Sepak Terjang Mengerikan Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya, Ternyata Remaja 17-18 Tahun

Sepak Terjang Mengerikan Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya, Ternyata Remaja 17-18 Tahun

facebook/marinus yung
Sepak Terjang Mengerikan Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya, Ternyata Remaja 17-18 Tahun 

Sepak Terjang Mengerikan Pimpinan KKB Papua Egianus Kogoya, Ternyata Remaja 17-18 Tahun

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID - Nama Egianus Kogoya menjadi sosok pentolan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang paling sering melakukan pada infrastruktur dan personel TNI saat ini.

Teranyar KKB Egianus Kogoya menyerang TNI yang mengawal pembangunan Jalan Trans Papua dan menewaskan Prada Usman Hambelo, Sabtu (20/7/2019) dan penyerangan Selasa (23/7/2019) yang gagal total dan bahkan mengakibatkan korban di pihak KKB Papua.

Jauh sebelumnya, Polri juga mencatat KKB pimpinan Egianus Kogoya juga sudah menebar teror di antaranya:

TNI Ungkap Sumber Senjata dan Dugaan Penyamaran KKB Papua yang Jadi Pejabat hingga Anggota DPRD

Guru Karate Jepang Lawan Prajurit Kopassus Haji Umar, Baru Beberapa Jurus Sudah Tumbang

1. Penembakan pesawat Dimonim Air 

Pada tanggal 22 Juni 2018, pesawat Twin Otter PK-HVU milik maskapai Dimonim Air rute Timika-Kenyam, ditembak di lapangan terbang Kenyam, Ibu Kota Kabupaten Nduga, oleh kelompok separatis Egianus Kogoya.

Akibat peristiwa itu, pesawat yang mengangkut masyarakat sipil rusak. Sementara Co-Pilot Irene Nur Fadila mendapat luka tembak.

2. Penembakan di Bandara Kenyam

Pada 25 Juni 2018, kelompok Egianus Kogoya menembaki pesawat Twin Otter Trigana Air yang saat itu disewa Brimob Polri.

Pasukan Brimob ini sedang bertugas untuk mengamankan pilkada. Dua orang juga terluka akibat insiden tersebut.

3. Penyekapan guru dan tenaga medis

Pada Oktober 2018, kelompok Egianus Kogoya pernah menyekap belasan guru yang sedang bekerja di SD YPGRI 1, SMPN 1 dan tenaga medis yang bertugas di Puskesmas Mapenduma, Nduga.

4. Penembakan di jalan Trans Papua

Pada Desember 2017, pekerja Trans Papua di Kecamatan Mugi diserang kelompok Egianus Kogoya. Pekerja proyek bernama Yovicko Sondakh meninggal dan seorang aparat luka berat.

5. Penyerangan terhadap pekerja PT Istaka Karya

Pada tanggal 1-2 Desember 2018, puluhan karyawan PT Istaka Karya yang bekerja untuk pembangunan jembatan Jalan Trans Papua di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi, disandera oleh kelompok ini.

Sebanyak 25 pekerja pembangunan jembatan itu kumpulkan dan dibawa ke Puncak Kabo dan kemudian dieksekusi.

Sebanyak 4 orang berhasil melarikan diri dari eksekusi, 2 orang tak diketahui keberadaannya, dan 19 orang dipastikan tewas berdasarkan keterangan salah satu korban selamat.

6. Penyerangan dan pembunuhan anggota TNI

Pada tanggal 3 Desember 2018, kelompok ini melalukan pengejaran terhadap karyawan yang melarikan diri menuju ke Distrik Mbua.

Kemudian, ketika para karyawan berlindung di Pos TNI 755/Yalet, kelompok ini melalukan penyerangan.

Hal itu mengakibatkan 1 anggota TNI bernama Serda Handoko tewas dan seorang lainnya, Pratu Sugeng mengalami luka-luka.

7. Penembakan helikopter TNI

Sejak tanggal 4 Desember 2018 hingga Rabu (5/12/2018), kelompok separatis Egianus Kogoya masih menduduki Distrik Yigi yang jaraknya 2 jam berjalan kaki dari Distrik Mbua.

Lantas, siapa sebenarnya Egianus Kogoya yang dianggap sebagai tokoh di balik konflik Nduga?

Pengamat Terorisme, Sidney Jones, menyebut kelompok Egianus Kogoya merupakan sempalan dari kelompok pimpinan Kelly Kwalik, komandan sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Kelly Kwalik tewas dalam penyergapan polisi pada 2009.

Egianus dan anak buahnya, dikenal lebih militan dan mayoritas berusia muda.

Dari catatannya, Egianus pernah membuat keributan saat Pilkada serentak Juli lalu, dalam upaya mencegah pelaksanaan pemilu.

"Biasanya OPM ini terdiri dari faksi-faksi.

Di Nduga, satu faksi yang berkuasa dan sempalan dari Kelly Kwalik yang dulu bergerak di Timika.

Tapi orang-orang ini muda dan lebih militan," ujar Sidney Jones kepada BBC News Indonesia, beberapa waktu lalu.

