Tegal Mas Lampung
Pelajaran Penting dari Bos Grup Mulia Gunawan Tjandra: Low Profile, High Profit, dan Low Cholesterol
Pelajaran Penting dari Bos Grup Mulia Gunawan Tjandra, yakni Low Profile, High Profit, dan Low Cholesterol
Penulis: Andi Asmadi | Editor: Andi Asmadi
Pelajaran Penting dari Bos Grup Mulia Gunawan Tjandra: Low Profile, High Profit, dan Low Cholesterol
Siapa sangka, pengelola Pulau Tegal Mas, Thomas Azis Riska, mengenal banyak pengusaha papan atas negeri ini. Suatu hari dia terbang ke Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, bertemu dengan konglomerat Haji Isam. Hanya selang beberapa hari kemudian, ia sudah bersenda gurau dengan Gunawan Tjandra, bos Grup Mulia. "Saya ini anak bawang, saya belajar bisnis dari mereka," katanya.
PRIA yang sedang duduk di kursi di atas bangunan terapung di Tegal Mas Resort itu terlihat biasa saja, tak ada beda dengan pengunjung lain. Malah, jauh lebih sederhana. Ia hanya mengenakan celana pendek warna cokelat dan kaos berkerah warna hijau.
Namun, dia ternyata adalah salah satu miliuner Indonesia. Namanya Gunawan Tjandra. Usianya sekitar 70 tahun namun terlihat jauh lebih muda dari usianya.
Gunawan adalah salah satu owner Grup Mulia yang mengelola sekitar 41 perusahaan, di antaranya Hotel Mulia Senayan, Kondominium dan Mal Taman Anggrek, hingga perusahan keramik Mulia.
• Thomas Riska: Keluarga adalah Motivasi Utama Kehidupan Saya
• Kisah Thomas Riska Jatuh Bangun Menyulap Pulau Tegal Mas, Bolak-balik ke Pantai Panggul Semen
• Kisah Thomas Riska Jatuh Bangun Menyulap Pulau Tegal Mas, Malam-malam Ngutang Pecel Ayam
Dua saudaranya adalah Eka Tjandranegara dan Djoko Tjandra. Jika menilik penampilannya, takkan ada yang mengenali dia sebagai salah satu konglomerat tanah air.
"Beliau ini guru saya, banyak petuah dan pelajaran bisnis saya dapatkan dari beliau," kata Thomas saat bincang bersama dengan Gunawan Tjandra dan Tribun Lampung di Tegal Mas, sepekan silam.

"Sebagai orang yang sudah malang melintang dalam dunia bisnis, beliau telah melalui banyak badai dan bisa tetap eksis sampai sekarang," ujarnya.
Gunawan sangat ramah dan sama sekali tak menunjukkan diri sebagai orang yang berkuasa dan mengelola usaha dengan jumlah karyawan puluhan ribu orang.
Saat berbincang dengan Tribun, ia menceritakan pengalaman hidupnya sedari kecil, mencoba peruntungan di luar negeri, lalu kembali ke Indonesia membangun bisnis hingga menuai sukses seperti sekarang.
Apa pelajaran penting yang ia sampaikan ke Thomas dan juga para pebisnis lainnya? "Berbisnislah dengan jujur, jangan berbohong," katanya.
Bagi dia, kejujuran merupakan hal yang sangat penting karena menjadi landasan dari setiap langkah ke depan.
Kapan sekali berbohong, maka bisnis yang dibangun dari kebohongan itu akan menjadi bisnis bohong-bohongan. Mungkin bisa menuai sukses tapi tidak akan lama.
Pelajaran penting lainnya dari Gunawan Tjandra adalah bersikap low profile. Jangan terlalu menonjolkan apalagi menyombongkan diri.
• Thomas Riska Siapkan Shuttle Bus Bandara dan Landasan Pesawat di Pulau Tegal Mas Lampung
Dengan bersikap low profile, banyak orang yang menjadi teman dan banyak orang yang akan datang untuk berbisnis bersama.
Namun, Gunawan mengingatkan, low profile saja tidak akan cukup. Ada dua hal lain yang menjadi dasar untuk kesuksesan berbisnis.
Apa itu? "Jadi, selain low profile, juga harus high profit," katanya. Maksudnya, bisnis yang dikelola harus bisa memberikan keuntungan yang besar.
Satunya apa lagi? "Harus low cholesterol," katanya lalu tertawa. Istilah low cholesterol yang dimaksudkannya adalah selalu menjaga kesehatan agar tidak gampang kena penyakit, di antaranya kolesterol tinggi.
Lalu, bagaimana ceritanya Gunawan Tjandra bisa sampai ke Tegal Mas?
Thomas yang sudah sejak lama mengenal Gunawan, suatu hari bertemu di Jakarta dan bercerita tentang kawasan resort tersebut. Ia mengenalkan Tegal Mas sebagai Maldives-nya Indonesia. Dijelaskanlah berbagai hal tentang pulau tersebut dan pesona wisatanya.
Tapi, tanggapan Gunawan tidak seperti yang ia harapkan. Malah, Gunawan cenderung tidak percaya apa yang ia paparkan.
Gunawan tak pernah membayangkan ada resort di Lampung yang memiliki potensi dan keindahan alam seperti yang diceritakan Thomas.
Karena itu, cerita Thomas disebutnya sebagai "ATM", istilah dalam bahasa Hakka atau Khek yang artinya terlalu banyak bicara.
• Kisah Thomas Riska Membangun Tegal Mas, Terkatung-katung di Tengah Laut Nyaris Diterkam Hiu
• Kisah Thomas Riska Bangun Pulau Tegal Mas di Lampung yang Penuh Spot Instagramable
Tapi, ketika Gunawan menginjakkan kaki ke Tegal Mas, penilaiannya berubah. Ia kaget melihat pesona alam termasuk potensi wisata bahari di sekitar Teluk Lampung. Dan, ia pun tanpa sungkan meminta maaf kepada Thomas karena telah salah menilai.
"Beliau sampai dua kali meminta maaf, beliau memang sangat rendah hati," ujar Thomas.(*)