Ular Derik Muncul dari Balik Kayu Gigit Anggota Brimob, Tak Disangka Korban Meninggal Dunia
Ular Derik Muncul dari Balik Kayu Gigit Anggota Brimob, Tak Disangka Korban Meninggal Dunia
Ular derik terdiri atas dua genus, yakni Crotalus sp. dan Sistrurus sp.
Nama ilmiahnya berasal dari kata Krotalon= penderik untuk genus Crotalus dan Seistro-uros (Seistro="gemerincing" dan uros="ekor") untuk genus Sistrurus.
Semua jenis ular derik hanya terdapat dan hanya bisa ditemukan di Amerika.
Sesuai dengan namanya, ular derik bisa menghasilkan bunyi gemericing dengan derik di ujung ekornya.
Tujuannya ialah untuk memperingatkan musuh agar tidak mengganggunya.
Derik tersebut tersusun dari zat tanduk kokoh berongga yang berupa segmen-segmen (ruas-ruas) dan dapat menimbulkan suara yang keras jika digetarkan.
Ruas derik tersebut semakin ke ujung, semakin kecil ukurannya.
Setiap ular derik berganti kulit akan tumbuh ruas derik yang baru.
Ular derik selalu mengangkat ekor deriknya meskipun tidak digunakan, tujuannya untuk menghindari rusakatau hilangnya derik tersebut.
Kebanyakan orang percaya bahwa setiap bertambah satu ruas, berarti umur ular itu bertambah juga.
Namun itu tidak benar karena jumlah segmen hanya bertambah setiap mereka berganti kulit, bukan karena bertambah umur.
Keistimewaanya yang lain yaitu, jika kita memotong kepalanya, kepala itu masih dapat mengigit.
Itu karena masih terdapatnya sinar infra merah yang terhubung dengan tubuhnya, itu menurut para ilmuan yang meneliti ular derik.
Jika ular derik menyuntikan racunya dengan dosis yang besar, ular itu membutuhkan hampir 1 bulan untuk memproduksi bisanya kembali.
Semua ular derik, racunnya bersifat hemotoksin (merusak sel darah merah).