Kelly Kwalik terbunuh dalam sebuah operasi penyergapan tahun 2009.

Sidney mengharapkan Polri dan TNI menangkap Egianus Kogoya dan anak buahnya dalam keadaan hidup agar aparat bisa memperoleh informasi detail tentang jumlah anggota OPM yang tersisa, juga asal senjata yang didapat.

Ia juga berharap aparat tak serampangan dalam memburu kelompok tersebut apalagi sampai menyerang masyarakat sipil.

"Mudah-mudahan tidak ada penembakan terhadap orang sipil dan tidak ada penyiksaan terhadap orang setempat untuk mendapat informasi. Itu masalah yang terjadi di masa lalu," jelasnya.

Wakil Kepala Penerangan Kodam (Wakapendam) XVII/Cenderawasih Letkol TNI Dax Sianturi mengatakan, Egianus Kogoya merupakan pemimpin OPM yang sebelumnya berafiliasi dengan OPM pimpinan Goliath Tabuni di Kabupaten Puncak Jaya.

Selama terjadi kontak senjata antara TNI dan OPM, menurut Dax, sulit bagi pasukan TNI untuk memastikan keberadaan Egianus.

Sebab, anggota KKB selalu bersembunyi dalam hutan.

Sosok Egianus Kogoya (dilingkari) yang dianggap oleh TNI/Polri sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap berbagai aksi penembakan di Kabupaten Nduga, Papua
Sosok Egianus Kogoya (dilingkari) yang dianggap oleh TNI/Polri sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap berbagai aksi penembakan di Kabupaten Nduga, Papua (Istimewa)

Tak hanya itu, keberadaan Egianus Kogoya juga sulit dipastikan karena mereka selalu berpindah tempat setiap melakukan aksi.

Namun, menurut Dax, dapat dipastikan bahwa setiap aksi penembakan di Nduga dilakukan oleh kelompok separatis pimpinan Egianus Kogoya.

Menurut Dax, kelompok Egianus mengedepankan paham politik yang berlawanan dengan pemerintah.

Kelompok Egianus menolak mengakui pemerintah RI.

"Jadi Egianus Kogoya ini dalam catatan kami adalah kelompok yang secara politik bertentangan dengan NKRI.

Tak sedikit dari mereka memiliki catatan kriminal," ujar Dax di Jayapura, Rabu (31/7/2019).

Hingga kini, identitas Egianus Kogoya belum dapat dipastikan. Dax Sianturi pun mengaku tidak memegang data lengkap yang bersangkutan.

Namun, Victor Mambor, seorang jurnalis senior di Papua, mengaku sempat bertemu dengan Egianus Kogoya pada Januari 2019 di Distrik Mbua, Kabupaten Nduga.

Untuk bertemu dengan Egianus, ia menyebut ada pihak lain yang tidak bisa ia sebutkan membantu untuk membuatkan janji.

Pertemuan pun diatur pada tengah malam.

Sebelum bertemu, Victor Mambor memperkirakan, saat itu ia harus berjalan kaki sekitar 2 jam sebelum tiba di lokasi Egianus.

"Jalan gelap, saya ikut arahan saja.

Saya tidak tahu itu kami jalan ke arah mana, sampai tiba di perkampungan," kata Victor.

Rupanya, Egianus sudah menunggu Victor di dalam sebuah honai (rumah adat suku pegunungan).

Pertemuan pun berlangsung hanya sebentar, sekitar 15 menit.

Victor menggambarkan sosok Egianus seperti remaja.

Begitu pun anak buahnya yang dinilai masih tergolong muda.

"Usianya sekitar 17-18 tahun, yang ada di sekitar Egianus juga masih remaja, usia belasan tahun," ucap Victor.

Dari informasi yang ia dapat, Victor menyebut ayah Egianus bernama Silas Kogoya yang juga merupakan salah satu tokoh OPM.

Namun, kini ayahnya sudah meninggal.

Dari pembicaraan selama 15 menit, Victor menilai Egianus merupakan sosok terpelajar, berbeda dengan masyarakat lain yang ada di pegunungan.

Namun, Egianus yang mengetahui bahwa ia sedang berbicara dengan seorang jurnalis meminta agar hasil pembicaraan mereka tidak diberitakan.

Diminta kembali ke NKRI

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring meminta Egianus segera menyerahkan diri.

"Sampaikan sama dia, salam saya untuk Egianus Kogoya segera bergabung ke NKRI," kata Yosua.

Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring.
Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Yosua P Sembiring. (kompas.com/Dhias Suwandi)

Menurut Yosua, pasukan TNI yang ada di Nduga memiliki dua tugas pokok, yaitu penegakan hukum kepada kelompok kriminal bersenjata yang kerap melakukan penembakan dan mengawal pembangunan.

Namun, menurut Yosua, TNI juga dipastikan bisa melakukan langkah persuasif bila kelompok Egianus Kogoya memiliki iktikad baik untuk menyerahkan diri dan menyatakan siap bergabung dengan NKRI.

