Harga Cabai Merah Meroket, Pedagang Warung Makan Mengaku Kelimpungan

Laporan Wartawan Tribunlampung Dedi Sutomo

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, KALIANDA – Harga cabai merah di beberapa pasar di Lampung Selatan saat ini mencapai Rp 65 ribu perkilogram. Tingginya harga cabai merah ini dikeluhkan banyak pedagang warung makan.

Menurut Lisa, seorang pemilik warung makan di Kalianda. Tingginya harga cabai merah ini sudah sejak dua pekan terakhir. Kondisi ini membuat para pedagang warung makan seperti dirinya cukup kelimpungan.

“Harga cabai merah sekarang mahal. Sudah lama tetapi tidak turun-turun. Kita pusing juga, karena kan setiap hari kita butuh cabai merah,” ujarnya kepada tribun, Rabu (24/7).

Ia mengatakan kenaikan harga cabai merah ini sudah terjadi sejak sehabis lebaran di bulan Juni lalu. Harga cabai merah terus merangkak naik dari harga Rp 35 ribu perkilogram dan terus berfluktuasi.

“Sewaktu harga cabagai menyentuh Rp 50 ribu perkilogram, sempat turun menjadi Rp. 40 ribu. Tetapi kembali naik lagi sampai Rp. 65 ribu saat ini,” kata Lisa.

• Makin Pedas, Harga Cabai di Kalianda Rp 65 Ribu per Kg, Tanggamus Rp 70 Ribu per Kg

Tidak hanya pemilik rumah makan yang dibuat pusing dengan tingginya harga cabai merah. Para ibu rumah tangga pun mengaku dibuat pusing dengan tingginya harga komuditi tersebut saat ini.

“Ini sudah bertahan agak lama dengan harga setinggi ini. Biasanya dalam sepekan sudah turun kembali,” ujar Dina, seorang ibu rumah tangga.

• Dinas Pangan Sebut Faktor Ini Penyebab Harga Cabai Meroket

Sementara itu Ida seorang pedagang di pasar Kalianda mengaku, harga cabai merah memang saat ini cukup tinggi. Menurut dirinya, pedagang terpaksa menjual tinggi, karena harga cabai dari agen penjual besar juga sudah tinggi.

“Sebenarnya untuk pasokan tidak ada masalah. Tetapi memang harga dari pedagang  besarnya tinggi. Jadi kita pun menjualnya tinggi,” ujar dirinya.

Ia mengatakan, hanya harga cabai merah yang cukup tinggi. Sedangkan untuk cabai hijau relative masih stabil pada kisaran Rp. 35 ribu perkilogram.

Sedangkan untuk komuditi lainnya seperti bawang merah dan bawang putih tidak mengalami gejolak harga.

(Tribunlampung.co.id/dedi sutomo)