Sayembara Rp 10 Juta Menghilang dari Twitter, Mahfud MD: Link Error
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD geram dengan tuduhan yang menyebut dirinya mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikal di Indonesia.
Penulis: Romi Rinando | Editor: Daniel Tri Hardanto
Mahfud MD mengatakan, dirinya yakin tak akan ada yang berani mengikuti sayembara.
"Enggak bakalan ada yang menang, enggak bakalan ada yang berani," kata Mahfud MD.
Pasalnya, Mahfud MD dengan tegas mengungkapkan bahwa dirinya tak pernah mengaitkan bendera tauhid dengan gerakan radikal.
"Karena saya menyatakan, saya itu tidak pernah mengaitkan bendera Tauhid Laillahaillalah Muhamadarasulullah itu sebagai bendera radikal."
"Ketika orang mengatakan itu radikal, saya tidak pernah mengatakan itu," tegasnya.

Sehingga, ia menantang pada setiap orang yang berani menunjukkan statement Mahfud MD soal bendera tauhid tersebut.
Baik itu dari media rekam hingga media-media lainnya.
"Oleh sebab itu, saya tantang siapapun yang pernah merekam saya atau mendengar saya atau mencatat saya di berbagai tempat atau ada di cuitan saya."
"Bahwa radikalisme itu identik dengan kalimat tauhid, siapapun yang bisa menunjukkan itu akan saya bayar setiap orang yang menemukan itu, Rp 10 juta," jelas Mahfud MD.
• Nyaris Ditipu, Mahfud MD Malah Kerjai Balik Sang Penipu
• Ahok Disebut Jadi Kuda Hitam di Pilpres 2024, Simak Pendapat Mahfud MD Sebelumnya
• Nomor WA Temannya Minta Rp 7 Juta, Mahfud MD Transfer Rp 70 Juta hingga Akhirnya Jadi Begini
Demi membuktikkan bahwa dirinya tak pernah mengaitkan dua hal tersebut, Mahfud MD mengatakan bahwa di rumahnya terdapat sejumlah kalimat tauhid.
"Saya meyakinkan diri tentang itu, karena saya memang tidak menganggap bahwa orang membawa bendera tauhid itu radikal."
"Wong di rumah saya banyak kalimat Tauhid, di rumah saya ini, tanyakan saja pada reporter Anda ini di sebelah kiri saya ada kalimat Tauhid."
• 350 ASN Pemkot Bandar Lampung Terima Piagam Penghargaan SLKS
• KPK Umumkan 4 Tersangka Baru e-KTP, Beberkan Peran Tersangka Miryam Anggota DPR RI Sampai Tanos
• Kesaksian Jemaah Haji asal Lampung soal Heboh Video Banjir di Makkah
• 727 Mahasiswa Pascasarjana Ikuti PSAP Unila
"Allahusomad, hanya Allah-lah tempat meminta. Itu lukisan Amri Yahya tahun 82. Saya pasang di ruang saya," ucap pakar tata hukum negara tersebut.
Mahfud MD kembali menegaskan, dirinya tak pernah mengaitkan bendera Tauhid dengan gerakan radikal meski beberapa orang menghubungkan dua hal tersebut.
"Jadi saya begini, saya tidak pernah mengatakan meskipun banyak yang mengaitkan bendera Laillahaillallah itu dengan radikalisme. Tapi saya tidak sendiri sependapat dengan itu," tutur Mahfud MD.