"Bahwa Egianus itu saudara kita semua. Hanya saja saat ini kita lagi tidak sepaham.

Untuk itu, kita rangkul dan mengajak dia untuk kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi," kata Yosua.

Anak Buahnya Kalang Kabut Masuk Jurang hingga Markas Direbut TNI, Egianus Kogoya KKB Papua Murka 

Serangan pasukan TNI ke markas Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Nduga, Papua membuat anggota kelompok tersebut kalang kabut hingga sejumlah orang terjun ke jurang.

Pimpinan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Kabupaten Nduga, Papua, Egianus Kogoya dikabarkan marah besar atas serangan pasukan TNI yang berhasil menduduki markasnya hingga melukai beberapa anggotanya.

Egianus Kogoya mengancam akan melakukan aksi serangan balas dendam terhadap TNI.

Apalagi, dalam serangan tersebut, pasukan TNI juga berhasil menyita senjata api dan amunisi sebanyak dua gerobak berisi ratusan butir peluru.

Terhitung per Selasa (23/7/2019), pasukan TNI secara gemilang berhasil menguasai markas KKB di Mugi. 

Lewat unggahan akun Facebook Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) pada 23 Juli 2019, disebutkan bahwa Panglima Kodap III Ndugama Egianus Kogeya telah memberikan laporan secara resmi kepada TPNPBNEWS.

Laporan itu terkait kronologi pada 23 Juli 2019.

 Seusai Mimpi Didatangi Para Jenderal hingga Pohon Besar Tumbang, Komandan TNI Nekat Gempur KKB Papua

 TNI Ungkap Sumber Senjata dan Dugaan Penyamaran KKB Papua yang Jadi Pejabat hingga Anggota DPRD

 Wajah Asli Evi Apita Maya dan Fakta Sebenarnya di Balik Kasus Foto Terlalu Cantik & Dianggap Menipu

Disebutkan, sejumlah 37 anggota prajurit TPNPB sedang tidur di markas kampung Ol Distrik Derakma pukul 05.30 subuh.

Saat itu, pasukan TNI melakukan serangan dan melakukan tembakan terhadap honai milik TPNPB.

Serangan ini menyakibatkan dua luka luka, satu orang hilang. Adapun 34 prajurit TPNPB dilaporkan lolos dari sergapan tersebut.

Pimpinan KKB Egianus Kogoya memberikan pernyataan setelah melakukan penyerangan pada Kamis (7/3/2019). (TribunVideo)
Pimpinan KKB Egianus Kogoya memberikan pernyataan setelah melakukan penyerangan pada Kamis (7/3/2019). (TribunVideo) 

Egianus Kogeya menyebutkan, penyerangan boleh saja terjadi namun pihaknya tidak akan mundur.

Egianus Kogeya pun mengancam akan melakukan aksi balas dendam atas serangan tersebut.

“Mohon dipantau oleh dunia dan wartawan, kami selalu siap balas dalam waktu ini kata Eginaus,” demikian keterangan dari akun Facebook TPNPBNews.

Berikut unggahan KKB Papua pimpinan Egianus Kogeya:

"TPNPBNews: Hari ini tanggal 23 Juli 2019 telah terjadi penyerangan Markas TPNPB Oleh pasukan TNI membuat 2 prajurit TPNPB luka2 dan satu orang hilang sedang di cari.

Kronologis, sejumlah 37 anggota prajurit TPNPB sedang tidur di markas kampung Ol Distrik Derakma Jam 5 .30 subuh. Dalam keadaan tidur Pasukan TNI menyerang dan melakukan tembakan membabi-buta terhadap honai milik TPNPB.

Serangan ini mengakibatkan 2 luka luka satu orang hilang dan 34 prajurit TPNPB lolos. selanjutnya akan di laporkan sekian Laporan Resmi dari Ndugama oleh Panglima Kodap III Ndugama Egianus Kogeya kepada Awak media TPNPBNEWS melalui tlpon selulernya sore ini.

Penyerangan terjadi juga di markas TPNPB KODAP III NDUGAMA hari ini sekitar jam 4:30, menyerang markas menyakibatkan 3 orang anggota TPNPB KODAP III terluka ringan dan satu pucuk senjata jenis kecil (pistol) dan 2 gerobak peluruh milik TPNPB KODAP III berhasil direbut oleh pasukan TNI/POLRI INDONESIA.

Penyerangan boleh terjadi Namun kami tidak akan mundur sedikitpun dan kami tetap akan berperang sampe kami merebut hak penentuan nasib sendiri, hal ini dengan dikatakan oleh Panglima Kodap III, Brigjen Egianus Kogeya. Mohon dipantau oleh dunia dan wartawan, kami selalu siap balas dalam waktu ini kata Eginaus. Admin TPNPBNews.

Artikel ini dikompilasi dari bbc news indonesia berjudul: Siapa Egianus Kogoya, 'otak' serangan pekerja proyek di Papua dari Kompas.com dengan judul "Tokoh di Balik Konflik Nduga, Siapa Egianus Kogoya?"

 
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved