Tribun Bandar Lampung
Mischa, Stella, dan Nikolas Juara Lomba Pidato Bahasa Mandarin Tema 'Aku Cinta Indonesia' di MBK
Dengan mengusung tema "Aku Cinta Indonesia", peserta diminta merepresentasikan kecintaannya pada Indonesia melalui bahasa Mandarin.
Penulis: sulis setia markhamah | Editor: Daniel Tri Hardanto
TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BANDAR LAMPUNG - Sebanyak 26 peserta mengikuti grand final Lomba Pidato Bahasa Mandarin Se-Provinsi Lampung 2019 yang digelar Badan Koordinator Pendidikan Bahasa Mandarin Lampung di lantai 1 Mal Boemi Kedaton (MBK), Bandar Lampung, Sabtu (3/8/2019).
Dengan mengusung tema "Aku Cinta Indonesia", peserta diminta merepresentasikan kecintaannya pada Indonesia melalui bahasa Mandarin.
Di panggung bernuansa merah, peserta dewasa memulai dengan menyampaikan kecintaannya pada Indonesia melalui bahasa Mandarin terlebih dahulu, baru kemudian dilanjutkan dalam bahasa Indonesia.
Lomba dilanjutkan dengan peserta remaja atau SMP.

Saat sampai pada peserta kategori anak-anak atau SD, mereka hanya diminta menyampaikan kecintaannya pada Indonesia dengan bahasa Mandarin.
Setelah itu mereka diminta membacakan cerita berbahasa Mandarin melalui undian yang kemudian ditampilkan di layar proyektor.
Sempat ada kejadian lucu saat seorang peserta nomor urut 4 yang grogi. Ia terhenti sejenak karena lupa dengan apa yang hendak disampaikannya sebelum akhirnya melanjutkan pidatonya.
Meskipun diberi waktu 2,5 menit, kebanyakan peserta menyelesaikan lomba dalam waktu kurang dari 1,5 menit.
Menariknya lagi, semua peserta tampil dalam balutan pakaian batik.
• Danrem dan Ketua PSMTI Hadiri Grand Final Lomba Pidato Bahasa Mandarin
• Artis Mandarin Andy Lau Ternyata Punya Anak di Indonesia, Baru Terungkap Setelah 22 Tahun
Dalam pengumuman pemenang, Mischa Denise Tjahjadi, siswi kelas 5 SD Pelita Bangsa, keluar sebagai pemenang kategori anak-anak.
Saat tampil, Mischa memang terlihat begitu percaya diri.
Dengan gestur tubuhnya, ia menyampaikan wujud kecintaannya pada Indonesia.
"Aku menyampaikan soal Tanah Air seperti seorang ibu yang merangkul kita dengan beragam perbedaan. Dan Indonesia juga adalah tanah yang subur," kata Mischa kepada Tribunlampung.co.id seusai penobatan pemenang.
Setelah lolos ke grand final, Mischa selalu melatih kemampuan berbahasa Mandarin bersama sang ibu.
"Seneng banget bisa menang. Tadi juga nggak grogi. Pokoknya tampil pede," ungkap bocah imut ini.
Yina Zhang, ibu Mischa, mengaku bangga atas raihan anaknya.
Yina mengatakan, kakak Mischa sebelumnya juga pernah dua kali juara lomba serupa.
"Sekarang gantian adiknya. Ini baru pertama kali dia ikut lomba. Kakaknya sudah SMA," beber Yina.

Sementara Stella Marcellina didapuk menjadi pemenang kategori remaja.
Siswi kelas 3 SMP Pelita Bangsa ini menyampaikan alasannya mencintai Indonesia.
"Karena walaupun Indonesia memiliki berbagai suku budaya, bahasa, kita tetap satu dalam balutan Bhinneka Tunggal Ika. Walaupun berbeda-beda, tapi tetap satu," ungkapnya.
Nikolas Albertus, pemenang kategori dewasa, mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang berpotensi menjadi besar dan maju jika dikelola dengan baik.
"Indonesia memiliki 17 ribu pulau dengan beragam bahasanya, suku budayanya. Menandakan Indonesia negara yang unik," beber alumni SMA Xaverius Bandar Lampung ini.
Nikolas mengaku senang bisa menjadi jawara.
"Pasti sangat senang. Di luar ekspektasi. Saya juga berharap semakin banyak masyarakat Lampung yang belajar bahasa Mandarin karena diprediksi ke depannya menjadi bahasa penting," kata Nikolas.
Pemenang juara 1 ini masing-masing mendapatkan uang Rp 1 juta dari Bank Utomo.
Selain itu untuk kategori anak mendapatkan IMOO Z2 dan masing-masing handphone Oppo A5s untuk juara 1 remaja dan dewasa.
• Bunda Eva: Bahasa Mandarin Bisa Jadi Bahasa Pengantar, Tapi NKRI Harga Mati
Mereka juga mendapatkan piagam penghargaan dan trofi.
Selain itu juga mendapatkan uang tunai dari Ketua TP PKK Bandar Lampung Eva Dwiana.
Sementara juara 2 mendapatkan uang Rp 750 ribu dan juara 3 Rp 500 ribu.
Ada juga tambahan uang pembinaan dari Eva.
Sementara kategori favorit masing-masing mendapatkan uang tunai Rp 300 ribu.
Ketua Badan Koordinator Pendidikan Bahasa Mandarin Lampung Steven Cheng berharap, kegiatan ini memberikan banyak dampak positif untuk melestarikan bahasa Mandarin dan semakin banyak orang yang mau belajar bahasa Mandarin.
"Itu salah satu alasannya mengapa kita gelar grand finalnya di mal. Agar semakin banyak orang yang melihat dan tertarik untuk belajar, agar banyak yang tahu kalau bahasa Mandarin sudah semakin berkembang di tengah masyarakat," kata Steven.
Untuk lomba bahasa Mandarin skala provinsi Lampung ini diakuinya baru pertama kali diadakan dan apresiasinya sungguh luar biasa.
Sebelumnya hanya dilakukan skala Bandar Lampung dan juga internal saja.
"Mudah-mudahan bisa terus berlanjut ke depannya," imbuh sekretaris PSMTI Lampung ini.
Sebelumnya ada 178 peserta dari 12 sekolah dari kabupaten/kota di Lampung yang hadir di tahap penyisihan 27 Juli lalu di Golden Bistro.
Steven berharap, perkembangan bahasa Mandarin di Lampung semakin baik dan salah satunya didorong melalui acara semacam ini.
Anak-anak tidak mendapatkan pengalaman belajar bahasa Mandarin di kelas saja.
Tetapi bisa langsung asah mental dan kemampuan di atas panggung. Terbiasa berbicara Mandarin di depan umum.
• Ucapan Imlek 2019 dalam Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Bahasa Mandarin
Menurutnya, bahasa Mandarin merupakan bahasa pengantar setelah bahasa Inggris yang juga penting untuk dipelajari dan juga dipahami.
"Dua kali setahun kami juga menggelar tur ke Tiongkok untuk memperkenalkan bahasa Mandarin secara langsung kepada masyarakat Lampung," imbuh Steven.
Hadir pula dalam acara itu Danrem 043/Garuda Hitam Kolonel Inf Taufiq Hanafi, sponsor utama Thamrin Wahyu Utomo, Kadisdikbud Lampung Sulpakar, Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Lampung Christian Chandra, dan anggota DPRD Kota Bandar Lampung terpilih Mungliana.
(Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah)