Perjalanan ke Tiongkok

Beijing, Dibekap Macet hingga Lahir Sepeda Barcode

Beijing, Dibekap Macet hingga Lahir Sepeda Barcode. Beijing, ibu kota Tiongkok, merupakan kota terbesar kedua di negeri panda setelah Shanghai.

Penulis: Andi Asmadi | Editor: wakos reza gautama
ISTIMEWA
MOBIKE - Pemred Tribun Lampung Andi Asmadi hendak mencoba sepeda Mobike di salah satu sudut kawasan Kota Beijing, Tiongkok, Senin (12/8/2019). 

TRIBUNLAMPUNG.CO.ID, BEIJING - Beijing, ibu kota Tiongkok, merupakan kota terbesar kedua di negeri panda setelah Shanghai.

Sama seperti Jakarta, problem terbesar Beijing adalah kemacetan.

Uniknya, sepeda tersebar di mana-mana di setiap sudut kota. Dan, tak hilang meski sudah berhari-hari!

BEIJING menjadi kota pertama yang dikunjungi oleh rombongan pemred dan pemimpin media dari Lampung, atas undangan Konjen Tiongkok di Medan dan difasilitasi oleh PSMTI Lampung dan Han Yuan Chinese Learning Center

Penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Bandara Internasional Beijing menggunakan Garuda GA 890 menghabiskan waktu sekitar 7 jam 15 menit.

Beijing menjadi tempat perhentian pertama dengan kegiatan kunjungan ke tempat wisata Tembok Besar.

Inilah kota yang menjadi pusaran utama politik Tiongkok: di sini ada Istana Presiden sebagai pusat pemerintahan, dan di sini juga ada Lapangan Tiananmen yang sangat legendaris itu, serta Istana Kaisar yang dijuluki Forbidden City.

Ketika rombongan keluar dari Bandara Beijing, cerita pertama yang disampaikan oleh Steven, pemandu lokal yang fasih berbahasa Indonesia, adalah kondisi lalulintas yang mulai terjebak kemacetan, terutama di jalan-jalan utama.

Dengan luas wilayah 16,8 ribu kilometer persegi yang dihuni sekitar 21,5 juta penduduk, Beijing menjadi salah satu kota terpadat di dunia.

Dan, semakin padat bersama sekitar 7 juta unit mobil yang setiap hari lalu lalang.

Macet pun jadi santapan sehari-hari warga ibu kota.

Mau Jadi Pahlawan, Naiklah ke Tembok Besar

Cerita kemacetan di Beijing sudah mendunia sejak Agustus 2010 lalu.

Ketika itu, di jalan raya nasional jalur Beijing-Tibet, kemacetan terjadi hampir 100 kilometer dan berlangsung lebih dari 10 hari.

Apa yang dilakukan Beijing untuk mengatasi kemacetan Sejak 2010, Beijing sudah memberlakukan kebijakan ganjil genap untuk pelat kendaraan yang hendak memasuki kawasan jalan tertentu.

Cara ini cukup ampuh menekan kemacetan, namun kemudian mulai tak ampuh ketika jumlah kendaraan semakin banyak.

Sumber: Tribun Lampung
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved