HUT Ke-74 Kabupaten Lampung Utara Target Raih Rekor MURI Begawi

Laporan Wartawan Tribun Lampung Anung Bayuardi

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KOTABUMI - Pemerintah Kabupaten Lampung Utara (Lampura) sedang mempersiapkan rangkaian kegiatan memeringati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-74 Kabupaten Lampung tahun 2019.

HUT tahun ini menargetkan pecahkan rekor Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) “Begawi”.

Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Lampung Utara Ilham Akbar mengatakan, saat ini Pemkab Lampung Utara telah melakukan persiapan untuk memecahkan rekor muri Begawi dalam rangka menyambut HUT Lampung Utara.

HUT tahun sebelumnya, kabupaten setempat meraih piagam Rekor Muri Republik Indonesia menggelar “Nyubuk”.

Target tersebut pertama kali digelar di Provinsi Lampung.

Tujuan rekor MURI untuk mempertahankan nilai-nilai seni budaya dan adat Lampung Pepadun dan Sai Batin.

• Pol PP Lampung Utara razia PNS dan Warung Makan di Bulan Ramadan

“Ini pertama kalinya di Provinsi Lampung".

"Rekor MURI kali ini akan kita pecahkan Begawi diikuti sebanyak 1052 orang melibatkan orangtua, muli dan mekhanai, siswa SMP, siswa SMA se-Lampung Utara,” kata Ilham.

Ia berharap, Begawi ini bukan hanya pelaksanaan kegiatan yang biasa-biasa saja.

Tujuan utama adalah memberikan edukasi kepada anak cucu terkait apa saja rangkaian acara begawi yang sebenarnya.

Ilham juga berharap ke depan, ketika berbicara pagelaran adat Begawi, masyarakat luar daerah akan melirik Lampung Utara.

Pagelaran adat Begawi juga diharapakan akan menjadi kegiatan tahunan.

“Kita koordinasikan menjadi kalender wisata"

• 30 Persen Bus di Lampung Utara Tak Laik Jalan untuk Angkutan Lebaran

"Jadi ketika memasuki bulan Juni atau Juli masyarakat luar ingin melihat pertunjukan Begawi mereka akan datang ke Lampung Utara,” jelas Ilham.

Anak Minim Pemahaman Budaya

Tokoh Adat Lampung Utara Syahri Sutan Turunan Migo mendukung perhelatan Begawi dalam rangka HUT ke-74 Kabupaten Lampung Utara.

Menurutnya, kegiatan itu sangat positif melestarikan adat dan budaya dari masyarakat Lampung, serta mengenalkan kepada anak-anak sejak dini.

Menurutnya, saat ini banyak anak-anak minim pemahaman mengenal adat dan kebudayaan.

Itu karena beberapa faktor, diantaranya tidak minat untuk belajar, susah memelajari, orangtua (sesepuh) yang memang memahami adat dan kebudayaan berkurang.

“Untuk mengenalkan kembali, maka perlu diadakan suatu kegiatan, agar dikenal oleh orang-orang kebudayaan dari masyarakat Lampung," ujar Syhari. (*)