri karena sakit yang tidak kunjung sembuh.

Bunuh diri yang paling ekstrem dilakukan oleh Suherni (45), warga Dusun II Pekon Podomoro, Kecamatan Pringsewu, satu hari kemudian, Kamis, 14 Maret 2019.

Suherni nekat membakar dirinya karena diduga sudah putus asa dengan sakitnya yang tidak kunjung sembuh.

Psikolog Unila Diah Utaminingsih mengatakan, setiap orang mempunyai kerentanan yang berbeda-beda.

Kerentanan dimaksud dalam menghadapi masalah dan dalam menghadapi tekanan kehidupan. 

Seseorang yang mampu menghadapi masalahnya, kata dia, memiliki endurance atau daya tahan yang bagus.

Kemudian kemampuan untuk meregulasi diri yang bagus.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved