Tegal Mas Lampung
Kisah Thomas Riska Jatuh Bangun Menyulap Pulau Tegal Mas, Malam-malam Ngutang Pecel Ayam
Kisah Thomas Riska Jatuh Bangun Menyulap Pulau Tegal Mas, Malam-malam Ngutang Pecel Ayam
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
Kisah Thomas Riska Jatuh Bangun Menyulap Pulau Tegal Mas, Malam-malam Ngutang Pecel Ayam
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, PESAWARAN - Suasana di Pulau Tegal Mas pada Minggu siang itu sangat meriah. Di antara pengunjung yang berjubel, ada anggota DPR RI Ahmad Muzani bersama keluarga, ada pula Henry Yosodiningrat.
Ada juga artis sinetron Tessa Kaunang. Hebatnya, tampak pula konglomerat Gunawan Tjandra, owner Hotel Mulia Group.
Tegal Mas kini telah menjadi salah satu ikon pariwisata Lampung. Wisatawan dari berbagai kota berdatangan, bahkan sudah mulai pula wisatawan mancanegara.
Namun, di balik sukses itu, pengelola Tegal Mas Thomas Azis Riska justru melihat semua pencapaian tersebut adalah cobaan baginya.
• Thomas Riska Siapkan Shuttle Bus Bandara dan Landasan Pesawat di Pulau Tegal Mas Lampung
• Thomas Riska Menyusuri Surga Tersembunyi di Bawah Laut Pagar Jaya
"Saya sedang dicoba oleh Allah, diberi amanah untuk mengelola dan mengembangkan kawasan wisata ini hingga menjadi seperti sekarang. Semoga saya senantiasa mampu menjaga amanah ini dengan baik," kata Thomas saat berbincang dengan Tribun Lampung di Tegal Mas, belum lama ini.
Tegal Mas merupakan salah satu destinasi wisata, khususnya wisata bahari, di Lampung yang sedang hits. Banyak tamu yang sudah berkunjung ke sana menyebut Tegal Mas sebagai "Maldives ala Indonesia".
Cindy, seorang traveller dan penggemar kuliner yang setiap bulan melancong ke berbagai belahan dunia, mengaku sangat terkesan dengan keindahan alam yang tersaji.
Pejabat, pengusaha, ataupun artis nasional yang sedang berkunjung ke Lampung banyak yang mengagendakan waktu khusus ke Tegal Mas.
Ada yang bermalam sampai dua hari, seperti Gunawan Tjandra, pemilik Hotel Mulia dan Mulia Group. Ada pula yang semalam, dan yang balik hari.
Sukses yang diraih Thomas Riska tidak muncul dalam sekejap.
Anton, pengusaha inti sawit yang juga pemilik lahan di pulau tersebut, mengatakan, banyak orang melihat Thomas Riska dan Tegal Mas pada kondisi sekarang ketika semua sudah selesai dan usahanya sudah mulai berjalan.
• Kisah Thomas Riska Membangun Tegal Mas, Terkatung-katung di Tengah Laut Nyaris Diterkam Hiu
• Thomas Riska Pernah Dicap Orang Gila Saat Hendak Membangun Pulau Tegal Mas
Padahal, kata Anton, Thomas sampai jatuh bangun membangun kawasan wisata di pulau seluas 100 hektare tersebut.
"Orang-orang tidak tahu bagaimana kerasnya perjuangan Pak Thomas ketika baru mulai, saya lihat sendiri dia jam 11 malam masih menggergaji kayu," tuturnya didampingi sang istri, Ayin.
Anton punya lahan di pulau tersebut seluas 5,6 hektare, dan membuat Kampung Narada di sisi lain pulau.
Dia saksi mata yang melihat bagaimana Thomas Riska dan teman-teman dekatnya membabat hutan, membangun dermaga, membuat villa dan lainnya.
"Perjuangan yang sangat luar biasa dan saya yakin beliau menderita sekali kala itu. Tapi, orang-orang melihatnya sekarang ketika dia sudah sukses mengelola pulau," paparnya.
Thomas Riska pun mengaku banting tulang, bahkan sampai banting harga diri, ketika memutuskan menjadikan Pulau Tegal kawasan wisata bahari.
Tak sedikit air mata yang tumpah, dan begitu banyak doa yang ia panjatkan kepada Allah.
Juga, pengorbanan orang-orang terdekatnya, termasuk istri dan anak-anak, yang kepada mereka ia hampir tak punya waktu lagi.
Ditemani tiga orang yang selalu bersamanya saat membangun pulau, yakni Jaya, Heri, dan Ali, Thomas Riska kemudian menceritakan dari awal dia mendapatkan "amanah" tersebut.
Sekitar 1,5 tahun lalu, ia sedang duduk di bawah pohon di Puncak Mas, kawasan wisata alam yang ia kelola lebih awal. Datang seorang perempuan yang menawarkan asuransi.
Karena Thomas tak berminat, perempuan tersebut kemudian menawarkan tanah di Pulau Tegal Mas. Mulanya Thomas menolak.
• Kisah Thomas Riska Bangun Pulau Tegal Mas di Lampung yang Penuh Spot Instagramable
Tapi, setelah beberapa saat, ia jadi tertarik. Kepada Jaya, ia menyampaikan ketertarikannya. "Duitnya dari mana, Bang," kaya Jaya setelah tahu harga tanah itu.
Thomas nekat melanjutkan tawar menawar hingga akhirnya deal pada angka tertentu. Tapi, ketika itu, ia tidak punya uang bahkan untuk downpayment.
Alhasil, surat-surat rumah digadaikan, mobil beserta aset lain dijual.
Boleh dikata, Thomas modal nekat ketika mulai menjamah Pulau Tegal. Modalnya cekak. Tapi, ia berkeras hati.
Sampai-sampai, saudaranya yang PNS menyebut dia "gila" karena tidak melihat prospek apa-apa dari pulau tersebut.
Ketika ia mengerahkan puluhan orang untuk membabat pepohonan di sekitar pantai, kantongnya sedang kosong. Untuk membelikan makanan buat para pekerja, perlu duit banyak.
Ia tak kehabisan akal. Malam-malam ia meminta Jaya untuk menemui penjual pecel ayam di Desa Hanura. Beli? Bukan, ngutang dulu.
Ayamnya dibawa pulang oleh Jaya lalu disimpan di lemari es. Keesokan harinya baru digoreng oleh istrinya. Agar hemat, nasinya dimasak sendiri. Siangnya, menu itulah yang disajikan kepada para pekerja. (andi asmadi/bersambung)