Ucapkan Subhanallah atau Masya Allah? Simak Penjelasan Ustaz Muhammad Solihin
Waktu pengucapan lafaz Subhanallah dan Masya Allah yang tepat, terkadang masih menjadi pertanyaan umat Muslim.
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Waktu pengucapan lafaz Subhanallah dan Masya Allah yang tepat, terkadang masih menjadi pertanyaan umat Muslim.
Berikut, penjelasan terkait waktu pengucapan lafaz Subhanallah dan Masya Allah sebagaimana disampaikan Ketua Pusat Pengkajian Studi Islam (PPSI) Universitas Muhammadiyah Lampung (UML), ustaz Muhammad Solihin.
Menurut ustaz Muhammad Solihin, lafaz Subhanallah dan Masya Allah merupakan bagian dari kalimat thayyibah, atau kalimat yang memiliki makna mengagungkan Keesaan Allah SWT.
"Ucapan Subhanallah dan Masya Allah merupakan kalimat thayyibah, kalimat yang baik untuk mengisi waktu zikir kita," kata ustaz Muhammad Solihin, Kamis (28/3/2019).
Kalimat thayyibah, menurut Solihin, ada banyak jumlahnya.
"Selain Subhanallah, ada juga kalimat thayyibah lainnya, semisal Basmallah, Alhamdulillah, tasbih, tahmid, dan lainnya," ungkap ustaz Muhammad Solihin.
Waktu Pengucapan Subhanallah dan Masya Allah
Ustaz Muhammad Solihin mengungkapkan, di masyarakat, lafaz Subhanallah lazim diucapkan saat melihat sesuatu yang mengagumkan.
• Subhanallah, Tinggal di Negara Minoritas Muslim, Gadis Cilik Ini Jadi Hafiz Quran di Usia 7 Tahun
"Semisal, melihat pemandangan laut atau gunung yang indah ciptaan Allah SWT," kata Solihin.
Sementara, lafaz Masya Allah diucapkan saat melihat sesuatu yang mengagetkan.
"Misal ada kecelakaan, lalu kita menyebut Masya Allah," ungkap Solihin.
Padahal, lafaz Subhanallah dan Masya Allah merupakan kalimat thayyibah yang bisa diucapkan saat melihat sesuatu yang menakjubkan.
Hal tersebut pun tidak sebatas hanya pemandangan yang dilihat.
Solihin mengungkapkan, menilik riwayat dari Abu Hurairah, dia berkata, "Suatu hari aku berjunub dan aku melihat Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam berjalan bersama para sahabat, lalu aku menjauhi mereka dan pulang untuk mandi junub. Setelah itu, aku datang menemui Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam."
Beliau bersabda: 'Wahai Abu Hurairah, mengapakah engkau malah pergi ketika kami muncul?' Aku menjawab, 'Wahai Rasulullah, aku kotor (dalam keadaan junub) dan aku tidak nyaman untuk bertemu kalian dalam keadaan junub. Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: Subhanallah, sesungguhnya mukmin tidak najis." (HR. Tirmizi).