Perampokan Sadis di Ulubelu

BREAKING NEWS - Polda Lampung Langsung Turunkan Tim Ungkap Perampokan Sadis di Sinar Banten Ulubelu

Kasus perampokan Pekon Sinar Banten Ulubelu Kabupaten Tanggamus, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Lampung turunkan satu tim.

Penulis: hanif mustafa | Editor: Teguh Prasetyo
Tribun Lampung/Hanif
Supriadi (57) menjalani perawatan intensif di Ruang Anggrek Rumah Sakit Imanuel, Bandar Lampung, Senin, 12 Agustus 2019. Supriadi menjadi korban perampokan sadis di Ulu Belu, Tanggamus, Sabtu, 10 Agustus 2019 lalu. 

Dibrondong Senpi

Dua hari sudah, Supriadi (57), menjalani perawatan intensif di Ruang Anggrek, Rumah Sakit Imanuel, Bandar Lampung.

Supriadi menjadi korban pencurian dan penganiayaan oleh kawanan perampok dirumahnya sendiri di Pekon Sinar Banten Ulubelu Tanggamus pada Sabtu 10 Agustus 2019 sekitar pukul 02.30 wib.

Pantauan Tribun Lampung, Supriadi dirawat secara intensif di ruang 401 lantai 4.

Dua selang masih tertancap di kepalanya, tepat dibagian luka bacok yang diberikan oleh kawanan perampok saat melakukan perlawanan.

Perban pun masih menempel di kepalanya. Supriadi pun masih terbaring diatas ranjang lantaran selain luka di kepala, ia juga terkena luka tembak di kedua kaki dan tangan kanan.

Saat ditemui, Supriadi mengaku lebih baik dibandingkan sebelum saat setelah terjadi peristiwa perampokan.

"Dua hari disini, baru operasi, jadi sempat dirawat ke Pringsewu terus dirujuk kesini, ya ginilah (kondisinya)," katanya, Senin 12 Agustus 2019.

Supriadi pun menuturkan kejadian bermula saat ia tengah terlelap tidur bersama anak dan istrinya.

"Itu sekitar jam 3 pagi, saya kebangun mendengar orang mukul pintu rumah belakang," ungkapnya.

Supriadi pun kaget mengetahui jika pintu rumahnya bagian bawah dijebol oleh kawanan perampok menggunakan palu godem.

"Jadi masuknya merangkak dari pintu bagian bawah yang dijebol," ujarnya pelan.

Perampokan Money Changer, Karyawati Rebut Pistol dan Todong Balik Perampok

Supriadi mengaku setidaknya ada empat pelaku yang masuk kedalam rumahnya, dengan membawa senjata api, obeng, senter dan godem.

"Kemudian saya minta tolong, saya teriak-teriak ada 10 kali saya teriak sampai suara saya serak," ujarnya.

Namun teriakan tolong Supriadi tak mengundang warga, melainkan empat perampok tersebut langsung menuju kamarnya.

Halaman
123
Sumber: Tribun Lampung
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved